Home Pengetahuan Keuangan 4 Jenis Rasio Likuiditas, Manfaat, dan Panduan

4 Jenis Rasio Likuiditas, Manfaat, dan Panduan

by HSB
Jenis Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti pembayaran gaji atau pembayaran operasional gedung. Makin tinggi likuiditas perusahaan, maka risikonya juga makin kecil. Ada berbagai jenis rasio likuiditas yang perlu kamu ketahui, terutama buat kamu yang ingin berinvestasi pada perusahaan tersebut. Kalau begitu, mari simak uraian lengkap di bawah ini.

Apa Itu Rasio Likuiditas?

Rasio likuiditas merupakan perbandingan aktiva dan kewajiban lancar dari sebuah perusahaan. Rasio ini dapat menjadi alat yang membantu perusahaan dalam meningkatkan operasionalnya. Dalam kata lain, rasio likuiditas dapat dijadikan sebagai indikator performa perusahaan. Untuk itu, penting bagi kamu tahu cara menghitung rasio likuiditas serta jenisnya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. 

Baca juga: Inilah Cara Menghitung Rasio Likuiditas dengan Benar

Mengapa Analisis Rasio Likuiditas Penting?

Mengapa Analisis Rasio Likuiditas Penting

Analisis rasio likuiditas menjadi hal penting karena dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menjaga kelancaran operasionalnya. Rasio likuiditas ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek seperti gaji karyawan.

Di sisi lain, analisis rasio likuiditas juga dapat digunakan investor untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan menentukan tingkat risiko investasi. Hal ini menjadi penting agar perusahaan mendapat kepercayaan dari para investor. 

Rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dengan mudah, sehingga dapat mengurangi risiko investasi. Sementara itu, rasio likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesulitan dalam memenuhi kewajibannya, sehingga meningkatkan risiko investasi.

Baca Juga:  Yuk Pahami Pengertian Reksa Dana dalam Investasi

Analisis rasio likuiditas juga penting dalam mengelola keuangan perusahaan. Melalui analisis rasio likuiditas, perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan yang sebenarnya dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. 

Namun, perlu diingat bahwa analisis rasio likuiditas tidak dapat digunakan sendirian dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan, perlu digabungkan dengan analisis lainnya. Jadi, analisis risiko likuiditas ini mengapa penting, jawabannya untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola operasionalnya. 

Baca juga: Informasi Perkembangan Investasi Di Indonesia

4 Jenis Rasio Likuiditas dan Cara Menghitungnya

Jenis Rasio Likuiditas dan Cara Menghitungnya

Ada 3 jenis rasio likuiditas yang umum digunakan oleh perusahaan, di antaranya current ratio, quick ratio, cash ratio, dan networking capital. Kamu perlu tahu ketiga jenis rasio likuiditas ini supaya bisa memahami kinerja perusahaan dengan lebih mudah. Apalagi kamu berencana menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Berikut penjelasan dari rasio likuiditas tersebut dan cara menghitungnya.

1. Current Ratio (CR)

Current ratio atau sering disebut juga rasio lancar merupakan jenis rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rumus perhitungannya adalah: Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar.

Makin tinggi current ratio yang diperoleh perusahaan, maka makin baik kemampuan perusahaan dalam menjaga kelancaran operasionalnya. Idealnya, current ratio harus lebih dari satu yang artinya aktiva lancar lebih besar dari kewajiban lancar.

2. Quick Ratio (QR)

Kamu bisa menyebut jenis rasio ini dengan sebutan rasio cepat yang biasanya digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa mengandalkan piutang. Cara menghitung rasio ini dengan cara membagi aktiva lancar yang tidak termasuk piutang dengan kewajiban lancar. Rumus perhitungannya: Quick Ratio (QR) = (Aktiva Lancar – Piutang) / Kewajiban Lancar.

Baca Juga:  Penjelasan Mengenai Pasangan Mata Uang di Forex

Jika rasio cepat yang diperoleh perusahaan makin tinggi, ini menunjukkan makin baik kemampuan perusahaan dalam menjaga kelancaran operasional tanpa mengandalkan utang. Sama seperti current ratio, rasio cepat juga harus lebih dari satu, di mana aktiva lancar yang tidak termasuk piutang lebih besar dari kewajiban lancar. 

Baca juga: 5 Jenis Investasi Jangka Pendek yang Cocok untuk Pemula

3. Cash Ratio (CR)

Untuk jenis cash ratio biasanya digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dengan mengandalkan kas dan setara kas. Cara menghitung rasio ini yaitu membagi kas dan setara kas dengan kewajiban lancar. Untuk rumusnya adalah: Cash Ratio (CR) = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar.

Sebagaimana dua jenis rasio sebelumnya, cash ratio juga harus lebih dari satu, karena menunjukkan kinerja perusahaan yang makin baik dalam menjaga kelancaran operasionalnya dengan mengandalkan kas dan setara kas. 

4. Net Working Capital (NWC)

Melalui NWC, perusahaan dapat menunjukkan selisih dari aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Rasio ini dihitung dengan cara mengurangi kewajiban perusahaan dari aktiva lancar. Rumus perhitungannya adalah: Net Working Capital (NWC) = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar.

Jika hasil dari NWC positif, itu menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva lancar yang cukup untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun jika hasilnya negatif, berarti perusahaan kesulitan dalam membayar kewajiban jangka pendek tersebut. 

Sebagai investor, kamu perlu memahami berbagai jenis rasio likuiditas supaya bisa menanamkan dana dengan tepat. Jangan sampai kamu berinvestasi pada perusahaan yang kurang baik dalam mengelola keuangan dan operasionalnya. Bukan tidak mungkin jika kedepannya perusahaan akan mengalami kerugian.

Untuk itu, sebelum kamu berinvestasi, penting sekali mengetahui performa perusahaan dengan melihat rasio likuiditasnya. Apalagi jika kamu ingin mendapatkan keuntungan maksimal dan meminimalisir kerugian. 

Baca Juga:  Panduan Singkat The Bank of Japan (BoJ)

Selain berinvestasi di perusahaan, kamu juga bisa melakukan trading emas dan perak untuk mendapatkan keuntungan. Kamu bisa trading di HSB, salah satu broker tepercaya yang mengedepankan transparansi dalam transaksi. 

Kamu bisa buat akun demo terlebih dahulu untuk memahami investasi dengan cara trading. Setelah itu, kamu bisa buat akun live dan mulai trading dengan nyaman, yuk download aplikasi HSB sekarang juga dan rasakan trading dengan aman bersama HSB!***

 

Quick Links
HSB Investasi

HSB Investasi merupakan perusahaan pialang fintech dengan fokus dan mengutamakan Iam menyediakan layanan jasa Perdagangan Foreign Exchange (Forex), Komoditas dan Indeks Saham (stock index) dibawah PT. Handal Semesta Berjangka. Diawasi oleh otoritas keuangan, terdaftar dan diawasi oleh Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi.

Contact Us

Hotline:

+62 21-501-22288