Mengetahui harga wajar saham bisa dikatakan murah atau mahal adalah salah satu langkah penting dalam mengambil keputusan investasi. Harga saham yang terlalu tinggi bisa menjadi tanda bahwa saham sudah overvalued dan berisiko untuk dibeli, sementara saham dengan harga yang lebih rendah bisa menawarkan peluang investasi yang menarik. Namun, murah atau mahalnya harga saham tidak hanya dilihat dari nilainya saja, melainkan harus dianalisis menggunakan berbagai metode.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 cara yang bisa kamu gunakan untuk mengevaluasi apakah saham yang kamu incar termasuk murah atau mahal, sehingga kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan berdasarkan data. Mulai dari rasio fundamental hingga indikator teknikal, setiap cara ini memiliki fungsi spesifik yang dapat membantu kamu mengambil keputusan investasi yang lebih akurat.
1. Price to Earnings Ratio (PER)
PER adalah rasio antara harga saham dengan laba per saham. Rumusnya:
PER = Harga Saham / Laba per Saham (EPS)
PER menunjukkan berapa kali harga saham mencerminkan laba perusahaan. Semakin rendah PER, semakin murah harga saham. Namun, kamu harus membandingkannya dengan rata-rata PER historis perusahaan atau dengan perusahaan sejenis di industri yang sama.
2. Price to Book Value (PBV)
PBV membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham (BVPS). Rumusnya:
PBV = Harga Saham / Nilai Buku per Saham
PBV yang lebih rendah dari 1 sering kali dianggap sebagai saham murah. Namun, setiap sektor bisnis memiliki karakteristik PBV yang berbeda, jadi penting untuk membandingkan PBV dengan sektor sejenis.
3. Price Earning to Growth Ratio (PEG)
PEG membandingkan PER dengan tingkat pertumbuhan laba per saham tahunan. Rumusnya:
PEG Ratio = PER / Pertumbuhan EPS Tahunan
Investor biasanya mencari PEG < 1 yang menunjukkan bahwa saham tersebut masih undervalued. Sebaliknya, PEG > 1 bisa menunjukkan saham yang mahal.
4. Dividend Yield
Dividend yield adalah rasio antara dividen per saham yang dibayarkan perusahaan dengan harga sahamnya. Secara matematis, rumusnya adalah: Dividend Yield = Dividen per Saham / Harga Saham x 100% Semakin tinggi dividend yield, semakin murah saham tersebut dianggap, karena menunjukkan bahwa kamu mendapatkan lebih banyak dividen dibandingkan dengan harga saham yang kamu bayarkan.
Namun, perlu diingat bahwa dividend yield yang tinggi juga bisa menandakan bahwa harga saham telah menurun drastis, jadi kamu tetap harus mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
5. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio mengukur perbandingan antara total utang perusahaan dan ekuitasnya. Rumusnya adalah: DER = Total Utang / Total Ekuitas Saham dengan DER yang tinggi menunjukkan perusahaan memiliki beban utang besar, yang bisa menjadi risiko bagi investor. Dalam menilai apakah saham murah atau mahal, kamu bisa membandingkan DER perusahaan dengan standar industri.
Saham dengan DER yang rendah biasanya dianggap lebih stabil dan aman, yang berarti harga saham bisa dinilai lebih layak untuk dibeli.
6. Current Ratio
Current Ratio adalah rasio yang mengukur likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar. Rumusnya adalah: Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar Rasio ini membantu menilai kesehatan finansial perusahaan.
Semakin tinggi Current Ratio, semakin likuid perusahaan dan semakin rendah risikonya. Investor bisa membandingkan rasio ini untuk menentukan apakah harga saham perusahaan mencerminkan nilai yang wajar atau sedang dijual murah.
7. Free Cash Flow (FCF)
Free Cash Flow menunjukkan arus kas yang tersisa setelah perusahaan memenuhi pengeluaran operasional dan belanja modal. FCF dihitung dengan rumus: FCF = Arus Kas Operasional - Belanja Modal Saham perusahaan dengan FCF yang tinggi biasanya dianggap lebih menarik karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kas yang cukup untuk berinvestasi, membayar utang, atau memberikan dividen.
Harga saham yang mencerminkan FCF yang tinggi umumnya dinilai lebih murah karena menunjukkan potensi pertumbuhan dan profitabilitas di masa depan.
8. Enterprise Value to EBITDA (EV/EBITDA)
EV/EBITDA adalah rasio yang membandingkan nilai perusahaan (EV) dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA). Rumusnya:
EV/EBITDA = Enterprise Value / EBITDA
Semakin rendah EV/EBITDA, semakin murah harga sahamnya. Rasio ini sering digunakan untuk menilai profitabilitas operasional perusahaan dibandingkan dengan nilai total perusahaan.
9. Discounted Cash Flow (DCF)
DCF adalah metode valuasi yang menghitung nilai wajar suatu saham berdasarkan proyeksi arus kas masa depan yang didiskon ke nilai sekarang. Jika harga saham saat ini lebih rendah dari nilai wajar DCF, maka saham tersebut dianggap murah. Ini adalah metode yang lebih rumit, namun sangat berguna untuk mengidentifikasi undervalued stocks.
10. Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator teknikal yang mengukur momentum harga saham dan digunakan untuk menentukan apakah saham overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). RSI di bawah 30 dianggap sebagai tanda bahwa saham sedang oversold dan mungkin harganya murah. Sebaliknya, RSI di atas 70 menunjukkan saham overbought dan mungkin harganya terlalu mahal.
Dengan memahami dan menerapkan metode-metode di atas, kamu akan lebih siap untuk mengevaluasi apakah sebuah saham layak dibeli atau tidak. Ingat, investasi yang baik selalu dimulai dengan analisis yang matang, tidak hanya berdasarkan perasaan atau tren semata.
Selalu perhatikan berbagai faktor seperti kinerja perusahaan, sektor industri, dan kondisi pasar secara keseluruhan sebelum memutuskan untuk membeli saham. Dengan begitu, kamu bisa memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko dalam portofolio investasimu.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Kapan harga saham dikatakan murah?
Semakin rendah PBV, berarti saham tersebut semakin murah.
Apakah saham murah lebih baik?
Saham berharga rendah sering dianggap sebagai investasi spekulatif, yang hanya boleh Anda lakukan dengan uang yang sanggup Anda tanggung jika kehilangannya.
Apa itu harga wajar saham?
harga wajar saham adalah harga yang dianggap sesuai dengan kondisi fundamental perusahaan tanpa dipengaruhi oleh spekulasi pasar.
Saham apa yang paling mahal?
saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) saat ini menjadi satu-satunya saham yang termahal di Indonesia, di mana harganya sudah mencapai Rp 130.500/unit atau mencapai Rp 13 juta per lot bagi investor ritel yang ingin mengoleksi.
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- Payback Period vs Discounted Payback Period: Mana yang Lebih Akurat?
Dalam dunia investasi, penting untuk mengevaluasi waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan investasi awal dari aliran kas yang dihasilkan oleh proyek...
- Fungsi Utama Discounted Payback Period dalam Menilai Risiko Investasi
Discounted Payback Period (DPP) adalah metode evaluasi investasi yang digunakan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembali...
Staking Kripto: Definisi, Keuntungan, Risiko Hingga Cara KerjanyaStaking kripto telah menjadi salah satu cara populer bagi para pemilik aset digital untuk mendapatkan penghasilan pasif. Dalam ekosistem blockchain...
- Berikut Cara Menghitung Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Risiko nilai tukar mata uang asing merupakan tantangan yang signifikan bagi perusahaan dan individu yang terlibat dalam transaksi internasional. Ke...
Berikut Cara Menghitung Investasi Jangka Panjang Paling MudahInvestasi jangka panjang adalah strategi investasi yang melibatkan penempatan dana dalam instrumen investasi untuk periode waktu yang lebih panjang...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil