Trading & kelola akun MT di Aplikasi HSB Trading
store google
Rasio Likuiditas: Pengertian, Jenis dan Rumusnya

Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti pembayaran gaji atau biaya operasional gedung. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, semakin rendah pula risikonya. Jenis rasio likuiditas yang beragam penting untuk dipahami, terutama bagi mereka yang tertarik berinvestasi dalam perusahaan tersebut.

Pemahaman akan rasio likuiditas memberikan gambaran tentang stabilitas keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui dan menganalisis rasio-rasio ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi sebelum menanamkan modalnya sebagai investasi jangka panjang.

Apa Itu Rasio Likuiditas?

Rasio likuiditas merupakan perbandingan aktiva dan kewajiban lancar dari sebuah perusahaan. Rasio ini dapat menjadi alat yang membantu perusahaan dalam meningkatkan operasionalnya. Dalam kata lain, rasio likuiditas dapat dijadikan sebagai indikator performa perusahaan. Untuk itu, penting bagi kamu tahu cara menghitung rasio likuiditas serta jenisnya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. 

seseorang sedang menganalisa rasio likuiditas

Mengapa Analisis Rasio Likuiditas Penting?

Analisis rasio likuiditas menjadi hal penting karena dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menjaga kelancaran operasionalnya. Rasio likuiditas ini dapat mengukur kemampuan arus kas perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek seperti gaji karyawan.

Di sisi lain, analisis rasio likuiditas juga dapat digunakan investor untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan menentukan tingkat risiko likuiditas investasi. Hal ini menjadi penting agar perusahaan mendapat kepercayaan dari para investor. 

Rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dengan mudah, sehingga dapat mengurangi risiko investasi. Sementara itu, rasio likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesulitan dalam memenuhi kewajibannya, sehingga meningkatkan risiko investasi.

Analisis rasio likuiditas juga penting dalam mengelola keuangan. Melalui analisis rasio likuiditas, perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan yang sebenarnya dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. 

Namun, perlu diingat bahwa analisis rasio likuiditas tidak dapat digunakan sendirian dalam mengevaluasi kondisi transaksi keuangan perusahaan, perlu digabungkan dengan analisis lainnya. Jadi, analisis risiko likuiditas ini mengapa penting, jawabannya untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola operasionalnya. 

jenis rasio likuiditas

Jenis Rasio Likuiditas dan Rumusnya

Ada 4 jenis rasio likuiditas yang umum digunakan oleh perusahaan, di antaranya current ratio, quick ratio, cash ratio, dan networking capital. Kamu perlu tahu ketiga jenis rasio likuiditas ini supaya bisa memahami kinerja perusahaan dengan lebih mudah. Apalagi kamu berencana menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Berikut penjelasan dari rasio likuiditas tersebut dan rumus menghitungnya.

1. Current Ratio (CR)

Current ratio atau sering disebut juga rasio lancar merupakan jenis rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rumus perhitungannya adalah: Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar.

Makin tinggi current ratio yang diperoleh perusahaan, maka makin baik kemampuan perusahaan dalam menjaga kelancaran operasionalnya. Idealnya, current ratio harus lebih dari satu yang artinya aktiva lancar lebih besar dari kewajiban lancar.

2. Quick Ratio (QR)

Kamu bisa menyebut jenis rasio ini dengan sebutan rasio cepat yang biasanya digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa mengandalkan piutang. Cara menghitung rasio ini dengan cara membagi aktiva lancar yang tidak termasuk piutang dengan kewajiban lancar. Rumus perhitungannya: Quick Ratio (QR) = (Aktiva Lancar - Piutang) / Kewajiban Lancar.

Jika rasio cepat yang diperoleh perusahaan makin tinggi, ini menunjukkan makin baik kemampuan perusahaan dalam menjaga kelancaran operasional tanpa mengandalkan utang. Sama seperti current ratio, rasio cepat juga harus lebih dari satu, di mana aktiva lancar yang tidak termasuk piutang lebih besar dari kewajiban lancar. 

3. Cash Ratio (CR)

Untuk jenis cash ratio biasanya digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dengan mengandalkan kas dan setara kas. Cara menghitung rasio ini yaitu membagi kas dan setara kas dengan kewajiban lancar. Untuk rumusnya adalah: Cash Ratio (CR) = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar.

Sebagaimana dua jenis rasio sebelumnya, cash ratio juga harus lebih dari satu, karena menunjukkan kinerja perusahaan yang makin baik dalam menjaga kelancaran operasionalnya dengan mengandalkan kas dan setara kas. 

4. Net Working Capital (NWC)

Melalui NWC, perusahaan dapat menunjukkan selisih dari aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Rasio ini dihitung dengan cara mengurangi kewajiban perusahaan dari aktiva lancar. Rumus perhitungannya adalah: Net Working Capital (NWC) = Aktiva Lancar - Kewajiban Lancar.

Jika hasil dari NWC positif, itu menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva lancar yang cukup untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun jika hasilnya negatif, berarti perusahaan kesulitan dalam membayar kewajiban jangka pendek tersebut. 

Sebagai investor, kamu perlu memahami berbagai jenis rasio likuiditas supaya bisa menanamkan dana dengan tepat. Jangan sampai kamu berinvestasi pada perusahaan yang kurang baik dalam mengelola keuangan dan operasionalnya. Bukan tidak mungkin jika kedepannya perusahaan akan mengalami kerugian.

Untuk itu, sebelum kamu berinvestasi, penting sekali mengetahui performa perusahaan dengan melihat rasio likuiditasnya. Apalagi jika kamu ingin mendapatkan keuntungan maksimal dan meminimalisir kerugian. 

rasio likuiditas yang ada

Risiko Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun, seperti halnya metrik keuangan lainnya, rasio likuiditas juga memiliki risiko-risiko tertentu:

1. Keterbatasan dalam Menilai Kualitas Aset

Rasio likuiditas hanya memberikan gambaran kasar tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio tersebut tidak mempertimbangkan kualitas aset atau seberapa cepat aset dapat diubah menjadi uang tunai dalam situasi tertentu.

2. Keterbatasan Mencerminkan Risiko Operasional

Rasio likuiditas tidak mempertimbangkan risiko operasional yang mungkin mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban.

3. Ketergantungan pada Waktu Pelaporan

Rasio likuiditas dapat dipengaruhi oleh kapan data keuangan dilaporkan. Jika data tersebut sudah usang atau tidak merefleksikan kondisi terkini, perhitungan rasio likuiditas menjadi tidak akurat.

4. Kesulitan dalam Menilai Persediaan

Beberapa rasio likuiditas menghilangkan persediaan dari perhitungan mereka. Namun, dalam beberapa industri, persediaan dapat menjadi bagian yang signifikan dari aset dan mengabaikannya dalam perhitungan dapat mengurangi ketepatan analisis likuiditas.

5. Risiko Perubahan Harga Aset Lancar

Rasio likuiditas mengasumsikan nilai aset lancar tetap stabil. Namun, fluktuasi harga atau penurunan nilai aset dapat mengubah gambaran likuiditas perusahaan secara keseluruhan.

6. Kewajiban Tidak Terlihat

Rasio likuiditas hanya mempertimbangkan kewajiban yang tercatat dalam laporan keuangan. Kewajiban yang mungkin tidak terlihat atau belum tercatat bisa menjadi risiko yang tidak teridentifikasi dalam perhitungan rasio likuiditas.

7. Ketidakpastian Pasar dan Ekonomi

Faktor eksternal seperti kondisi pasar atau kondisi ekonomi secara keseluruhan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan, namun rasio likuiditas tidak selalu memperhitungkan dampak dari variabel-variabel tersebut.

Menggunakan rasio likuiditas sebagai alat evaluasi keuangan membutuhkan pemahaman yang baik tentang keterbatasan dan risiko yang terkait. Penggunaan yang bijak dan kombinasi dengan analisis lainnya dapat membantu mengurangi risiko ketidakakuratan dalam mengevaluasi likuiditas suatu perusahaan.

Mulai trading tanpa risiko dengan mendaftarkan akun demo HSB Investasi

Memahami Rasio Likuiditas Tanpa Risiko!

Dengan memahami rasio likuiditas, trader dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan strategis saat trading produk diminati. Namun, penting untuk selalu menggabungkan analisis ini dengan pemahaman menyeluruh tentang kondisi pasar, dan faktor-faktor industri yang relevan untuk membuat keputusan trading yang lebih cerdas dan cermat.

Membahas rasio likuiditas tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang trading, tetapi juga menyoroti kepentingan mendalamnya dalam mengasah kemampuan trading. 

Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menggunakan akun demo trading HSB yang bisa menjadi wadah mempraktikkan skill trading tanpa harus menghadapi risiko kehilangan uang sungguhan. 

Di akun demo HSB, secara otomatis kamu akan diberikan dana virtual hingga $100,000 yang tentunya bisa digunakan untuk mencoba beragam metode trading, posisi, hingga melatih kemampuanmu menganalisa pergerakan tren pasar. 

Kamu bisa memanfaatkan akun demo di aplikasi trading HSB yang meraih penghargaan “Most Improvement Broker 2023” dari ICDX. Jika sudah siap, kamu bisa mulai memasuki keseruan pasar trading dunia bersama HSB hanya dengan 4 langkah simple ini:

  1. Registrasikan akun live HSB dengan menyertakan dokumen pendukung
  2. Tunggu panggilan telepon tim KYC HSB untuk verifikasi data dirimu
  3. Buat deposit trading melalui segregated account HSB yang telah teregulasi
  4. Dan mulai pengalaman seru meraih peluang profit trading di pasar global dunia!

Komitmen dan dukungan penuh HSB untuk menjaga keamanan serta transparansi transaksi nasabahnya terwujud dalam regulasi resmi yang disahkan oleh BAPPEBTI di bawah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Regulasi menjadi manajemen risiko trading paling dasar yang perlu Sobat Trader utamakan.

Bukan hanya aman, transparan, dan terdepan, HSB juga terus berupaya mengedukasi seluruh tradernya melalui beragam sumber media belajar trading baik online maupun offline sebagai bentuk dedikasi HSB melahirkan trader-trader profesional terbaik Indonesia. Jadi, tidak ada alasan bagimu untuk menunda peluang kesuksesan trading. Bergabunglah dengan HSB sekarang dan raih peluang profit tradingmu kemudian!***

Tag Terkait:
DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Artikel Lainnya

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
bonus tanpa deposit
Mulai Pengalaman Trading Terbaik