Apakah kamu sudah mengenal apa itu IPO saham yang kerap dilakukan oleh perusahaan teknologi di Indonesia?
Saham yang memutuskan untuk IPO alias ‘melantai’ di bursa efek kerap membuat investor penasaran. Terlepas dari popularitasnya, saham yang baru melantai sebaiknya tetap dianalisis sebelum melakukan pembelian. Saham IPO pun tidak luput dari risiko investasi yang tinggi, jadi investor tidak boleh merasakan fear of missing out (FOMO) dan langsung membelinya.
Jika kamu ingin mengenal saham IPO dan tertarik untuk memilikinya, simak penjelasan lengkapnya di artikel HSB ini.
Apa Itu IPO Saham?
Initial Public Offering alias IPO merupakan penawaran saham perusahaan kepada publik atau masyarakat untuk pertama kalinya. Karena dilakukan secara perdana, tidak jarang perusahaan yang melakukan IPO mendapat istilah ‘melantai’ di pasar modal. Artinya, perusahaan tersebut sudah membuka akses saham untuk dimiliki sebagian oleh masyarakat dengan menjualnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Contoh IPO terbaru dapat dilihat pada salah satu perusahaan teknologi yang populer, yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Mereka telah melakukan penawaran awal alias bookbuilding sejak 15 Maret 2022. Proses IPO dilakukan pada 1-5 April 2022, dan saham GoTo sudah mulai ditawarkan kepada masyarakat luas. Selain GoTo, ada tujuh perusahaan besar di Indonesia yang ikut melantai sejak awal 2022, salah satunya PT Adhi Commuter Properti Tbk.
Sekilas kita melihat nama perusahaan yang melakukan IPO selalu berakhiran Tbk. Tbk. merupakan akronim dari Terbuka, menunjukkan bahwa perusahaan sudah bersifat terbuka dan mulai menawarkan kepemilikan sahamnya kepada masyarakat. Akronim ini menunjukkan bahwa status perusahaan tidak lagi tertutup, alias tidak menawarkan kepemilikan sahamnya kepada masyarakat. Tidak heran jika perusahaan yang melakukan IPO diberi gelar ‘go public’.
Perusahaan yang melakukan IPO sekaligus mengubah status perusahaan sudah tentu memiliki alasan logis. Mereka membutuhkan dana untuk pembiayaan kegiatannya dalam tempo waktu panjang. Perusahaan pun tidak bisa memanfaatkan pinjaman secara terus-menerus, jadi harus ada pilihan IPO apabila mereka sudah siap. Sebagai masyarakat, hendaknya kita menikmati momen IPO ini untuk menambah diversifikasi portofolio sekaligus menambah jumlah aset.
Bagaimana Proses IPO Berjalan?
Menurut Panduan Go Public dari Bursa Efek Indonesia, proses persiapan dan berjalannya IPO dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Pembentukan tim IPO internal perusahaan. Tim ini biasanya mencakup orang-orang dengan keahlian di bidang keuangan dan legal. Tugas mereka adalah untuk membantu proses IPO dan menyiapkan berbagai dokumen yang diperlukan, khususnya prospektus
- Perusahaan mempertimbangkan perkiraan dana yang dibutuhkan dari IPO, total persentasi kepemilikan saham maksimal oleh publik, dan ada atau tidaknya masalah yang mungkin mengganggu berjalannya proses IPO
- Penunjukkan tim profesional eksternal untuk membantu proses IPO. Biasanya untuk peran konsultan hukum, penjamin emisi efek, akuntan publik, notaris, penilai saham, dan biro administrasi efek
- Pengadaan perubahan Anggaran Dasar untuk mendapat persetujuan tentang hal-hal yang berkaitan tentang IPO dari pemegang saham
- Pembentukan tim yang terdiri dari sekretaris perusahaan, audit internal, dan komite audit apabila perusahaan belum memilikinya
- Persiapan dokumen IPO dan dokumen pendukung lainnya, seperti Pernyataan Pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Permohonan Pencatatan Saham kepada Bursa Efek Indonesia (BEI)
- Setelah semua itu dijalani dan permohonan IPO disetujui, barulah proses IPO perusahaan dapat berjalan.
Apakah Saham IPO Selalu Menguntungkan Bagi Investor?
Ketika mendengar perusahaan yang baru melantai di bursa efek, mayoritas masyarakat berbondong-bondong untuk membelinya. Sebagai investor cerdas, sudah pasti kita harus memahami fundamental saham terlebih dahulu sebelum membelinya. Analisis yang salah terhadap saham IPO dapat berujung pada kerugian hasil investasi pada masa depan.
Menanam investasi pada saham IPO ternyata sangat menguntungkan. Harga saham ketika memasuki proses IPO bersifat fluktuatif alias belum tetap. Harga fluktuatif ini tentu berpotensi mengalami kenaikan pada masa depan hingga mencapai angka tertinggi, sehingga mendatangkan profit besar bagi investor saat dijual.
Namun, keuntungan ini berlaku apabila investor mampu melakukan analisis fundamental atau kinerja perusahaan. Analisis fundamental melihat karakter, laporan keuangan, serta proyeksi keuntungan perusahaan pada masa depan.
Investor harus bisa melihat bahwa perusahaan yang baru melantai diperkirakan memiliki proyeksi laba besar dalam jangka panjang. Analisis yang tepat terhadap perusahaan yang melakukan IPO dapat menghasilkan profit atau capital gain bagi para investor yang mengalokasikan dananya untuk membeli saham tersebut.
Risiko Membeli Saham IPO
Kita pasti paham bahwa saham merupakan investasi berisiko tinggi tapi menghasilkan profit besar pula. Risiko tersebut pun hadir saat melakukan pembelian saham IPO. Kamu harus memahami risiko yang mungkin terjadi apabila berniat untuk membeli saham IPO.
1. Risiko Investasi Saham IPO
Pertama, saham IPO berisiko karena belum memiliki riwayat kinerjanya. Saham IPO memang berpotensi menghasilkan harga tinggi, tapi bisa saja hanya berupa euforia sesaat. Jadi, valuasi saham IPO tidak tercermin pada harganya saat ditawarkan pertama kali, justru baru bisa dinilai dalam jangka panjang.
Perusahaan yang melakukan IPO saat ini belum tentu dianggap sebagai emiten berperforma tinggi pada masa depan, sehingga harga sahamnya pun terombang-ambing untuk beberapa waktu. Karena itu, perusahaan wajib meningkatkan performa keuangannya dan tidak sekadar fokus pada penawaran saham. Langkah ini wajib dilakukan untuk mendapatkan harga saham yang stabil dan tidak terjun bebas pada masa depan.
Solusinya sederhana, investor harus memahami risiko saham IPO serta membaca dokumen wajib yang disebut prospektus perusahaan. Pembelian saham IPO lebih baik dilakukan beberapa hari setelah dilakukan pencatatan demi melihat performa harganya. Jadi, jangan bersikap FOMO jika mendengar ada perusahaan yang berencana melakukan IPO.
2. Risiko Trading Saham IPO
Kedua, saham IPO juga berisiko tinggi apabila dilakukan trading jangka pendek lantaran spekulasi harga yang diperkirakan melonjak dalam waktu singkat. Likuiditas saham yang baru melantai ini pun kecil dan berpotensi mengakibatkan fluktuasi harga yang besar. Risiko ini semakin besar apabila perusahaan menghimpun dana yang relatif kecil dalam saham IPO.
Jika memutuskan untuk trading saham IPO, ada solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi risikonya. Solusi pertama, cek fundamental perusahaan tersebut, terutama laporan keuangannya. Solusi lainnya, kamu harus menggunakan rasio-rasio seperti P/E ratio untuk melihat potensi valuasi sahamnya.
Kamu sudah memahami apa itu IPO saham dan tergiur untuk membelinya? Gunakan aplikasi trading saham dari HSB demi kemudahan kegiatan trading. HSB memberikan hasil trading yang transparan serta waktu eksekusi yang instan. Download aplikasinya hanya di Google Play Store atau App Store dan mulailah capai tujuan investasi kamu bersama HSB.***
Pertanyaan Umum Apa Itu IPO Saham
Apa Itu IPO Saham?
IPO saham adalah proses di mana perusahaan pertama kali menjual sahamnya kepada publik. Dalam proses IPO saham, perusahaan mengeluarkan saham baru dan menjualnya kepada investor melalui lembaga keuangan. Dalam proses IPO saham, perusahaan dapat memperoleh dana segar untuk mengembangkan bisnisnya.
Bagaimana Cara Memperoleh Saham melalui IPO?
Untuk memperoleh saham melalui IPO, investor harus membeli saham tersebut dari lembaga keuangan yang menjadi penjamin emisi saham. Investor harus membuka rekening efek terlebih dahulu dan mengajukan penawaran saham sesuai dengan harga yang ditawarkan.
Apa Risiko yang Terkait dengan IPO Saham?
Risiko bisnis, risiko pasar, dan risiko harga saham.
Apakah IPO Saham Selalu Menjanjikan?
Tidak selalu menjanjikan, karena IPO saham memiliki risiko yang perlu diketahui oleh investor. Investor harus melakukan riset dan analisis yang teliti sebelum memutuskan untuk membeli saham melalui IPO.