1. Dividen Tunai 
2. Dividen Saham 
3. Dividen Interim
4. Final Dividend 
5. Dividen Properti 
6. Dividen Likuidasi 
7. Dividen Skrip
Waktu Pembagian Dividen Saham
Cara Menghitung Pembagian Dividen Saham
7 Bentuk & Cara Pembagian Dividen Saham Mudah!

Investasi saham menjadi salah satu pilihan menarik bagi mereka yang ingin mendapatkan keuntungan jangka panjang. Salah satu daya tarik utama investasi saham adalah dividen, yakni pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham. Dividen dapat menjadi sumber pendapatan pasif yang stabil, apalagi jika perusahaan tempat kamu berinvestasi terus mencetak keuntungan. 

Namun, tahukah kamu bahwa ada beberapa cara pembagian dividen saham? Dalam artikel ini, kita akan membahas 7 cara pembagian dividen saham yang bisa kamu pahami dengan mudah!

1. Dividen Tunai 

Cash Dividend / Dividen tunai adalah cara paling umum yang digunakan perusahaan untuk membagikan keuntungan. Dalam metode ini, perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. 

Misalnya, jika sebuah perusahaan mengumumkan dividen tunai sebesar Rp100 per saham dan kamu memiliki 1.000 lembar saham, maka kamu akan mendapatkan Rp100.000.

Keuntungan dividen tunai adalah memberikan likuiditas langsung kepada para pemegang saham. Mereka bisa langsung menikmati hasil investasi tanpa harus menjual saham. Namun, dividen tunai ini bisa dikenakan pajak, tergantung pada aturan yang berlaku di negara tempat kamu berinvestasi.

Dividen saham adalah cara perusahaan membagikan keuntungan

2. Dividen Saham 

Stock Dividend / Dividen saham adalah cara perusahaan membagikan keuntungan dalam bentuk saham tambahan, bukan uang tunai. Pemegang saham akan menerima tambahan saham sesuai dengan persentase yang ditentukan. 

Misalnya, jika perusahaan memberikan dividen saham sebesar 10%, maka pemegang saham yang memiliki 1.000 lembar saham akan menerima tambahan 100 saham. Keuntungan dari dividen saham adalah meningkatkan jumlah kepemilikan saham kamu tanpa harus mengeluarkan uang untuk membeli saham tambahan. 

Selain itu, dividen saham juga tidak langsung dikenakan pajak karena kamu belum menerima keuntungan dalam bentuk tunai. Namun, dividen saham bisa menyebabkan dilusi nilai saham, sehingga harga per saham bisa turun.

3. Dividen Interim

Dividen interim adalah dividen yang dibagikan oleh perusahaan sebelum tutup buku tahunan atau sebelum laba akhir tahun diketahui secara pasti. Dividen ini biasanya dibayarkan setelah perusahaan mengumumkan laporan keuangan kuartal atau semester. Setelah laba final ditetapkan, perusahaan kemudian dapat membagikan dividen final, jika diperlukan.

Dividen interim memberikan keuntungan bagi pemegang saham yang ingin mendapatkan hasil lebih cepat sebelum akhir tahun. Namun, pembagian dividen interim sering kali lebih kecil dibandingkan dividen final karena perusahaan masih harus memperhitungkan laba keseluruhan.

4. Final Dividend 

Dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah perusahaan menghitung laba bersih tahunan. Dividen ini biasanya diumumkan bersamaan dengan laporan keuangan tahunan perusahaan. Jika perusahaan telah memberikan dividen interim sebelumnya, maka jumlah dividen final ini akan disesuaikan dengan dividen interim yang telah dibayarkan.

Dividen final biasanya lebih besar dibandingkan dengan dividen interim karena perusahaan sudah memiliki gambaran jelas mengenai total keuntungan tahunan. Bagi pemegang saham, dividen final ini adalah hasil utama dari investasi saham selama setahun penuh.

Dividen properti adalah jenis dividen yang diberikan dalam bentuk aset non-tunai

5. Dividen Properti 

Property Dividend / Dividen properti adalah jenis dividen yang diberikan dalam bentuk aset non-tunai, seperti properti fisik, sekuritas lain, atau bahkan barang-barang yang dimiliki perusahaan. 

Meskipun jarang digunakan, dividen properti bisa menjadi pilihan ketika perusahaan tidak memiliki cukup kas untuk membayar dividen tunai tetapi memiliki aset lain yang bisa dibagikan kepada pemegang saham.

Keuntungan dividen properti adalah memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan likuiditas kas mereka. Namun, bagi pemegang saham, dividen properti mungkin kurang diinginkan karena lebih sulit dikonversi menjadi uang tunai dibandingkan dengan dividen tunai.

6. Dividen Likuidasi 

Liquidating Dividend / Dividen likuidasi adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham saat perusahaan memutuskan untuk berhenti beroperasi atau dilikuidasi. Dividen ini merupakan pengembalian modal kepada pemegang saham setelah aset perusahaan dijual dan utang dilunasi.

Dividen likuidasi bukanlah tanda keuntungan, melainkan pembagian hasil penjualan aset perusahaan. Karena sifatnya yang terkait dengan pembubaran perusahaan, dividen likuidasi biasanya bersifat final dan tidak berkelanjutan. 

Pemegang saham harus berhati-hati dengan dividen jenis ini karena menandakan bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan atau tidak lagi beroperasi.

7. Dividen Skrip

Scrip Dividend / Dividen skrip adalah jenis dividen di mana perusahaan memberikan janji untuk membayar dividen di masa depan dalam bentuk saham atau tunai. Dengan kata lain, perusahaan menerbitkan semacam surat perjanjian utang kepada pemegang saham, yang bisa dikonversi menjadi saham atau dibayar tunai di kemudian hari.

Dividen skrip sering digunakan oleh perusahaan yang ingin mempertahankan kas mereka untuk kebutuhan operasional atau ekspansi, tetapi tetap ingin memberikan dividen kepada pemegang saham. Bagi pemegang saham, dividen skrip bisa menarik karena memberikan fleksibilitas, namun juga mengandung risiko jika perusahaan tidak mampu memenuhi janji tersebut.

Pembagian dividen saham biasanya dilakukan setelah akhir periode laporan keuangan

Waktu Pembagian Dividen Saham

Pembagian dividen saham biasanya dilakukan setelah akhir periode laporan keuangan, yang umumnya berlangsung setahun sekali. Namun, beberapa perusahaan mungkin memilih untuk membagikan dividen dua kali dalam setahun. 

Sebelum dividen dibagikan, perusahaan akan mengumumkan jadwal dan rincian pembagian dividen kepada para pemegang saham. Pengumuman ini memberikan informasi penting terkait tanggal-tanggal yang harus diperhatikan oleh investor. 

Berikut adalah beberapa tanggal kunci yang biasanya disertakan dalam pengumuman dividen:

1. Declaration Date 

Declaration Date adalah tanggal di mana perusahaan secara resmi mengumumkan akan membagikan dividen. Pada tanggal ini, perusahaan juga akan memberikan rincian terkait jumlah dividen per saham, serta tanggal pembayaran dan tanggal pencatatan yang relevan.

2. Date of Record 

Pada tanggal pencatatan ini, perusahaan akan menentukan daftar pemegang saham yang berhak menerima dividen. Pemegang saham yang namanya tercatat pada tanggal ini akan berhak mendapatkan dividen yang diumumkan.

3. Payment Date 

Tanggal pembayaran adalah hari di mana dividen akan dibayarkan kepada para pemegang saham yang berhak. Pada hari ini, perusahaan akan mentransfer dividen ke rekening pemegang saham sesuai dengan data yang tercatat pada tanggal pencatatan.

4. Cum-Dividend Date

Cum-Dividend Date adalah tanggal terakhir di mana investor dapat membeli saham untuk tetap berhak menerima dividen. Jika saham dibeli sebelum atau pada tanggal cum-dividend, investor tersebut akan memenuhi syarat untuk mendapatkan dividen.

5. Ex-Dividend Date 

Setelah tanggal ini, saham yang dibeli tidak lagi memberikan hak kepada investor untuk menerima dividen yang akan dibayarkan pada periode ini. 

Investor yang membeli saham setelah tanggal ex-dividend tidak akan mendapatkan dividen, melainkan harus menunggu hingga periode pembagian dividen berikutnya.

Cara Menghitung Pembagian Dividen Saham dengan benar

Cara Menghitung Pembagian Dividen Saham

Perhitungan dividen saham akan dilakukan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Cara pembagian dividen saham ini cukup sederhana dengan menggunakan rumus berikut ini:

Total jumlah dividen yang akan dibagi = laba bersih x persentase rasio pembayaran dividen (%)

Dari rumus tersebut, pihak perusahaan akan bisa menentukan jumlah dividen per saham melalui rumus di bawah ini:

Jumlah dividen per saham =  total nominal dividen x jumlah saham beredar

Supaya kamu mendapat gambaran bagaimana cara menghitung pembagian dividen saham ini, mari simak contoh berikut ini.

1. Cara Menghitung Dividen Saham

Emiten A membagikan dividen saham sebanyak 5%. Dalam hal ini, kamu akan mendapatkan jumlah peningkatan saham sebesar 5%. Setiap kepemilikan 20 saham akan mendapat 1 saham tambahan.

Sebagai contoh, kamu punya satu juta saham di emiten A, berarti kamu akan menerima saham tambahan sebanyak 50.000 saham baru. Jika kamu memiliki 100 saham, maka akan mendapat 5 saham baru.

2. Cara Menghitung Dividen Per Lembar Saham

Misalnya kamu memiliki 100 lot atau 10.000 lembar saham B. Pada tahun berikutnya, perusahaan memutuskan akan memberikan dividen tunai senilai Rp430 per lembar. Berikut ini cara menghitungnya:

Dividen sebelum pajak = 10.000 lembar x Rp430 = Rp4.300.000

Dividen setelah pajak = Rp4.300.000 - (Rp4.300.000 x 10%) = Rp3.870.000

Jadi, dividen tunai yang akan kamu terima atas kepemilikan saham B yaitu sebesar Rp3.870.000 yang akan langsung di transfer ke rekening kamu.

Sekarang kamu telah mengetahui bagaimana cara pembagian dividen saham dari sebuah perusahaan. Meski pembagian dividen saham ini dilakukan oleh emiten, tetapi tidak ada salahnya untuk menghitung dividen sendiri. 

Jika kamu memilih untuk berinvestasi dalam waktu singkat maka trading saham bisa menjadi pilihan tepat. Meski serupa, keduanya tetap berbeda soal waktu, sistem, cara kerja, serta strategi yang digunakan. Maka dari itu, kamu membutuhkan akun demo trading untuk berlatih tanpa risiko finansial nyata. 

Trading bebas risiko dengan dana virtual akun demo HSB Investasi

akun demo trading HSB memungkinkan pengguna untuk secara real-time mengamati bagaimana pergerakan harga saham dapat bergerak bebas, membantu kamu memahami aspek-aspek penting seperti kapan harus masuk dan keluar pasar, manajemen risiko, dan pemilihan ukuran posisi tanpa risiko keuangan yang sebenarnya. 

HSB Investasi juga berupaya memberikan edukasi yang lengkap untuk semua tradernya melalui berbagai sumber media belajar trading sebagai bentuk dedikasi HSB menciptakan seorang trader-trader sukses di Indonesia

Gunakan materi belajar trading untuk pemula yang tersedia di HSB sehingga kamu bisa mendapatkan pemahaman yang menyeluruh. Temukan semua informasi trading yang kamu butuhkan hanya di HSB! Segera download aplikasinya di Android dan iOS dan nikmati layanan serta kemudahan melakukan trading yang aman!***

DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Artikel Lainnya

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Mulai Pengalaman Trading Terbaik