Average Down Saham: Strategi, Perhitungan, & Contoh
Biar investasi makin cuan, penting banget buat paham strategi trading saham. Salah satu teknik yang sering dipakai adalah average down—yaitu beli lebih banyak saham pas harganya turun supaya harga rata-rata pembelian jadi lebih rendah. Dengan cara ini, kamu bisa lebih mudah mengelola portofolio dan punya peluang profit lebih besar saat harga saham naik lagi.
Di artikel ini, kita bakal kupas tuntas apa itu average down, cara menghitungnya, manfaatnya, dan kapan waktu terbaik buat menerapkannya. Yuk, simak sampai habis biar strategi trading kamu makin maksimal!
Pengertian Average Down Saham
Average Down adalah strategi di mana kamu beli lagi saham yang sudah kamu punya saat harganya turun. Tujuannya? Biar harga rata-rata pembelianmu jadi lebih murah, jadi kalau nanti sahamnya naik lagi, peluang cuannya makin besar. Strategi ini sering dipakai investor yang yakin sama prospek saham tersebut dan mau maksimalkan peluang untung tanpa harus nunggu harga balik ke level awal. Tapi, hati-hati! Jangan asal Average Down tanpa analisis yang matang, karena bisa aja sahamnya terus turun tanpa tanda-tanda bakal naik lagi.
Keuntungan Sistem Perhitungan Average Down
Strategi average down sering dipakai oleh trader dan investor buat mengoptimalkan portofolio mereka. Dengan membeli lebih banyak saham saat harganya turun, ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan:
1. Menurunkan Harga Rata-Rata Pembelian
Salah satu alasan utama pakai strategi ini adalah buat menurunkan harga rata-rata pembelian saham. Jadi, kalau harga saham naik lagi, kamu bisa balik modal atau cuan lebih cepat tanpa harus nunggu harga kembali ke level awal.
2. Mengelola Risiko Lebih Baik
Dengan membeli lebih banyak saham saat harga turun, potensi kerugian bisa lebih terkendali. Karena harga rata-rata turun, saham yang kamu pegang gak perlu naik setinggi sebelumnya buat mencapai titik impas.
3. Peluang Cuan Makin Besar
Semakin rendah harga beli, semakin besar juga peluang untung saat harga saham kembali naik. Jadi, kalau saham yang kamu pegang punya prospek bagus, strategi ini bisa bantu kamu maksimalkan potensi profit.
4. Memanfaatkan Volatilitas Pasar
Volatilitas harga saham naik turun itu hal biasa. Dengan strategi average down, kamu bisa manfaatin momen harga turun buat beli lebih murah dan jual saat harga naik lagi.
5. Diversifikasi Portofolio
Strategi ini juga bisa bantu kamu nambah koleksi saham di portofolio tanpa harus keluarin modal besar. Dengan begitu, kamu bisa sebar risiko ke beberapa saham yang punya potensi cuan tinggi.
Contoh Perhitungan Average Down Saham
Biar lebih paham, yuk kita lihat contoh sederhana cara menghitung average down saham! Misalnya, kamu punya saham ABC Inc. dan sudah melakukan dua kali pembelian dengan harga berbeda.
Transaksi Pertama
- Harga beli saham: $50 per saham
- Jumlah saham yang dibeli: 100 saham
- Total biaya: $50 × 100 = $5,000
Transaksi Kedua
- Harga beli saham: $40 per saham
- Jumlah saham yang dibeli: 50 saham
- Total biaya: $40 × 50 = $2,000
Dengan pembelian kedua ini, harga rata-rata saham kamu akan turun. Mau tahu cara hitungnya? Simak langkah selanjutnya!
Tahap-tahap Perhitungan Average Down dalam Saham
Mau tahu gimana cara menghitung average down saham? Ikuti langkah-langkah berikut!
1. Hitung Total Biaya Pembelian
- Biaya dari pembelian pertama: $5,000
- Biaya dari pembelian kedua: $2,000
- Total biaya keseluruhan: $5,000 + $2,000 = $7,000
2. Hitung Total Saham yang Dimiliki
- Saham dari transaksi pertama: 100 saham
- Saham dari transaksi kedua: 50 saham
- Total saham yang kamu punya sekarang: 100 + 50 = 150 saham
3. Hitung Rata-Rata Harga Pembelian
Rumusnya:
Average Down Price = Total Biaya Pembelian ÷ Total Jumlah Saham
Jadi,
$7,000 ÷ 150 saham = $46.67 per saham
Dengan strategi ini, harga rata-rata saham yang awalnya $50 per saham turun menjadi $46.67 per saham. Artinya, kamu berhasil menurunkan harga beli dan punya lebih banyak saham dengan modal lebih hemat!
Cara Trading Saham Tanpa Risiko
Setelah paham cara hitung average down saham, ada satu hal yang nggak boleh kamu lupakan—trading saham punya risiko! Tapi jangan khawatir, ada cara aman buat belajar tanpa takut rugi, yaitu dengan akun demo gratis!
Di akun demo HSB Investasi, kamu bisa dapat dana virtual hingga $100,000 buat latihan strategi trading. Nggak cuma saham, kamu juga bisa coba trading forex, indeks (seperti Hang Seng & Dow Jones), dan komoditas (emas, perak, minyak) tanpa risiko kehilangan uang beneran!
Dengan aplikasi trading HSB, kamu bisa latihan pakai chart patterns lengkap dan fitur manajemen risiko canggih supaya makin jago sebelum terjun ke pasar nyata.
Yuk, cobain sekarang! Unduh aplikasi HSB Investasi di Android dan iOS. Mulai perjalanan trading online sekarang!!
Pertanyaan yang Sering Dijukan (FAQ)
Average down dalam saham adalah strategi di mana seorang investor membeli lebih banyak saham yang dimiliki ketika harganya turun. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menurunkan harga rata-rata pembelian saham tersebut, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan ketika harga saham kembali naik.
AVG dalam trading biasanya merujuk pada average atau rata-rata. Ini bisa merujuk pada harga rata-rata pembelian atau penjualan saham, rata-rata pergerakan harga (moving average), atau rata-rata return dalam suatu periode tertentu.
Averaging saham adalah strategi di mana investor membeli lebih banyak saham secara bertahap, baik saat harga naik atau turun. Taktik ini bertujuan untuk mengurangi risiko investasi dengan menghindari pembelian dalam satu waktu tertentu dan menangkap harga rata-rata yang lebih baik dalam jangka panjang. Apa itu average down dalam saham?
Apa itu AVG dalam trading?
Apa yang dimaksud dengan averaging saham?