Bagi seorang pemilik bisnis, investor, maupun akuntan, aset menjadi salah satu indikasi pertumbuhan bisnis. Semakin besar aset yang dimiliki, semakin kaya perusahaan tersebut jika jumlah aset terus membesar dalam laporan keuangan.
Kamu harus bisa mengenali jenis aset tidak lancar dan lancar serta karakteristik yang berbeda dan tentunya memerlukan strategi manajemen yang berbeda pula dan penting bagi perusahaan untuk memperhitungkan kedua jenis aset ini dalam perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan. Mari kita simak penjelasannya!
Pengertian Aset Lancar dan Tidak Lancar
Berikut pengertian dari aset tidak lancar dan aset lancar:
Aset tidak lancar atau non-likuid adalah aset yang sulit untuk diubah menjadi uang tunai atau dijual dalam waktu singkat. Biasanya, aset tidak lancar memiliki nilai yang tinggi dan proses penjualan yang lebih kompleks dibandingkan dengan aset lancar. Contoh aset tidak lancar antara lain properti, peralatan, kendaraan, dan investasi jangka panjang.
Aset tidak lancar memiliki nilai jangka panjang dan umumnya digunakan untuk tujuan investasi atau produksi, sehingga lebih cocok bagi investor atau perusahaan yang berencana untuk mempertahankan aset tersebut dalam jangka waktu yang lama.
Namun, aset tidak lancar juga dapat memberikan risiko likuiditas jika terjadi perubahan situasi pasar atau kondisi keuangan yang memaksa pemiliknya untuk menjualnya dalam waktu singkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan risiko yang baik dalam mengelola aset tidak lancar.
Aset lancar adalah aset yang dapat dengan mudah dicairkan menjadi uang tunai dalam waktu singkat, biasanya kurang dari satu tahun. Aset lancar mencakup aset yang paling likuid, seperti kas, rekening bank, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan persediaan.
Aset lancar penting bagi perusahaan karena memberikan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan keuangan sehari-hari, seperti membayar utang, menggaji karyawan, atau membeli bahan baku untuk produksi. Selain itu, aset lancar dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang investasi yang muncul atau membiayai kegiatan bisnis lainnya.
Manajemen aset lancar merupakan bagian penting dari manajemen keuangan perusahaan, karena dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.
Perusahaan perlu memperhitungkan tingkat likuiditas aset lancar, risiko yang terkait, dan strategi pengelolaan yang tepat agar dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko.
Contoh Jenis Aset Tidak Lancar
Berikut merupakan contoh dari aset tidak lancar:
1. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan atau individu untuk digunakan dalam operasional bisnis atau kegiatan produksi dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Aset ini biasanya memiliki nilai yang relatif stabil dan tidak mudah untuk dijual atau diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat.
Contoh aset tetap meliputi gedung, tanah, mesin-mesin produksi, kendaraan operasional, perlengkapan kantor, dan peralatan lainnya. Aset tetap biasanya digunakan untuk tujuan produksi atau operasional bisnis, dan diperkirakan akan memberikan manfaat ekonomi pada periode yang lebih dari satu tahun.
Aset tetap memiliki peranan penting dalam menghasilkan laba bagi perusahaan atau individu. Pemilik aset tetap dapat memanfaatkan nilai aset tersebut untuk memperoleh penghasilan melalui operasional bisnisnya, atau dapat menjualnya dalam jangka waktu tertentu jika terjadi kebutuhan likuiditas atau perubahan strategi bisnis.
Untuk itu, pengelolaan dan pemeliharaan aset tetap yang baik menjadi sangat penting bagi keberlangsungan bisnis dan investasi jangka panjang..
2. Aset Tak Berwujud
Aset tidak lancar lainnya yaitu aset tidak berwujud. Aset tak berwujud (intangible asset) adalah aset yang tidak memiliki fisik atau bentuk fisik yang dapat dipegang, tetapi memiliki nilai yang dapat dihitung atau dinilai. Aset ini biasanya merupakan hak milik perusahaan atau individu yang berkaitan dengan kekayaan intelektual atau kekayaan hukum, seperti hak paten, hak cipta, merek dagang, lisensi, goodwill, dan sebagainya. Berbagai contoh dari aset tak berwujud adalah:
– Hak cipta, paten, merek dagang
– Hak kontrak, kemitraan dan goodwill
– Ragam contoh dari aset tersebut memang tidak berwujud, namun bisa mendatangkan manfaat dalam kegiatan operasional jangka waktu lama nantinya.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan digital kita dapat melihat banyak perusahaan yang tidak lagi berbasis aset tetap namun memiliki nilai yang tinggi karena adanya dukungan aset tidak berwujud yang tinggi ini.
3. Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang dalam aset tidak lancar adalah strategi investasi yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang melalui investasi pada aset yang tidak mudah dicairkan.
Aset tidak lancar seperti properti, peralatan, atau mesin dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi investor yang memiliki visi panjang. Investasi jangka panjang pada aset tidak lancar juga dapat memberikan keuntungan melalui pengurangan biaya, karena aset tersebut tidak perlu diganti atau diperbaharui setiap tahun.
Namun, investasi pada aset tidak lancar juga memiliki risiko dan tantangan tersendiri. Salah satu risiko utama adalah kurangnya likuiditas, sehingga investor mungkin tidak dapat menjual aset dengan cepat jika dibutuhkan dana tunai. Selain itu, aset tidak lancar juga dapat mengalami penurunan nilai akibat perubahan pasar atau kondisi ekonomi yang tidak terduga.
Untuk melakukan investasi jangka panjang pada aset tidak lancar, investor perlu melakukan penilaian yang cermat tentang nilai aset, potensi pengembangan, dan risiko yang terkait. Investor juga perlu mempertimbangkan biaya pemeliharaan dan perbaikan, serta strategi pengelolaan yang efektif untuk memaksimalkan keuntungan.
Dalam banyak kasus, investasi jangka panjang pada aset tidak lancar dapat memberikan keuntungan yang signifikan, asalkan dilakukan dengan perencanaan yang baik dan manajemen risiko yang tepat.
Contoh Jenis Aset Lancar
Aset lancar (current asset) adalah aset yang dapat dengan mudah diubah menjadi kas atau dijual dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis aset lancar:
- Kas dan setara kas: meliputi uang tunai, deposito berjangka, dan surat berharga yang mudah diperjualbelikan.
- Piutang dagang: piutang yang timbul akibat penjualan barang atau jasa, biasanya dalam bentuk faktur yang harus dibayar oleh pelanggan.
- Persediaan: barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau diproduksi, misalnya bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
- Investasi jangka pendek: investasi pada surat berharga yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun.
- Uang muka: uang yang diterima perusahaan dari pelanggan sebagai jaminan atas pelayanan atau produk yang akan diberikan.
- Beban dibayar di muka: biaya yang sudah dibayar tetapi belum digunakan, seperti uang muka sewa atau uang muka iklan.
1. Uang Tunai
Uang tunai adalah bentuk aset lancar yang paling likuid dan mudah diubah menjadi pembayaran. Uang tunai meliputi koin, kertas, dan setiap bentuk mata uang yang dapat diterima oleh pembayar, serta setiap bentuk setara kas yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai seperti cek, wesel, dan bilyet giro.
Uang tunai juga dapat ditemukan dalam berbagai denominasi, seperti pecahan kecil atau besar, dan dapat digunakan untuk membayar barang atau jasa, membiayai kebutuhan sehari-hari, atau diinvestasikan ke dalam instrumen keuangan yang berbeda.
Uang tunai juga dapat digunakan sebagai cadangan keuangan yang penting bagi perusahaan dan dapat membantu mengatasi kemungkinan kekurangan dana dalam operasi harian.Namun, terlalu banyak uang tunai dalam kas perusahaan dapat menghambat produktivitas karena uang tidak digunakan secara efektif.
Selain itu, terlalu banyak uang tunai dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan karena potensi penghasilan investasi hilang dan kurangnya kemampuan untuk meningkatkan keuntungan melalui strategi investasi yang lebih efektif.
2. Surat Berharga
Surat berharga adalah salah satu jenis aset lancar yang dapat diuangkan dengan mudah dan memiliki nilai tunai yang tinggi. Surat berharga dapat berupa saham, obligasi, sertifikat deposito, wesel, dan lain-lain. Surat berharga memiliki nilai nominal yang menunjukkan nilai awal saat diterbitkan, namun nilai pasar surat berharga dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar.
3. Piutang
Piutang perusahaan juga termasuk contoh aset lancar yang merupakan tagihan pada pelanggan untuk membeli barang pada perusahaan secara kredit. Proses piutang biasanya dijanjikan akan dilunasi dalam kurun waktu tertentu dan prosesnya akan dilunasi oleh kedua belah pihak.
4. Persediaan
Persediaan adalah kuantitas dari barang yang belum terjual dan memiliki nilai ekonomi. Aset lancar yang satu ini merupakan salah satu jenis aset yang nantinya bisa langsung dijual dan diubah menjadi kas perusahaan.
5. Biaya Dibayar Di Muka
Jenis aset lancar lainnya yaitu biaya dibayar di muka, sehingga nantinya tidak akan membebani keuangan perusahaan di akhir periode. Biaya jenis ini nantinya akan dijalankan oleh perusahaan tanpa membebani kas.
Setelah kita memahami penjelasan aset tidak lancar dan aset lancar, lalu bagaimana sih perbedaan antara aset tidak lancar dan aset lancar?
Perbedaan aset lancar dan tidak lancar terdiri dari tiga macam yaitu berdasarkan jangka waktu, tujuan, dan manfaatnya. Apakah kamu tertarik melakukan trading forex? Kamu bisa melakukan trading forex bersama HSB Investasi loh!
HSB Investasi menyediakan berbagai strategi teknikal trading bagi kamu yang ingin menggunakannya untuk memasuki pasar forex, sehingga mereka memiliki fitur yang berbeda dari broker lainnya.
Aplikasinya juga mudah digunakan dengan adanya video tutorial, CS online 24 jam dan buku panduan akan membantu kamu dalam memulai trading tanpa harus khawatir karena tidak memahami cara menggunakannya.
Selain itu, HSB Investasi merupakan broker forex tepercaya, aman dan sudah memiliki izin resmi dari BAPPEBTI. Raih keuntungan dengan cara registrasikan akunmu dan download aplikasinya, jadilah bagian dari trader sukses di Indonesia.
DISCLAIMER
—
Artikel ini ditujukan sebatas sebagai sumber informasi dan edukasi serta tidak ditujukan sebagai sumber utama pemberian saran. Perlu dipahami bahwa aktivitas finansial investasi dan trading memiliki tingkat risiko yang perlu dikelola dengan baik. Pastikan Sobat Trader telah memahami potensi risiko yang mungkin muncul agar dapat meminimalisir kerugian di masa yang akan datang.