Bagaimana cara menghitung rasio likuiditas suatu perusahaan? Memang apa pentingnya menghitung rasio likuiditas perusahaan? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini tentu sangat wajar ditanyakan jika kamu baru bekerja di bagian keuangan dalam suatu perusahaan.
Sederhananya, rasio likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang. Ingin tahu lebih banyak soal rasio likuiditas serta jenis dan cara menghitungnya? Langsung simak informasinya di bawah ini.
Apa Itu Rasio Likuiditas?
Apa itu rasio likuiditas dan contohnya? Rasio likuiditas mengacu kepada angka yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang pada jangka waktu pendek. Contohnya ketika didapati rasio likuiditas di bawah angka 1 maka perusahaan tidak mampu membayar utang.
Sebaliknya jika rasio di atas angka 1 maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar utang. Perusahaan yang mampu membayar utangnya disebut sebagai likuid atau sangat likuid.
Status ini tergantung pada hasil rasio yang sudah dihitung dengan rumus. Di sisi lain, perusahaan dikatakan tidak likuid ketika tidak mampu melakukan pembayaran utang jangka pendek seperti yang seharusnya.
Apa saja utang jangka pendek yang harus dibayar oleh suatu perusahaan? Berikut beberapa di antaranya:
- Gaji karyawan
- Insentif karyawan
- Listrik
- Air
- Sewa gudang
- Bahan baku
- Pendapatan diterima di muka
- Dividen
- Dan lain sebagainya
Baca juga: Jangan Salah! Ini Perbedaan Trading Dan Investasi
2 Manfaat Menghitung Rasio Likuiditas
Menghitung rasio likuiditas tentu sangat penting. Perusahaan bisa bangkrut jika tidak mengetahui kemampuan mereka dalam membayar utang jangka pendek. Kemampuan perusahaan yang buruk menandakan bahwa pengelolaan keuangan yang dijalankan tidak efektif atau bahkan sangat berantakan.
Namun dengan mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang, seharusnya semua pengelolaan keuangan menjadi lebih baik dan stabil. Semua pengeluaran jadi bisa diatur berdasarkan kepentingannya dalam aktivitas operasional, sehingga perusahaan mampu membayar seluruh utang.
Tidak hanya itu, masih ada banyak manfaat yang bisa dirasakan ketika menghitung rasio likuiditas. Manfaatnya sendiri terbagi menjadi dua yakni untuk perusahaan dan investor.
1. Bagi Perusahaan
Manfaatnya bagi perusahaan ialah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui berapa total biaya utang yang bisa dilunasi.
- Untuk melihat kesehatan keuangan perusahaan.
- Untuk mengetahui kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
- Untuk mendapatkan gambaran besar mengenai likuiditas perusahaan pada periode tertentu.
- Untuk mengetahui kecepatan perusahaan dalam melunasi utang yang harus dibayarkan.
- Untuk mengetahui apakah perusahaan dapat bertahan saat mengalami keadaan defisit.
- Untuk memberikan gambaran seberapa layaknya perusahaan mendapatkan suntikan dana dari investor.
- Untuk memberikan gambaran apakah perusahaan layak mendapatkan pinjaman atau kredit dari bank.
- Untuk menunjukkan jumlah uang yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan.
2. Bagi Investor
Berikut beberapa manfaat perhitungan rasio likuiditas bagi investor:
- Sebagai salah satu penentu investasi kepada perusahaan.
- Untuk melihat apakah perusahaan memiliki potensi menjadi besar atau mendapatkan keuntungan dari investasi yang diberikan.
- Untuk melihat apakah perusahaan mampu bertahan untuk jangka waktu yang lama.
Baca juga: Kenali Istilah Oversold dan Overbought dalam Trading
3 Jenis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas ada berapa? Rasio likuiditas terbagi menjadi tiga berdasarkan uang yang digunakan untuk melunasi utang. Tiga jenisnya ialah rasio cepat, rasio kas, dan rasio lancar. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Rasio Cepat atau Quick Ratio
Seperti namanya, rasio cepat merupakan jenis yang menghitung kemampuan perusahaan membayar utang berdasarkan kepemilikan aset cepat (likuid). Aset cepat sendiri berbicara tentang suatu aset lancar yang bisa dicairkan menjadi uang tunai dalam periode waktu singkat.
Umumnya aset disebut likuid jika bisa dicairkan dalam jangka waktu 90 hari. Aset-aset lancar yang dimaksudkan berupa:
- Kas
- Piutang wesel
- Surat berharga
Perlu diingat bahwa perlengkapan, biaya dibayar di muka, dan persediaan barang dagangan tidak termasuk ke dalam aset yang likuid meskipun ketiganya disebut sebagai aset lancar.
Ketiganya masih tidak terlalu likuid jika dibandingkan dengan kas (uang tunai), piutang, dan surat berharga.
2. Rasio Kas atau Cash Ratio
Rasio kas dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek berdasarkan jumlah kepemilikan kas atau uang tunai.
Jenis rasio ini terbilang lebih akurat dalam menilai kemampuan perusahaan karena langsung dibandingkan dengan uang tunai yang tersedia.
Kas yang dimaksudkan di sini tidak hanya uang tunai tetapi surat berharga juga termasuk di dalamnya. Intinya semua aset paling likuid dijadikan ukuran untuk melihat kemampuan perusahaan.
3. Rasio Lancar atau Current Ratio
Rasio lancar menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar utang berdasarkan jumlah total kepemilikan aset lancar. Apa saja yang termasuk dalam aset lancar perusahaan? Berikut beberapa contohnya:
- Kas
- Piutang
- Persediaan
- Perlengkapan
- Beban dibayar di muka
- Surat berharga
- Piutang wesel
- Piutang pendapatan
- Piutang dagang
Baca juga: Strategi Setting Menggunakan Moving Average Terbaik
Cara Menghitung Rasio Likuiditas
Menghitung kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh utang dilakukan dengan tiga rasio yang sudah disebutkan di poin sebelumnya. Kamu bisa menilai kemampuan keuangan perusahaan secara akurat dengan rumus perhitungan rasio kas, lancar, dan cepat. Simak contoh perhitungannya di bawah ini.
1. Rasio Cepat atau Quick Ratio
Rumus yang digunakan dalam rasio cepat adalah sebagai berikut,
Rasio cepat = (uang tunai + surat berharga + piutang)total kewajiban lancar
atau
Rasio cepat = (aset lancar-biaya dibayar di muka – inventaristotal kewajiban lancar
Sebagai contoh, andaikan bahwa aset yang dimiliki oleh perusahaan PQR terdiri dari:
- Uang tunai atau kas = Rp10.000.000
- Piutang = Rp15.000.000
- Surat berharga = Rp20.000.000
Kemudian perusahaan PQR perlu membayar berbagai utang jangka pendek seperti:
- Utang dagang = Rp5.000.000
- Utang wesel = Rp4.000.000
- Utang dividen = Rp4.500.000
- Listrik dan air = Rp2.500.000
Perhitungan kemampuan bayar utang perusahaan PQR dalam rumus akan seperti di bawah ini.
Rasio cepat = (uang tunai + surat berharga + piutang)kewajiban lancar (utang dagang, utang wesel, utang dividen, listrik, dan air)
= (Rp10.000.000 + Rp20.000.000 + Rp15.000.000)(Rp5.000.000 + Rp4.000.000 + Rp4.500.000 + Rp2.500.000)
= Rp45.000.000Rp16.000.000
= 2,81
Hasil rasio cepat menunjukkan bahwa perusahaan PQR memiliki kemampuan yang cukup baik untuk membayar utang alias likuid. Alasannya karena hasil rasio yang didapatkan berada di atas angka 1.
2. Rasio kas atau Cash Ratio
Rumus yang digunakan dalam rasio kas adalah sebagai berikut,
Rasio kas = (uang tunai + surat berharga)total kewajiban lancar
Mari andaikan bahwa ada perusahaan bernama Brown yang memiliki uang tunai atau kas sebesar Rp20.000.000 dan surat berharga senilai Rp15.000.000. Perusahaan Brown ini memiliki beberapa utang yang harus dibayarkan seperti:
- Listrik dan air = Rp1.000.000
- Utang dagang = Rp4.000.000
- Utang wesel = Rp3.500.000
Perhitungan kemampuan perusahaan Brown dalam membayar utang bisa kamu lihat berikut ini.
Rasio kas = (uang tunai + surat berharga)total kewajiban lancar (listrik dan air, utang dagang, utang wesel)
= (Rp20.000.000 + Rp15.000.000)(Rp1.000.000 + Rp4.000.000 + 3.500.000)
= Rp35.000.000Rp8.500.000
= 10,11
Jadi hasil dari rasio cepat menandakan bahwa perusahaan Brown sangat likuid karena berada di atas angka 1.
3. Rasio Lancar atau Current Ratio
Rumus yang digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek ialah sebagai berikut,
Rasio lancar = (total aset lancar)total kewajiban lancar
Mari asumsikan bahwa ada satu perusahaan bernama Aritmatika yang memiliki berbagai aset lancar berupa:
- Kas = Rp20.000.000
- Piutang = Rp20.000.000
- Persediaan dagangan = Rp10.000.000
- Perlengkapan = Rp5.000.000
- Beban dibayar di muka = Rp6.000.000
- Surat berharga = Rp12.000.000
- Piutang wesel = Rp.10.000.000
Namun perusahaan Aritmatika juga memiliki berbagai utang seperti:
- Listrik dan air = Rp5.000.000
- Utang dagang = Rp10.000.000
- Utang wesel = Rp12.000.000
- Utang dividen = Rp10.000.000
- Gaji karyawan = 20.000.000
Perhitungan rasio lancar dari perusahaan Aritmatika dalam rumus bisa kamu lihat di bawah ini.
Rasio lancar = (total aset lancar)total kewajiban lancar
(Rp20.000.000 + 20.000.000 + Rp10.000.000 + Rp5.000.000 + Rp6.000.000 + Rp12.000.000 + Rp10.000.000)Rp5.000.000 + Rp10.000.000 + Rp12.000.000 + Rp10.000.000 + 20.000.000
= Rp83.000.000Rp57.000.000
= 1,46
Hasil rasio lancar menunjukkan bahwa perusahaan Aritmatika likuid karena berada di atas angka 1. Namun perusahaan Aritmatika masih harus waspada sebab hasil rasio bisa saja menurun di bawah angka 1 alias tidak mampu membayar utang.
Pertanyaan Umum Cara Menghitung Rasio Likuiditas
Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai pertanyaan-pertanyaan umum yang sering muncul mengenai rasio likuiditas dan cara menghitungnya.
Bagaimana Jika Rasio Likuiditas Tinggi?
Secara umum, rasio likuiditas yang tinggi menandakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan baik untuk melunasi utang dan kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Dalam kata lain, biasanya semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin baik pula kemampuan perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu, perusahaan yang memiliki nilai rasio likuiditas tinggi lebih dipercaya oleh berbagai pihak, dimulai dari lembaga keuangan, investor, hingga kreditur.
Akan tetapi, perlu dipahami juga bahwa bila angka rasio likuiditas terlalu tinggi juga bisa mengindikasikan bahwa perusahaan terlalu banyak menyimpan uang tunai atau aset yang tidak dimanfaatkan.
Apa Artinya Jika Perhitungan Rasio Likuiditas Mendekati Angka 1 Atau 100%?
Rasio likuiditas sebuah perusahaan dapat dikatakan baik apabila memiliki angka di atas 1 atau di atas 100%. Angka rasio lebih dari 1 mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya bersifat lancar. Akan tetapi, apabila rasio likuiditas berada di bawah angka 1, sekalipun angkanya mendekati 1, maka perusahaan dinyatakan mengalami ilikuiditas atau terkendala memenuhi kewajiban jangka pendek.
Apa Perbedaan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas?
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Di sisi lain, rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya dan operasional perusahaan.
Rasio solvabilitas dan likuiditas memang erat kaitannya dengan hutang perusahaan. Namun, kedua rasio tersebut mengukur hal yang berbeda, rasio solvabilitas terkait dengan hutang dan kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio likuiditas mengenai hutang dan kewajiban jangka pendek.
Demikian informasi mengenai rasio likuiditas dan jenis-jenisnya. Dalam artikel ini apakah kamu sudah mulai mengerti cara menghitung rasio likuiditas menggunakan ketiga rumus yang ada? Memiliki aset lancar memang menjadi keharusan bagi setiap perusahaan.
Pasalnya tidak ada yang dapat memperkirakan kejadian mendatang. Itu sebabnya aset likuid layaknya uang tunai dan surat berharga —seperti saham— perlu dimiliki oleh perusahaan. Kamu bisa melipatgandakan saham perusahaan dengan memanfaatkan HSB sebagai broker forex tepercaya.
Melalui izin dan pengawasan BAPPEBTI, HSB sudah menjadi aplikasi trading yang aman dan mudah digunakan. HSB bahkan menyediakan berbagai video pembelajaran dan akun demo yang bisa kamu gunakan untuk berlatih.
Memiliki pertanyaan terkait trading? Kamu bisa langsung menghubungi Tim HSB yang siap membantu seluruh nasabah dalam melakukan trading online. Jadi tunggu apalagi? Download aplikasi HSB dan mulai trading sekarang juga!***