Apakah kamu pernah mendengar istilah dividen interim? Secara umum, dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada seluruh pemegang saham. Untuk pembagiannya, mekanisme yang digunakan ada 2, yaitu dividen interim dan dividen final. Apa itu dividen interim? Yuk simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Dividen Interim?
Dividen interim yaitu pembagian dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham di antara dua kali pengumuman dividen reguler. Biasanya, perusahaan mengumumkan dividen interim sebagai tindakan positif untuk mengirim sinyal kepada pasar, bahwa perusahaan memiliki performa yang kuat dan menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen.
Kepercayaan investor juga akan meningkat dengan adanya pembagian dividen interim ini. Tidak cuma itu saja, nilai saham perusahaan juga ikut meningkat. Dividen interim biasanya dibagikan setelah perusahaan meraih laba dalam suatu periode tertentu, misalnya setelah seperempat tahun (trimester) atau setengah tahun (semester).
Besarnya dividen interim dapat bervariasi tergantung pada kinerja perusahaan dan kebijakan dividen yang ditetapkan. Dividen interim juga dapat dianggap sebagai cara perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan kelebihan kas yang dimilikinya, sambil tetap menjaga likuiditas yang cukup untuk menjalankan operasi bisnis.
Dasar Hukum Dividen Interim
Dasar hukum dividen interim terdapat dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal ini menyatakan perseroan terbatas dapat membagikan dividen interim kepada pemegang saham, selama perseroan memiliki laba yang cukup dan memenuhi persyaratan keuangan yang ditetapkan dalam undang-undang tersebut.
Selain itu, Pasal 71 Undang-Undang tersebut juga mengatur tentang tata cara pembagian dividen interim. Pasal ini menyatakan perseroan terbatas harus mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terlebih dahulu sebelum membagikan dividen interim. Dalam RUPS tersebut, perseroan terbatas harus memutuskan besaran dividen interim yang akan dibagikan dan menetapkan jangka waktu pembayaran dividen tersebut.
Selain dasar hukum dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, dividen interim juga harus mematuhi ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lembaga OJK mengatur besaran dividen interim yang dapat dibagikan oleh perusahaan, agar tidak merugikan kepentingan para pemegang saham minoritas dan tidak mengganggu kesehatan keuangan perusahaan itu sendiri.
Dalam hal terjadi pelanggaran, OJK dapat memberikan sanksi atau tindakan lain yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan kepercayaan investor di pasar modal. Mekanisme pembagian dividen ini memiliki sejumlah syarat sebagai berikut:
- Untuk melakukan pembagian dividen interim, perusahaan harus memastikan jumlah kekayaan bersih tidak lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib.
- Pembagian dividen interim tidak boleh mengganggu kewajiban perusahaan pada kreditur atau mengganggu kegiatan perusahaan.
- Keputusan pembagian dividen interim ditetapkan oleh direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris. Namun, jika perusahaan mengalami kerugian setelah tahun buku berakhir, dividen interim yang dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada perusahaan.
- Jika pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim, maka direksi dan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab atas kerugian perusahaan.
- Perusahaan harus mempertimbangkan dengan hati-hati dalam melakukan pembagian dividen interim dan memastikan keputusan tersebut sesuai dengan kebijakan dividen dan keadaan keuangan perusahaan.
Cara Menghitung Dividen Interim
Setelah memahami apa itu dividen interim, penting untuk kamu tahu bagaimana cara menghitungnya supaya kamu mendapat gambaran berapa keuntungan yang akan kamu dapatkan. Lalu, bagaimana cara menghitungnya? Mari simak cara menghitung dividen interim berikut ini.
1. Tentukan Jumlah Laba Bersih Perusahaan
Jumlah laba bersih perusahaan dapat ditemukan dalam laporan keuangan, khususnya laporan laba rugi. Laba bersih merupakan selisih antara pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tersebut.
2. Tentukan Persentase Dividen Interim
Persentase dividen interim ditetapkan oleh manajemen perusahaan atau dapat juga ditetapkan dalam kebijakan dividen perusahaan. Persentase dividen interim biasanya berkisar antara 20% hingga 50% dari laba bersih perusahaan.
3. Kalikan Persentase Dividen Interim dengan Jumlah Saham yang Beredar
Jumlah saham yang beredar dapat ditemukan dalam laporan keuangan atau dalam bukti kepemilikan saham. Setelah mengetahui jumlah saham yang beredar, kalikan dengan persentase dividen interim untuk menentukan jumlah dividen interim yang akan dibagikan oleh perusahaan.
4. Tentukan Besaran Dividen Interim Per Lembar Saham
Setelah mengetahui jumlah dividen interim yang akan dibagikan oleh perusahaan, bagi jumlah tersebut dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Dalam hal ini, besaran dividen interim per lembar saham dapat dihitung.
Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp10 miliar, lalu perusahaan memutuskan membayar dividen interim sebesar 30% dari laba bersih. Jumlah saham yang beredar adalah 1 miliar lembar saham.
Maka, besaran dividen interim yang akan dibagikan oleh perusahaan adalah 30% x Rp10 miliar = Rp3 miliar. Jika pemegang saham memiliki 500 juta lembar saham, maka besaran dividen interim per lembar saham adalah Rp 3 miliar / 500 juta lembar saham = Rp 6 per lembar saham.
Namun, perlu kamu ingat besaran dividen interim bervariasi tergantung kebijakan perusahaan dan persetujuan pemegang saham dalam RUPS. Untuk itu, penting bagi investor memahami apa itu dividen interim sebelum melakukan investasi pada perusahaan tertentu.
Nah, bagi kamu yang ingin mulai investasi untuk mendapat keuntungan maksimal seperti dividen interim ini, kamu bisa mulai trading saham online melalui aplikasi HSB. Bagi kamu investor pemula, kamu bisa coba simulasi trading terlebih dahulu dengan membuat akun demo. Setelah itu, kamu bisa buat akun live dan mulai trading dengan aman. Yuk, download aplikasi HSB sekarang juga!***
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- Dampak Inflasi bagi Kehidupan Sehari-hari Masyarakat
Inflasi merupakan salah satu indikator kesehatan ekonomi suatu negara. Tingkat inflasi yang stabil dan moderat biasanya menandakan bahwa perekonomi...
- Berikut 10 Cara Mengetahui Harga Saham Murah atau Mahal
Mengetahui harga wajar saham bisa dikatakan murah atau mahal adalah salah satu langkah penting dalam mengambil keputusan investasi. Harga saham yan...
Payback Period vs Discounted Payback Period: Mana yang Lebih Akurat?Dalam dunia investasi, penting untuk mengevaluasi waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan investasi awal dari aliran kas yang dihasilkan oleh proyek...
- Fungsi Utama Discounted Payback Period dalam Menilai Risiko Investasi
Discounted Payback Period (DPP) adalah metode evaluasi investasi yang digunakan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembali...
Definisi Altcoin Lengkap dengan Kelebihan dan RisikonyaAltcoin, singkatan dari "alternative coin," merujuk pada semua cryptocurrency yang bukan Bitcoin. Sejak peluncuran Bitcoin pada tahun 2009, berbaga...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil