Keynesian Economy adalah salah satu teori ekonomi yang paling berpengaruh sepanjang sejarah. Dikembangkan oleh ekonom Inggris John Maynard Keynes, teori ini menekankan peran penting pemerintah dalam mengelola perekonomian, terutama melalui kebijakan fiskal untuk mengatur permintaan agregat.
Dalam artikel ini, Sobat Trader akan diajak untuk mengenal lebih dalam tentang apa itu Keynesian Economy, karakteristik utamanya, serta beberapa contoh penerapan teori ini di berbagai belahan dunia sepanjang sejarah. Teori ini telah digunakan untuk mengatasi berbagai krisis ekonomi global, dari Depresi Besar hingga pandemi COVID-19, menunjukkan bagaimana intervensi pemerintah yang tepat dapat membawa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Apa itu Keynesian Economy?
Sobat Trader, Keynesian Economy adalah teori ekonomi yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes, seorang ekonom Inggris yang terkenal. Teori ini menekankan peran penting pemerintah dalam mengelola perekonomian, terutama melalui kebijakan fiskal untuk mengatur permintaan agregat. Keynesian Economy menyarankan bahwa pemerintah dapat mengurangi dampak resesi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cara meningkatkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan pajak selama periode ekonomi lemah, serta menurunkan pengeluaran pemerintah dan menaikkan pajak saat ekonomi sedang kuat untuk mencegah inflasi.
Keynes berpendapat bahwa pasar tidak selalu mampu menyesuaikan diri secara otomatis untuk mencapai keseimbangan penuh tenaga kerja, dan karena itu intervensi pemerintah diperlukan untuk mencapai stabilitas ekonomi. Prinsip dasar dari teori ini adalah bahwa permintaan agregat yang lebih tinggi akan mendorong produksi dan penciptaan lapangan kerja, sehingga menciptakan siklus ekonomi yang positif.
Proses Munculnya Keynesian Economy
Depresi Besar (1929)
Sobat Trader, Depresi Besar tahun 1929 menjadi salah satu peristiwa ekonomi paling signifikan yang mendorong munculnya Keynesian Economy. Depresi ini menyebabkan penurunan tajam dalam produksi, pengangguran massal, dan kesulitan ekonomi yang meluas di seluruh dunia. Pada masa itu, teori ekonomi klasik yang dominan tidak mampu menjelaskan atau mengatasi krisis ini, sehingga ada kebutuhan mendesak akan teori baru yang bisa memberikan solusi praktis untuk masalah-masalah ekonomi tersebut.
Keynes melihat bahwa masalah utama dalam Depresi Besar adalah kurangnya permintaan agregat. Dengan banyak orang kehilangan pekerjaan dan pendapatan, konsumsi turun drastis, yang menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam produksi dan lapangan kerja. Keynes berpendapat bahwa intervensi aktif dari pemerintah diperlukan untuk merangsang permintaan agregat dan mengembalikan perekonomian ke jalur yang benar.
Publikasi 'The General Theory' (1936)
Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan karya monumentalnya, 'The General Theory of Employment, Interest, and Money'. Buku ini menjadi landasan bagi Keynesian Economy dan mengubah cara pandang banyak ekonom tentang bagaimana perekonomian berfungsi. Dalam 'The General Theory', Keynes memperkenalkan konsep-konsep kunci seperti pengeluaran pemerintah sebagai alat untuk mengatur permintaan agregat dan pentingnya harapan dalam menentukan aktivitas ekonomi.
'The General Theory' mengkritik pandangan ekonomi klasik yang mengandalkan pasar untuk menyeimbangkan diri sendiri dan menekankan pentingnya kebijakan fiskal yang proaktif untuk mencegah dan mengatasi resesi. Keynes berargumen bahwa tanpa intervensi pemerintah, ekonomi bisa mengalami periode pengangguran tinggi dan kapasitas produksi yang tidak terpakai untuk waktu yang lama.
Penerimaan Awal dan Implementasi (1940-an)
Sobat Trader, pada awal tahun 1940-an, ide-ide Keynes mulai mendapatkan penerimaan yang lebih luas, terutama karena keberhasilan kebijakan ekonomi yang diilhami oleh Keynes dalam memerangi Depresi Besar. Selama Perang Dunia II, banyak negara menerapkan kebijakan fiskal yang agresif untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah dan merangsang ekonomi, yang ternyata efektif dalam mengurangi pengangguran dan meningkatkan produksi.
Setelah perang, banyak negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, mulai menerapkan kebijakan Keynesian sebagai bagian dari strategi ekonomi mereka. Kebijakan ini melibatkan peningkatan pengeluaran pemerintah dan penyesuaian pajak untuk mengelola siklus ekonomi dan menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang. Penerimaan luas terhadap teori Keynesian mengarah pada era baru intervensi pemerintah yang lebih aktif dalam perekonomian.
Puncak Popularitas Keynesian (1960-an)
Era 1960-an menjadi puncak popularitas Keynesian Economy. Pada periode ini, banyak negara maju mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabilitas yang relatif tinggi. Kebijakan fiskal ekspansif yang dianjurkan oleh Keynes digunakan secara luas untuk menjaga tingkat permintaan agregat yang tinggi, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Sobat Trader, pada masa ini, pemerintah di negara-negara Barat secara aktif menggunakan alat-alat kebijakan Keynesian seperti pengeluaran publik yang meningkat dan kebijakan pajak yang fleksibel untuk mencapai tujuan ekonomi mereka. Keberhasilan Keynesian Economy pada periode ini memperkuat keyakinan bahwa intervensi pemerintah yang tepat bisa mengatasi fluktuasi ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kritik dan Tantangan (1970-an)
Namun, popularitas Keynesian Economy mulai menghadapi tantangan pada tahun 1970-an. Krisis minyak dan stagflasi (kombinasi inflasi tinggi dan pengangguran tinggi) mengguncang banyak negara maju, dan kebijakan Keynesian tradisional tampaknya tidak efektif dalam mengatasi masalah ini. Kritik terhadap Keynesian Economy mulai mengemuka, dengan beberapa ekonom berargumen bahwa kebijakan fiskal ekspansif bisa menyebabkan inflasi yang tidak terkendali.
Sobat Trader, kritik utama datang dari para pendukung teori monetarisme, yang dipelopori oleh Milton Friedman. Mereka berpendapat bahwa kebijakan moneter, bukan fiskal, seharusnya menjadi alat utama untuk mengelola perekonomian. Mereka juga mengkritik anggapan Keynesian tentang permintaan agregat, menyatakan bahwa inflasi adalah fenomena moneter yang dihasilkan dari pertumbuhan uang yang berlebihan.
Krisis Keuangan Global dan Kebangkitan Keynesian (2000-an)
Sobat Trader, setelah beberapa dekade mengalami penurunan popularitas, teori Keynesian mengalami kebangkitan pada awal 2000-an, terutama setelah krisis keuangan global 2008. Dalam menghadapi resesi besar ini, banyak pemerintah di seluruh dunia kembali ke kebijakan fiskal ekspansif yang dianjurkan oleh Keynes untuk menstabilkan perekonomian. Stimulus fiskal besar-besaran, seperti yang diterapkan di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, menjadi langkah utama untuk mengurangi dampak resesi dan mempercepat pemulihan ekonomi.
Kebangkitan minat terhadap Keynesian Economy juga didorong oleh kesadaran bahwa intervensi pemerintah yang cepat dan besar bisa mencegah penurunan ekonomi yang lebih dalam dan memulihkan kepercayaan pasar. Banyak ekonom dan pembuat kebijakan kembali menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengelola perekonomian dan mendukung permintaan agregat melalui pengeluaran publik yang tepat.
Keynesian dalam Ekonomi Modern (2010 - Sekarang)
Pada dekade terakhir, teori Keynesian terus memainkan peran penting dalam kebijakan ekonomi global. Banyak negara mengadopsi kebijakan fiskal ekspansif untuk merespons berbagai tantangan ekonomi, seperti krisis utang di Eropa dan dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Pemerintah menggunakan stimulus fiskal untuk mendukung ekonomi, menjaga tingkat pengangguran rendah, dan mendorong pertumbuhan.
Sobat Trader, dalam ekonomi modern, prinsip-prinsip Keynesian masih relevan dan sering digunakan untuk mengatasi fluktuasi ekonomi dan menjaga stabilitas. Meskipun ada kritik dan perdebatan tentang efektivitas kebijakan ini, Keynesian Economy tetap menjadi salah satu pendekatan utama dalam kebijakan ekonomi makro, menunjukkan bahwa intervensi pemerintah yang tepat dapat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan ekonomi.
Mengenal Karakteristik Keynesian Economy
Peran Aktif Pemerintah
Dalam Keynesian Economy, peran aktif pemerintah sangat ditekankan sebagai cara untuk mengatur dan mengontrol aktivitas ekonomi agar mencapai tujuan tertentu seperti mengurangi pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keynesianisme menyarankan bahwa pemerintah harus menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk mempengaruhi tingkat pengeluaran agregat dalam masyarakat. Pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran publik selama masa resesi untuk merangsang aktivitas ekonomi dan mengimbangi penurunan dalam investasi swasta dan konsumsi.
Pengeluaran Pemerintah sebagai Stimulus Ekonomi
Salah satu karakteristik utama Keynesian Economy adalah penggunaan pengeluaran pemerintah sebagai stimulus ekonomi. Teori ini menganggap bahwa pengeluaran pemerintah yang meningkat dapat mendorong permintaan agregat, merangsang aktivitas ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja baru. Contoh nyata dari aplikasi teori ini adalah pengeluaran pemerintah untuk proyek infrastruktur besar-besaran atau program pengurangan pajak yang bertujuan untuk meningkatkan belanja konsumen dan investasi perusahaan.
Stabilitas Ekonomi melalui Pengelolaan Permintaan
Keynesian Economy juga menekankan stabilitas ekonomi melalui pengelolaan permintaan agregat. Teori ini berpendapat bahwa fluktuasi ekonomi seperti depresi atau inflasi dapat diperbaiki dengan intervensi pemerintah yang tepat. Misalnya, selama masa kontraksi ekonomi, pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya untuk meningkatkan permintaan agregat dan mencegah penurunan lebih lanjut dalam aktivitas ekonomi. Sebaliknya, selama periode inflasi, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak untuk mengendalikan tingkat inflasi yang tinggi.
Ketidakstabilan Pasar Bebas
Keynesianism juga menyoroti ketidakstabilan yang melekat dalam pasar bebas. Pasar bebas cenderung mengalami siklus boom and bust yang dapat menyebabkan pengangguran tinggi dan inflasi. Keynes berpendapat bahwa pasar bebas tidak selalu efisien dalam mengalokasikan sumber daya dan seringkali membutuhkan intervensi pemerintah untuk mengatasi ketidakstabilan ini. Tanpa campur tangan pemerintah, ekonomi dapat jatuh ke dalam resesi yang berkepanjangan.
Fleksibilitas Harga dan Upah
Salah satu konsep penting dalam Keynesian Economy adalah fleksibilitas harga dan upah. Keynes berpendapat bahwa harga dan upah tidak selalu fleksibel dan seringkali "kaku" ke bawah. Ini berarti bahwa selama periode resesi, harga dan upah mungkin tidak turun cukup cepat untuk memulihkan keseimbangan pasar. Akibatnya, pengangguran dapat meningkat dan permintaan agregat tetap rendah. Oleh karena itu, intervensi pemerintah diperlukan untuk mendorong permintaan dan menstabilkan ekonomi.
Multiplikator Fiskal
Konsep multiplikator fiskal adalah elemen kunci lain dalam teori Keynesian. Multiplikator fiskal menggambarkan bagaimana perubahan dalam pengeluaran pemerintah dapat memiliki efek yang lebih besar pada perekonomian secara keseluruhan. Misalnya, peningkatan pengeluaran pemerintah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya akan meningkatkan konsumsi dan investasi lebih lanjut. Efek berantai ini dapat memperkuat dampak awal dari pengeluaran pemerintah, menjadikannya alat yang kuat untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Investasi sebagai Penentu Utama Siklus Bisnis
Menurut Keynesian Economy, investasi adalah salah satu penentu utama dari siklus bisnis. Investasi swasta seringkali dipengaruhi oleh ekspektasi keuntungan di masa depan dan dapat sangat berfluktuasi. Selama periode optimisme, investasi dapat meningkat, mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, selama periode pesimisme, investasi dapat menurun drastis, menyebabkan resesi. Oleh karena itu, pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk mempengaruhi tingkat investasi dan membantu menstabilkan siklus bisnis.
Contoh Penerapan Keynesian Economy
Keynesian Economy menekankan pentingnya intervensi pemerintah untuk mengelola permintaan agregat dan menstabilkan perekonomian. Seiring berjalannya waktu, berbagai negara telah menerapkan kebijakan Keynesian dalam berbagai situasi krisis ekonomi. Berikut adalah beberapa contoh nyata penerapan Keynesian Economy.
1. The New Deal (1933-1939)
Salah satu contoh paling terkenal dari penerapan teori Keynesian adalah The New Deal yang diluncurkan oleh Presiden Franklin D. Roosevelt di Amerika Serikat selama era Depresi Besar. Kebijakan ini bertujuan untuk memulihkan ekonomi Amerika melalui berbagai program yang difokuskan pada peningkatan pengeluaran pemerintah.
Program-program seperti Civilian Conservation Corps (CCC), Public Works Administration (PWA), dan Social Security Act diperkenalkan untuk menciptakan lapangan kerja, menyediakan bantuan sosial, dan membangun infrastruktur. The New Deal berhasil mengurangi tingkat pengangguran dan memulihkan kepercayaan publik terhadap perekonomian.
2. Program Pemulihan Ekonomi Pasca-Perang Dunia II
Setelah Perang Dunia II, banyak negara menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali ekonomi mereka yang hancur. Di Eropa, Marshall Plan merupakan contoh penerapan Keynesian Economy yang sangat sukses. Program ini, yang didanai oleh Amerika Serikat, menyediakan bantuan finansial dan bahan baku untuk membantu negara-negara Eropa Barat memulihkan infrastruktur dan industri mereka.
Di Jepang, pemerintah mengadopsi kebijakan ekonomi yang menggabungkan peningkatan pengeluaran publik dan reformasi struktural untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Langkah-langkah ini berhasil membawa kedua wilayah tersebut kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi yang kuat.
3. Stimulus Fiskal 2008-2009
Pada tahun 2008, krisis finansial global melanda, menyebabkan resesi besar di banyak negara. Sebagai respons, banyak pemerintah menerapkan paket stimulus fiskal untuk menghidupkan kembali perekonomian. Di Amerika Serikat, American Recovery and Reinvestment Act (ARRA) 2009 yang diprakarsai oleh Presiden Barack Obama mengalokasikan sekitar $831 miliar untuk berbagai program, termasuk infrastruktur, energi hijau, dan bantuan sosial.
Tujuan dari stimulus ini adalah untuk meningkatkan permintaan agregat, menciptakan lapangan kerja, dan menstabilkan perekonomian. Upaya ini berhasil mengurangi tingkat pengangguran dan memacu pertumbuhan ekonomi.
4. Program Penanggulangan COVID-19
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 memicu resesi global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai respons, banyak negara menerapkan kebijakan Keynesian untuk menanggulangi dampak ekonomi dari pandemi. Di Amerika Serikat, pemerintah meluncurkan beberapa paket stimulus besar, termasuk Coronavirus Aid, Relief, and Economic Security (CARES) Act yang bernilai sekitar $2,2 triliun.
Paket ini mencakup bantuan langsung tunai kepada individu, tunjangan pengangguran yang diperluas, dukungan untuk bisnis kecil, dan pendanaan untuk sektor kesehatan. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan permintaan agregat dan menjaga stabilitas ekonomi selama krisis kesehatan global.
5. Infrastruktur di China
China telah menjadi contoh lain dari penerapan Keynesian Economy melalui investasinya yang masif dalam infrastruktur. Sejak awal tahun 2000-an, pemerintah China telah mengalokasikan triliunan dolar untuk pembangunan jalan tol, kereta cepat, bandara, dan proyek infrastruktur lainnya. Investasi ini tidak hanya meningkatkan kapasitas logistik negara tetapi juga menciptakan jutaan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Strategi ini membantu China pulih dengan cepat dari krisis finansial global 2008 dan terus memperkuat posisinya sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia. Kebijakan ini menunjukkan bagaimana pengeluaran pemerintah yang strategis dapat memacu pembangunan ekonomi jangka panjang.
Keynesian Economy telah terbukti sebagai pendekatan yang efektif dalam mengatasi berbagai tantangan ekonomi di seluruh dunia. Dari The New Deal hingga kebijakan pemulihan pasca-pandemi COVID-19, teori Keynesian telah membantu negara-negara mengatasi krisis ekonomi dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah dan menyesuaikan kebijakan fiskal untuk mengelola permintaan agregat.
Meskipun menghadapi kritik dan tantangan, terutama pada era stagflasi 1970-an, Keynesian Economy kembali mendapatkan relevansi pada krisis keuangan global 2008 dan pandemi 2020. Artikel ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Keynesian tetap relevan dalam ekonomi modern, memberikan wawasan berharga bagi para pembuat kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sobat Trader, saatnya untuk memanfaatkan dana dengan cerdas! Mulailah perjalanan investasimu dengan membuka akun demo trading di HSB. Dapatkan dana virtual gratis hingga $100.000 untuk belajar trading di pasar keuangan sungguhan tanpa risiko. Ini adalah kesempatan emas untuk mengasah kemampuan tradingmu sejak dini.
Jika kamu merasa siap untuk terjun ke dalam dunia trading dengan lebih serius, buka akun live trading HSB hanya dalam 3 langkah mudah: isi dan lengkapi informasi pribadimu saat pendaftaran, selesaikan verifikasi identitasmu melalui proses KYC, dan lakukan deposit pada akun resmi HSB.
Jangan lewatkan juga promo trading HSB yang bisa meningkatkan peluang profit tradingmu. Jadi, manfaatkanlah waktu dan kesempatan ini sebaik mungkin. Buka akunmu sekarang juga dan raih keuntungan dari investasimu bersama HSB!***
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apa yang dimaksud dengan teori Keynesian?
Teori Keynesian adalah kerangka pemikiran ekonomi yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes pada 1930-an. Teori ini menekankan intervensi pemerintah untuk mengatasi ketidakseimbangan jangka pendek dalam ekonomi, seperti pengangguran, melalui kebijakan fiskal dan moneter.
Apa saja inti pemikiran dari Keynesian?
Keynesianisme mengedepankan pentingnya intervensi pemerintah untuk mengatasi kurangnya permintaan efektif dalam ekonomi yang dapat menyebabkan pengangguran dan depresi. Solusi yang disarankan Keynes adalah penggunaan kebijakan fiskal dan moneter untuk merangsang pengeluaran agregat dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Apa yang dimaksud dengan ekonomi politik Keynesian?
Ekonomi politik Keynesian merujuk pada aplikasi teori Keynesian dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi. Ini mencakup penggunaan kebijakan fiskal dan moneter untuk mempengaruhi tingkat pengeluaran, pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah. Approach ini menyoroti peran aktif pemerintah dalam mengatur aktivitas ekonomi untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang.
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- Berikut 10 Cara Mengetahui Harga Saham Murah atau Mahal
Mengetahui harga wajar saham bisa dikatakan murah atau mahal adalah salah satu langkah penting dalam mengambil keputusan investasi. Harga saham yan...
- Payback Period vs Discounted Payback Period: Mana yang Lebih Akurat?
Dalam dunia investasi, penting untuk mengevaluasi waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan investasi awal dari aliran kas yang dihasilkan oleh proyek...
Fungsi Utama Discounted Payback Period dalam Menilai Risiko InvestasiDiscounted Payback Period (DPP) adalah metode evaluasi investasi yang digunakan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembali...
- Staking Kripto: Definisi, Keuntungan, Risiko Hingga Cara Kerjanya
Staking kripto telah menjadi salah satu cara populer bagi para pemilik aset digital untuk mendapatkan penghasilan pasif. Dalam ekosistem blockchain...
Berikut Cara Menghitung Risiko Nilai Tukar Mata Uang AsingRisiko nilai tukar mata uang asing merupakan tantangan yang signifikan bagi perusahaan dan individu yang terlibat dalam transaksi internasional. Ke...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil