Trading & kelola akun MT di Aplikasi HSB Trading
store google
Mengenal Apa itu Moneter dan Jenis Kebijakannya

Istilah moneter dan kebijakan moneter mungkin tidak asing lagi bagi Sobat Trader. Apalagi istilah kebijakan moneter banyak digaungkan ketika Bank Sentral Fed memutuskan untuk meningkatkan suku bunga pinjamannya. Tapi, apa sebenarnya pengertian dari moneter? Berikut penjelasannya.

Apa itu Kebijakan Moneter?

Apa yang dimaksud dengan sistem moneter? Kebijakan moneter adalah ketetapan yang diambil oleh Pemerintah melalui Bank Sentralnya untuk mendukung kegiatan perekonomian dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Kebijakan moneter biasanya dalam bentuk pengendalian besaran moneter atau keuangan yang berkaitan dengan jumlah uang beredar, uang primer, atau kredit perbankan serta kebijakan suku bunga untuk mencapai stabilitas ekonomi makro. Di Indonesia, kebijakan moneter diatur dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Kebijakan Moneter Bank Indonesia.

Meskipun terdengar serupa, Sobat Trader harus memahami bahwa kebijakan moneter berbeda dengan kebijakan fiskal yang lebih fokus pada manajemen pendapatan dan pengeluaran negara. Pada kebijakan moneter, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral lebih memfokuskan kebijakannya pada diskonto, pengendalian inflasi, suku bunga, dan masih banyak lagi.

Apa itu Tujuan Moneter?

Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah agar peredaran dan nilai tukar mata uang tetap stabil dan terhindar dari ancaman inflasi deflasi. Tujuan utama ini diatur dalam UU No. 23 Tahun 1999.

Dalam laman resmi Bank Indonesia, disebutkan bahwa makna kestabilan nilai rupiah dapat dilihat dari dua dimensi berbeda, yaitu dimensi kestabilan nilai rupiah terhadap harga barang dan jasa dalam negeri, dan dimensi kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Adapun tujuan kebijakan moneter lainnya antara lain:

  • Menjaga kestabilan ekonomi makro
  • Mengendalikan tingkat inflasi
  • Meningkatkan jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan
  • Menjaga stabilitas harga dan sistem keuangan di pasar
  • Menjaga stabilitas neraca pembayaran internasional
  • dan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi makro

Berbagai Bank Sentral menggunakan tujuan kebijakan moneter berbeda-beda. Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter sendiri dapat dibedakan menjadi tiga tujuan berbeda, yaitu:

  • Single Objective: Tujuan akhir dari kebijakan moneter ini hanyalah pada pencapaian stabilitas ekonomi dan harga di pasar. Beberapa negara yang memiliki tujuan kebijakan moneter tunggal seperti Maroko, Kongo, Sudan, Srilanka, Ghana, Mesir, dll.
  • Dual Objectives: sesuai namanya, kebijakan moneter ini memiliki dua tujuan akhir yaitu mencapai stabilitas harga dan nilai tukar mata uang, serta stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Beberapa negara dengan dual objectives monetery policy antara lain Liberia, Kambodia, Afghanistan, India, dll.
  • 3 or More Objectives: Kebijakan moneter ini memiliki tiga atau lebih tujuan yang hendak dicapai, yaitu stabilitas harga, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi. Ethiopia dan Bangladesh adalah contoh negara yang memiliki tujuan kebijakan moneter ini.

Jenis kebijakan moneter

2 Jenis Kebijakan Moneter

Sekarang mari kita mengenal dua jenis kebijakan moneter yang digunakan Bank Indonesia dalam membuat ketetapan secara garis besar.

1. Kebijakan Moneter Ekspansif

Expansionary Monetary Policy atau kebijakan moneter ekspansif dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi pada saat resesi berlangsung.

Tujuan kebijakan moneter ekspansif adalah untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat demi mendorong perekonomian Indonesia dengan cara mengelola sistem keuangan yang beredar.

Ada beberapa jenis kebijakan moneter ekspansif dari Bank Indonesia yang perlu Sobat Trader ketahui, seperti kebijakan menurunkan suku bunga, kegiatan pembelian sekuritas milik pemerintah, serta meringankan persyaratan cadangan bank.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif

Contractionary Monetary Policy atau kebijakan moneter kontraktif dilakukan untuk menjaga kondisi perekonomian agar tidak mengalami pemanasan (overheating).

Jenis kebijakan moneter kontraktif justru bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat saat terjadi inflasi. Kebijakan moneter kontraktif yang biasaya dilakukan Bank Indonesia seperti, meningkatkan tingkat suku bunga pinjaman, menjual obligasi pemerintah, dan meningkatkan persyaratan untuk cadangan wajib bank.

Apa saja Instrumen Kebijakan Moneter?

Setelah menetapkan kebijakan moneter, Bank Indonesia perlu menggunakan beberapa instrumen kebijakan moneter untuk mengaplikasikannya dalam sistem keuangan negara. Berikut adalah lima instrumen kebijakan moneter yang perlu Sobat Trader kenali:

1. Penetapan Suku Bunga Acuan

Salah satu kewenangan yang dimiliki Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah membuat ketetapan tingkat suku bunga acuan untuk memelihara kestabilan nilai rupiah dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar.

2. Penetapan Kebijakan Dikonto (Discount Rate)

Instrumen kebijakan moneter ini digunakan untuk mengukur tingkat suku bunga pinjaman dari bank-bank umum dalam negeri kepada Bank Indonesia dalam upaya menjaga stabilitas mata uang yang beredar di masyarakat. Pada instrumen kebijakan moneter ini, Bank Indonesia memberikan keringanan atau menurunkan jumlah suku bunga pinjaman.

Penetapan Kebijakan Dikonto (Discount Rate)

3. Operasi Pasar Terbuka

Demi menjaga kestabilan nilai tukar dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia menggunakan instrumen operasi pasar terbuka dengan cara mengatur uang yang beredar melalui aktivitas ekonomi jula beli surat berharga milik pemerintah.

Tentunya tujuan kebijakan moneter dengan instrumen operasi pasar terbuka ini dilakukan untuk menekan inflasi dengan cara mengurangi atau meningkatkan uang yang beredar.

4. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib

Bank Indonesia perlu memiliki cadangan wajib yang digunakan untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu instrumen kebijakan moneter yang bisa digunakan Bank Indonesia adalah melalui kebijakan rasio cadangan wajib.

Tujuan kebijakan moneter dengan rasio cadangan wajib adalah agar jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak berlebihan atau terlalu sedikit yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi. Jika uang yang beredar terlalu banyak, Bank Indonesia bisa menambahkan rasio cadangan wajib kas bank.

Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar terlalu sedikit, Bank Indonesia bisa mengurangi rasio cadangan wajib kas bank untuk meraih tujuan kebijakan moneter stabilitas harga barang, jasa, dan nilai tukar mata uang di pasar.

5. Imbauan Moral

Instrumen kebijakan moneter Bank Indonesia terakhir adalah memberikan imbauan moral kepada seluruh bank di Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan berupa peningkatan atau penurunan suku bunga pinajam.

4 Kerangka Strategi Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia tertuang dalam kerangka strategi. Secara garis besar, ada empat kerangka strategi kebijakan moneter yang umumnya digunakan oleh Bank-bank Sentral dunia, termasuk Bank Indonesia, yaitu:

1. Exchange Rate Targeting (ERT)

Strategi kebijakan moneter ini menetapkan nilai tukar mata uang domestik yang digunakan untuk melakukan aktivitas ekonomi perdagangan harga komoditi tertentu yang diakui secara global seperti emas dan minyak mentah. Malaysia, Hongkong, China, dan Singapura merupakan contoh beberapa negara yang menggunakan strategi kebijakan moneter ERT.

Kelebihan dari strategi kebijakan moneter ini adalah cara kerjanya yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh masyarakat luas dan dapat mencegah peningkatan nilai inflasi akibat kenaikan harga barang di pasar global.

Sedangkan kekurangan dari strategi kebijakan moneter Exchange Rate Targeting adalah sulitnya menentukan nilai tukar yang tepat atas mata uang domestik dalam neraca pembayaran internasional dan berpotensi mengalami overvalued jika tidak dikendalikan.

2. Monetary Targeting

Strategi kebijakan moneter ini membuat ketetapan akan jumlah uang yang beredar dengan harapan masyarakat dapat mengetahui kemana arah kebijakan moneter yang terjadi. Amerika Seikat pernah menggunakan strategi kebijakan moneter ini pada tahun 1979 hingga 1982, serta negara Thailand selama masa pendampingan IMF.

Kelebihan dari strategi Monetary Targeting adalah kebijakan moneter ini bersifat independen sehingga dapat memberikan sinyal arah perekonomian dengan cepat.

Sedangkan kekurangannya sangat bergantung pada hubungan stabil uang beredar dan tingkat inflasi, muncul ketidakstabilan permintaan uang beredar di pasar, dan kendala keluar masuknya aliran dana.

Inflation Targeting

3. Inflation Targeting

Strategi kebijakan moneter yang digunakan Bank Indonesia saat ini adalah Inflation Targeting Framework (ITF) yang menginformasikan kepada publik komitmen Bank Indonesia sebagai Bank Sentral untuk mencapai tujuan stabilitas harga dengan program target inflasi jangka menengah.

Strategi kebijakan moneter ITF ini sangat sederhana dan independen sehingga Bank Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan ekonomi domestik tanpa tergantung pada hubungan stabil antara infasi dan nilai mata uang.

Implementasi ITF oleh Bank Indonesia untuk mencapai tujuan dengan cara menggunakan kebijakan suku bunga sebagai sinyal kebijakan moneter dan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) sebagai sasarann operasionalnya.

Akan tetapi, sinyal pencapaian target tidak dapat langsung terlihat, jika Bank Indonesia terlalu fokus pada inflasi saja akan menyebabkan fluktuasi output yang lebih besar menjadi beberapa kekurangan dari strategi kebijakan moneter ini.

Selain Indonesia, beberapa negara mulai menyadari pentingnya penetapan tujuan jangka panjang kebijakan moneter berupa stabilitas harga. Hingga tahun 2016, tercatat ada 36 negara dunia yang menggunakan strategi ini dalam kebijakan moneternya, seperti Selandia Baru, Kanada, Inggris, Swedia, dan Thailand.

4. Implicit Target

Sesuai namanya, strategi kebijakan moneter ini tidak secara tegas membuat target kebijakan moneter meskipun pihak Bank Sentral tetap memberikan komitmen untuk mencapai tujuan utama kebijakan moneter.

Keunggulan strategi kebijakan moneter ini antara lain kebijakan bersifat independen, tidak bergantung pada hubungan stabil uang dan inflasi, serta tingkat fleksibilitasnya yang tinggi.

Sedangkan kelemahan dari strategi Implicit Target adalah kurang transparan dan akuntabelnya kebijakan moneter, keberhasilan strategi sangat bergantung pada individu, dan dibutuhkan kredibilitas tinggi Bank Sentral sebelum mulai mengaplikasikannya. Amerika Serikat pasca tahun 1982 menggunakan strategi ini dalam kebijakan moneter Bank Sentralnya.

Kebijakan moneter Bank Sentral sering kali terasa justru mencekik kebutuhan finansial masyarakat luas. Karena itulah, penting bagimu untuk selalu memiliki passive income yang dapat menguntungkanmu bahkan ketika dihadapkan pada periode inflasi.

Salah satu bentuk pemasukan tambahan yang bisa segera kamu mulai adalah dengan trading dan investasi, baik dalam bentuk trading forex, saham, maupun komoditas.

Akan tetapi, pastikan dulu broker tradingmu sudah teregulasi BAPPEBTI dan memiliki sistem transaksi yang transparan ya, Sobat Trader. Seperti HSB Investasi yang bukan hanya sudah mengantongi regulasi resmi, namun juga memiliki sistem rekening trading nasabah yang terpisah dari rekening broker.

Tentunya sistem tersebut demi memenuhi kebutuhan trading yang aman, transparan, dan menguntungkan. Jangan tunda lagi! Jadilah bagian dari trader sukses Indonesia bersama HSB Investasi. Download aplikasinya dan registrasi akun trading sekarang juga!***

DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Artikel Lainnya

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
bonus tanpa deposit
Mulai Pengalaman Trading Terbaik