Average down termasuk salah satu strategi dalam trading saham yang penting diketahui. Tujuannya untuk meminimalisir kerugian dan memaksimalkan keuntungan. Kamu bisa menggunakan strategi ini saat menghadapi floating loss. Lalu, bagaimana cara menghitung average down saham tersebut? Yuk simak selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Average Down Saham
Average down saham merupakan strategi investasi untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Kamu bisa membeli saham tambahan pada harga yang lebih rendah dari harga beli awal. Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan harga rata-rata pembelian saham, sehingga bila harga saham naik, kamu bisa mendapat keuntungan yang lebih besar.
Namun, strategi average down saham juga memiliki risiko yang cukup besar. Jika harga saham terus turun, maka kamu bisa mengalami kerugian yang makin besar. Sebelum menerapkan strategi ini, penting bagi kamu melakukan analisis fundamental yang cermat dan mengikuti perkembangan perusahaan secara terus-menerus.
Bagaimana Cara Kerja Average Down Saham?
Cara kerja average down saham dengan memperoleh rata-rata harga pembelian yang lebih rendah, sehingga dapat meningkatkan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
Misalnya, seorang investor membeli 100 saham ABC dengan harga Rp1.000 per saham. Kemudian, harga saham ABC turun menjadi Rp800 per saham. Sebaliknya, daripada panik dan menjual saham, investor menggunakan strategi average down dan memutuskan untuk menambah 100 saham lagi dengan harga Rp800 per saham.
Dalam hal ini, investor telah memperoleh rata-rata harga pembelian yang lebih rendah daripada harga awalnya. Jika harga saham ABC kemudian naik, investor dapat menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga rata-rata pembelian, sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Namun, jika harga saham ABC terus turun atau perusahaan mengalami masalah, maka investasi yang dilakukan dapat mengalami kerugian yang lebih besar.
Cara Menghitung Average Down Saham
Saat kamu hendak menggunakan strategi average down saham, posisikan diri kamu sebagai investor jangka panjang, mengingat strategi ini cukup berisiko. Meski demikian, cara menghitung average down saham dengan tepat akan meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi. Kalau begitu, langsung saja simak cara atau metode dalam menghitung average down di sini.
1. Metode Harga Rata-rata (Mean Price Method)
Dalam metode ini, investor menghitung rata-rata harga pembelian saham dengan menjumlahkan total biaya beli dan membaginya dengan jumlah saham yang dibeli. Sebagai contoh, jika seorang investor membeli 100 saham pada harga Rp1.000 per saham dan kemudian membeli 50 saham lagi pada harga Rp800 per saham, maka rata-rata harga pembelian saham menjadi: ((Rp1.000 x 100) + (Rp800 x 50)) / (100 + 50) = Rp933,33.
2. Metode Harga Minimum (Minimum Price Method)
Pada metode ini, kamu dapat menghitung rata-rata harga pembelian saham menggunakan harga pembelian terendah sebagai harga rata-rata. Misalnya, kamu membeli 100 saham pada harga Rp1.000 per saham dan kemudian membeli 50 saham lagi pada harga Rp800 per saham, maka rata-rata harga pembelian saham menjadi: Rp800.
3 Alasan Pentingnya Average Down Saham dalam Trading
Average down saham termasuk strategi investasi di mana seorang investor menambah jumlah saham yang dimilikinya ketika harga saham sedang turun. Meskipun terdengar kontraproduktif untuk membeli saham ketika harganya sedang turun, tetapi ada beberapa alasan mengapa strategi average down saham dapat menjadi penting dalam trading. Simak alasannya di bawah ini.
1. Mengurangi Rata-rata Harga Pembelian
Saat kamu menambah jumlah saham ketika harga sedang turun, kamu akan memperoleh rata-rata harga pembelian yang lebih rendah. Hal ini tentu akan membuat kamu memiliki posisi beli yang lebih baik daripada harga awalnya, sehingga dapat meningkatkan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
2. Meningkatkan Potensi Keuntungan
Potensi keuntungan saat menggunakan strategi average down bisa jadi mengalami peningkatan, karena kamu bisa mengambil keuntungan dari kenaikan harga saham pada masa depan. Apabila harga saham naik, kamu dapat menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga rata-rata pembelian, sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
3. Mengurangi Risiko Kerugian
Tidak hanya soal memaksimalkan keuntungan jangka panjang, strategi average down juga dapat membantu kamu mengurangi risiko kerugian. Hal ini karena jika harga saham turun setelah investor membeli saham, rata-rata harga pembelian saham akan lebih rendah. Jika harga saham kemudian kembali naik, kamu masih bisa keluar dengan keuntungan atau minimal kerugian yang lebih kecil.
Namun, penting untuk diingat, strategi average down saham juga memiliki risiko. Jika harga saham terus turun atau perusahaan mengalami masalah, maka investasi yang dilakukan dapat mengalami kerugian.
Untuk itu, sebelum menggunakan strategi average down saham, kamu harus melakukan analisis fundamental dan teknikal yang cermat untuk menilai potensi investasi dan risiko yang terkait. Setidaknya kalau kamu mengalami kerugian, maka tidak signifikan.
Kamu bisa meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi juga dengan cara menghitung average down saham terlebih dahulu. Setelah hasil perhitungannya muncul, kamu bisa mengambil keputusan investasi dengan bijak.
Dalam memahami berbagai strategi trading saham, kamu bisa melakukan simulasi trading saham terlebih dahulu di HSB dengan membuat akun demo. Di sini, kamu bisa belajar menganalisis situasi di pasar saham. Kemampuan analisis kamu akan makin terasah dengan mengikuti HSB Academy.
Setelah itu, kamu bisa mulai trading saham online di HSB dengan aman, nyaman, dan transparan. Download aplikasi HSB sekarang juga dan rasakan manfaat trading bersama HSB.***