Inflasi, dengan segala implikasi dan dampaknya, kerap menjadi ancaman yang memicu kecemasan di berbagai negara di seluruh dunia. Tingkat inflasi yang tinggi dapat merangsang efek domino, memicu resesi, dan bahkan membawa risiko terhadap stabilitas ekonomi hingga potensi kebangkrutan. Fenomena inflasi sendiri adalah gejala ekonomi yang mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain, dan mempunyai akar penyebab yang kompleks.
Dalam tulisan ini, HSB Investasi akan menjelaskan beragam jenis inflasi yang dikelompokkan dalam beberapa kategori yang berbeda. Pengetahuan tentang jenis-jenis inflasi ini akan membantu Sobat Trader mengambil tindakan yang cerdas dalam upaya meraih peluang profit. Tak kalah penting, menghindari risiko-risiko yang dapat mengakibatkan kerugian dalam aktivitas trading Anda.
Berdasarkan Tingkat Keparahan
Jika dilihat dari tingkat keparahannya, inflasi ekonomi yang dialami suatu negara dapat dikategorikan dalam 4 tingkatan berbeda, antara lain:
1. Inflasi Ringan
Inflasi ringan adalah salah satu jenis inflasi yang terjadi ketika tingkat kenaikan harga-harga barang dan jasa di masyarakat relatif rendah. Lalu, berapakah nilai Inflasi dengan tingkatan ringan? Jika suatu perekonomian memiliki nilai inflasi dalam rentang antara 1-3% per tahun, maka inflasinya masuk ke dalam kategori ringan.
Inflasi ringan seringkali dianggap sebagai hal yang wajar dalam perekonomian suatu negara karena dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan membantu mengatasi masalah pengangguran.
2. Inflasi Sedang
Inflasi sedang adalah salah satu jenis inflasi yang terjadi ketika tingkat kenaikan harga barang dan jasa berada di antara level 10-30% per tahun. Tingkat inflasi sedang biasanya belum membahayakan roda perekonomian negara, namun dampaknya mulai terasa oleh masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Pada satu sisi, inflasi sedang dapat membantu pertumbuhan ekonomi karena dapat mendorong konsumen untuk menggunakan uang mereka lebih cepat dan mendorong perusahaan untuk melakukan investasi. Namun, disisi lain, inflasi sedang juga dapat menimbulkan ketidakpastian bagi investor dan konsumen karena tidak jelas apakah tingkat inflasi akan tetap stabil atau akan meningkat lebih tinggi.
3. Inflasi Berat
Tingkat inflasi berat adalah kondisi di mana harga barang dan jasa mengalami kenaikan antara 30-100% per tahun. Kenaikan harga yang berkelanjutan ini menyebabkan berbagai dampak buruk bagi perekonomian negara, seperti melemahkan nilai tukar mata uang, meningkatkan biaya produksi, menurunkan daya beli masyarakat, dan meningkatkan jumlah pengangguran.
4. Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah kondisi di mana terjadi peningkatan harga yang sangat cepat dan besar-besaran dalam suatu negara. Peningkatan harga ini bisa terjadi dalam waktu yang relatif singkat dan seringkali mencapai angka 50% per bulan.
Dampak dari hiperinflasi yang cepat dapat menghancurkan nilai tukar mata uang, dan membuat harga barang serta jasa menjadi tidak terjangkau bagi kebanyakan orang. Pada akhirnya, hal ini dapat mengakibatkan kerusuhan sosial, kekurangan bahan makanan dan obat-obatan, dan bahkan kebangkrutan negara.
Berdasarkan Penyebabnya
Selain berdsarkan tingkat keparahannya, kamu juga perlu mengenali jenis inflasi berdasarkan penyebab yang melatarbelakanginya. Apa saja jenis-jenisnya?
1. Demand Pull Inflation
Demand pull inflation adalah kenaikan harga barang dan jasa yang disebabkan oleh permintaan yang lebih besar dari penawaran dan para produsen tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.
Contohnya adalah kelangkaan Bahan Bakar Minyak yang mengakibatkan kenaikan harga BBM. Kondisi ini disebabkan karena negara tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga negara melakukan pengurangan subsidi untuk mengalokasikan APBN ke impor minyak mentah atau olahan.
2. Cost Push Inflation
Cost push inflation merupakan jenis inflasi yang terjadi ketika biaya produksi, seperti biaya tenaga kerja, bahan baku, atau pajak, meningkat dan produsen memutuskan untuk menaikkan harga untuk menutupi biaya tambahan tersebut.
Contoh dari cost push inflation adalah kenaikan harga minyak mentah yang akan meningkatkan biaya produksi di seluruh industri, terutama di sektor transportasi dan manufaktur yang sangat bergantung pada bahan bakar. Biaya produksi yang lebih tinggi ini kemudian dapat menyebabkan peningkatan harga barang dan jasa secara umum, dan pada akhirnya mendorong inflasi.
3. Bottle Neck Inflation
Bottle neck inflation terjadi ketika penawaran barang dan jasa tidak dapat memenuhi permintaan yang meningkat. Ini terjadi akibat gangguan produksi atau pasokan, seperti bencana alam, atau kelangkaan bahan baku. Dalam situasi ini, permintaan atas barang dan jasa yang tersedia melebihi pasokan, sehingga produsen dapat menaikkan harga untuk mengeksploitasi situasi tersebut.
Contoh situasi jenis inflasi ini adalah krisis minyak tahun 1970-an, di mana permintaan minyak global meningkat dan menyebabkan kelangkaan pasokan minyak diiringi kenaikan harga minyak yang drastis. Situasi ini memicu kenaikan harga produk-produk lain dan menyebabkan inflasi yang signifikan.
Berdasarkan Sumbernya
Berikutnya adalah 2 jenis inflasi berdasarkan sumber-sumbernya:
1. Domestic Inflation
Inflasi domestik adalah inflasi di suatu negara yang bersumber dari dalam negeri. Ini disebabkan oleh peningkatan jumlah uang yang beredar atau karena peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa tertentu yang menyebabkan kenaikan harga.
2. Imported Inflation
Imported inflation terjadi ketika harga barang impor naik secara signifikan, yang kemudian berdampak pada kenaikan harga produk-produk di dalam negeri. Hal ini terjadi karena kebanyakan negara bergantung pada transaksi impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Ketika nilai tukar mata uang domestik melemah terhadap mata uang negara asal barang impor, maka harga barang impor tersebut akan naik. Kenaikan harga ini akan berdampak pada kenaikan biaya produksi bagi produsen, terutama yang menggunakan bahan baku impor.
Berdasarkan Kecepatannya
Jenis kategori inflasi lainnya dapat dilihat berdasarkan kecepatan inflasi yang terjadi dalam suatu perekonomian. Secara garis besar, ada tiga jenis inflasi yang masuk dalam kategori ini, antara lain:
1. Wild Inflation
Wild inflation adalah situasi di mana tingkat inflasi suatu negara meningkat secara dramatis dan tak terkendali dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dalam kondisi ini, harga barang dan jasa melambung tinggi secara tiba-tiba dan tidak proporsional dengan kenaikan pendapatan atau produktivitas ekonomi suatu negara.
Contoh wild inflation adalah krisis moneter pada tahun 1997-1998 selama krisis keuangan Asia. Pada saat itu, tingkat inflasi di Indonesia meningkat secara dramatis pada tahun 1998. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti devaluasi rupiah yang signifikan, pengendalian moneter yang tidak tepat dari bank sentral, dan kepanikan investor yang memicu lonjakan harga barang secara menyeluruh.
2. Galloping Inflation
Galloping inflation adalah suatu kondisi di mana tingkat inflasi meningkat secara dramatis dan tidak terkendali, hingga mencapai setidaknya 10% per tahun. Pada umumnya, galloping inflation terjadi ketika suatu negara mengalami krisis ekonomi yang sangat serius seperti perang, konflik politik, atau bencana alam yang mengakibatkan penurunan produksi.
Jenis inflasi ini ditandai dengan siklus kenaikan harga, upah, dan biaya produksi yang terus-menerus dan memicu kenaikan harga lebih lanjut. Ketika spiral inflasi berlanjut, konsumen dan investor kehilangan kepercayaan pada mata uang, sehingga menurunkan nilainya dengan cepat.
3. Skyrocketing Inflation
Skyrocketing inflation adalah jenis inflasi yang lebih parah daripada galloping inflation, di mana tingkat inflasi meningkat dengan sangat cepat dan signifikan hingga menembus angkat 30% per tahun.
Dalam kondisi ini, tingkat kenaikan harga menjadi sangat tinggi dan tajam, hingga sulit dikendalikan oleh pemerintah karena terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Skyrocketing inflation biasanya terjadi akibat faktor eksternal yang memengaruhi perekonomian seperti kenaikan harga minyak dunia atau krisis ekonomi global.
Untuk bisa mendapatkan informasi tentang kenaikan harga minyak dunia maupun kondisi perekonomian global terupdate, kamu bisa mengaksesnya melalui platform atau aplikasi trading HSB Investasi, sebuah broker forex terandal dan dipercaya jutaan trader Indonesia.
Tim profesional market analist HSB secara rutin akan mengirimkan informasi pasar terupdate dan analisa harian yang bisa Sobat Trader terapkan untuk meraih peluang profit trading lebih dari 45 instrumen keuangan terpopuler dunia secara aman.
Gak cuma aman karena telah teregulasi BAPPEBTI, HSB Investasi juga berkomitmen mengedepankan prinsip transparansi transaksi di bawah pengawasan Indonesian Clearing House dengan menyimpan dana trading nasabah di rekening seggregated account yang telah disetujui oleh BAPPEBTI.
Kombinasi keamanan dan kecanggihan aplikasi HSB dapat menjadi andalanmu dalam meraih profitabilitas trading dari pergerakan harga instrumen di pasar. Cukup dengan tiga langkah simple berikut, Sobat Trader sudah bisa memulai petualangan trading modern ala HSB:
- Registrasikan akun trading
- Masukkan deposit
- Pasang posisi transaksi dengan profitabilitas terbaik
Jadi tunggu apalagi? Raih potensi keuntunganmu bersama HSB Investasi, sekarang juga!
DISCLAIMER
—
Artikel ini ditujukan sebatas sebagai sumber informasi dan edukasi serta tidak ditujukan sebagai sumber utama pemberian saran. Perlu dipahami bahwa aktivitas finansial investasi dan trading memiliki tingkat risiko yang perlu dikelola dengan baik. Pastikan Sobat Trader telah memahami potensi risiko yang mungkin muncul agar dapat meminimalisir kerugian di masa yang akan datang.
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- 6 Faktor Penting dalam Menghitung Risiko Portofolio
Mengelola portofolio investasi bukan hanya tentang memilih aset yang bisa memberikan return maksimal, tetapi juga tentang memahami dan mengelola ri...
- Bagaimana Hubungan Antara Risk & Return Investasi?
Dalam dunia investasi, dua konsep yang tidak bisa dipisahkan adalah risk dan return. Investor selalu berusaha memaksimalkan return dari investasi m...
5 Manfaat Menghitung Risk dan Return PortofolioDalam dunia investasi, risk dan return adalah dua faktor utama yang harus dipertimbangkan oleh setiap investor. Ketika membuat keputusan investasi,...
- Jenis-Jenis Return Portofolio yang Dapat Diukur
Mengukur dan menghitung return portofolio investasi adalah salah satu aspek paling penting dalam dunia investasi. Return atau tingkat pengembalian ...
Siapakah Trader Forex Memiliki Strategi Terbaik?Dunia trading forex adalah salah satu arena yang penuh tantangan dan ketidakpastian. Setiap hari, miliaran dolar berpindah tangan di pasar mata uan...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil