Ketegangan Global Meningkat: Emas Naik, Minyak Melonjak, Yen Melemah
Harga Emas Naik 2,22% ke $3.434,27 di Tengah Ketegangan Geopolitik
Harga emas hari ini melonjak 2,22% dan mencapai level $3.434,27 per troy ounce. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, serta ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada September mendatang. Meskipun data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan hasil yang positif, para trader tetap memilih emas sebagai aset aman di tengah situasi global yang tidak pasti.
Iran memperingatkan akan melakukan balasan atas serangan Israel, menambah kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah. Di sisi lain, pasar mulai memperkirakan bahwa langkah pelonggaran kebijakan moneter akan segera diambil oleh The Fed, memperkuat daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil namun stabil di masa ketidakpastian.
Harga Minyak Naik 3,71% Usai Ketegangan Israel-Iran Meningkat
Harga minyak dunia hari ini melonjak 3,71% hari ini, mencapai level $71,502 per barel. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi meluasnya konflik di Timur Tengah, menyusul serangan terbaru antara Israel dan Iran.
Ketegangan ini memicu kekhawatiran gangguan ekspor minyak, terutama di kawasan strategis Selat Hormuz, jalur penting yang dilewati sekitar 20% pasokan minyak global. Iran, yang memproduksi sekitar 3,3 juta barel per hari, menolak melakukan perundingan selama serangan terus berlanjut. Di sisi lain, OPEC disebut memiliki kapasitas cadangan yang setara dengan produksi harian Iran.
Ketegangan Israel-Iran Memburuk, Dunia Waspadai Risiko Perang Regional
Konflik bersenjata antara Israel dan Iran semakin intensif dengan korban sipil terus bertambah, memicu keprihatinan global. Serangan udara dan misil dari kedua pihak membuat kota-kota seperti Tel Aviv, Haifa, dan Tehran dilanda kehancuran. Israel menyatakan targetnya adalah menghancurkan program nuklir dan rudal Iran, sementara Iran bersumpah membalas tanpa negosiasi selama serangan berlangsung.
Pertemuan G7 di Kanada menjadikan konflik ini prioritas utama, dengan para pemimpin dunia menyerukan de-eskalasi untuk menghindari perang skala besar. Ledakan di fasilitas minyak Iran membuat harga minyak global melonjak, menambah tekanan pada ekonomi dunia. Sementara itu, Amerika Serikat menyatakan dukungan pertahanan terhadap Israel, namun membantah keterlibatan langsung dalam serangan.
Wall Street Stabil di Tengah Ketegangan Israel-Iran dan Kenaikan Harga Minyak
Saham-saham AS menunjukkan ketahanan pada awal pekan meski ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat. Indeks futures S&P 500 dan Nasdaq naik masing-masing 0,1% dan 0,2% setelah penurunan tajam hari Jumat akibat konflik Israel-Iran.
Investor masih menantikan keputusan The Fed pekan ini, dengan ekspektasi bahwa proyeksi suku bunga (“dot plot”) akan menunjukkan hanya satu pemangkasan tahun ini. Di sisi lain, data penjualan ritel AS juga dinanti sebagai sinyal tambahan arah pasar.
Dolar AS Menguat Tipis, Diuntungkan dari Lonjakan Harga Minyak dan Status Ekspor Energi
Dolar AS menguat 0,2% terhadap yen Jepang dan berada di level 144,39. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan harga minyak dan status AS sebagai eksportir energi, membuat mata uangnya lebih menarik dibanding euro dan yen.
Deutsche Bank mencatat bahwa negara-negara dengan neraca energi positif, termasuk AS, cenderung mendapat dukungan nilai tukar dari lonjakan harga minyak global. Di sisi lain, euro melemah 0,1% ke $1,1530.
Yen Melemah Akibat Kenaikan Harga Minyak dan Ketergantungan Jepang pada Impor Energi
Yen Jepang tergelincir terhadap dolar AS menyusul lonjakan harga minyak, mencerminkan kekhawatiran pasar atas dampak biaya energi terhadap ekonomi Jepang yang sangat bergantung pada impor.
Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 0,5% dalam pertemuan Selasa ini, namun spekulasi mengenai kemungkinan pengetatan di akhir tahun masih terbuka. Pasar juga menyoroti potensi perubahan dalam kebijakan obligasi pemerintah Jepang.
Pound Inggris Berisiko Tertekan, Harga Rumah di Inggris Turun Tajam di Juni
Pound sterling berpotensi menghadapi tekanan setelah data dari Rightmove menunjukkan penurunan harga rumah terbesar untuk bulan Juni sejak 2011. Harga rumah di Inggris turun 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya, berlawanan dengan tren naik rata-rata 0,4% untuk periode yang sama dalam 14 tahun terakhir.
Penurunan ini dipicu oleh lonjakan jumlah rumah yang dijual dan dampak tertunda dari kenaikan pajak properti. Dengan kenaikan harga tahunan hanya 0,8%—terendah sejak Agustus 2024—pasar properti yang lesu dapat menambah sentimen negatif terhadap GBP di tengah ekspektasi penurunan suku bunga Bank of England akhir tahun ini.
ECB Semakin Dekat Target Inflasi, Sinyal Potensi Pemangkasan Suku Bunga Menguat
Presiden ECB Christine Lagarde menyatakan bahwa target inflasi 2% kini sudah dalam jangkauan, mengisyaratkan ruang bagi pemangkasan suku bunga di masa depan. Dalam wawancara dengan Xinhua yang dipublikasikan di situs ECB, Lagarde menegaskan pentingnya stabilitas keuangan untuk menjaga stabilitas harga.
ECB sebelumnya telah menurunkan proyeksi inflasi untuk tahun ini dan 2026, masing-masing menjadi 2,0% dan 1,6%. Penurunan proyeksi ini membuka peluang lebih besar bagi ECB untuk memangkas suku bunga demi mendukung pertumbuhan di kawasan euro yang mulai melambat.
Ingin mencoba trading Indeks dunia? Gunakan aplikasi trading terbaik dari HSB Investasi, broker forex terbaik yang teregulasi BAPPEBTI, untuk mulai trading saham Amerika seperti Nike dengan lebih percaya diri. Dengan HSB, kamu dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan dan promo broker forex yang membantu meningkatkan potensi profitmu. Segera buka akun aplikasi trading forex HSB dan mulailah berinvestasi dengan lebih aman dan terampil. Unduh aplikasi trading saham untuk Android dan iOS di sini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News HSB Investasi untuk informasi dan edukasi seputar trading, investasi keuangan, dan ekonomi.