Scalping trading adalah salah satu strategi yang populer di kalangan trader yang mengincar keuntungan kecil namun sering dari pergerakan harga dalam jangka waktu yang sangat singkat. Dalam scalping, memilih timeframe yang tepat sangat penting agar trader bisa menangkap peluang harga dengan cepat dan efisien.
Salah satu timeframe terbaik untuk scalping adalah 15 menit, karena memberikan kombinasi yang ideal antara analisis teknikal yang cukup akurat dan peluang pergerakan harga yang lebih stabil.
Mengapa Timeframe 15 Menit?
Timeframe 15 menit sering dianggap sebagai pilihan yang paling cocok untuk scalping trading karena alasan-alasan berikut:
1. Keseimbangan Antara Volatilitas dan Noise
Dalam scalping, timeframe yang lebih rendah seperti 1 menit atau 5 menit sering kali dianggap terlalu cepat dan penuh dengan "noise" – pergerakan harga kecil yang tidak relevan yang bisa menimbulkan sinyal palsu. Di sisi lain, timeframe yang lebih tinggi seperti 30 menit atau 1 jam dapat menyebabkan trader kehilangan peluang cepat. Dengan timeframe 15 menit, trader dapat memantau pergerakan harga dengan lebih teratur tanpa terpengaruh terlalu banyak oleh fluktuasi kecil.
2. Peluang Trading Lebih Banyak
Timeframe 15 menit menyediakan lebih banyak peluang trading dibandingkan timeframe yang lebih besar. Setiap candle yang terbentuk dalam 15 menit menawarkan sinyal-sinyal potensial, baik dari pola candlestick, indikator teknikal, maupun level support dan resistance. Untuk scalper yang ingin memanfaatkan volatilitas pasar, timeframe ini cukup aktif namun tidak terlalu terburu-buru.
3. Cocok untuk Pasar yang Cepat dan Likuid
Timeframe 15 menit cocok digunakan pada pasar yang memiliki tingkat rasio likuiditas dan volatilitas tinggi, seperti pasar forex atau indeks saham. Dengan likuiditas yang tinggi, harga biasanya bergerak lebih cepat dan lebih tajam, memberikan scalper peluang untuk masuk dan keluar dari posisi dengan cepat.
Tips Menggunakan Timeframe 15 Menit untuk Scalping
1. Gunakan Indikator yang Sesuai
Pada timeframe 15 menit, penting untuk menggunakan indikator teknikal yang sesuai untuk membantu memvalidasi sinyal trading. Beberapa indikator yang cocok untuk scalping pada timeframe ini meliputi:
- Moving Averages (MA): Untuk membantu menentukan arah tren.
- Bollinger Bands: Untuk mengidentifikasi volatilitas pasar dan kemungkinan pembalikan harga.
- Relative Strength Index (RSI): Untuk mengukur kekuatan tren dan potensi overbought atau oversold.
2. Perhatikan Sesi Trading
Meskipun 15 menit adalah timeframe yang ideal untuk scalping, waktu trading juga sangat mempengaruhi hasilnya. Sebaiknya, scalping dilakukan pada sesi pasar yang aktif, seperti sesi London atau New York, di mana volatilitas lebih tinggi dan likuiditas lebih baik.
3. Kelola Risiko dengan Disiplin
Karena scalping berfokus pada pergerakan kecil, penting bagi trader untuk selalu menetapkan stop loss dan target keuntungan yang realistis. Pastikan untuk menggunakan rasio risiko-untung yang masuk akal, misalnya 1:2, agar meskipun beberapa trade berakhir dengan kerugian, keuntungan secara keseluruhan tetap positif.
4. Perhatikan Spread
Ketika menggunakan timeframe 15 menit, trader harus memperhitungkan spread atau biaya transaksi. Spread yang terlalu besar dapat mengurangi profitabilitas trading, terutama bagi scalper yang mengejar target keuntungan kecil.
Kekurangan Trading dengan Timeframe 15 Menit
Meskipun timeframe 15 menit dianggap ideal bagi banyak scalper, metode ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh trader. Berikut adalah beberapa kekurangan yang mungkin dihadapi ketika menggunakan timeframe 15 menit untuk scalping:
1. Rentan Terhadap Sinyal Palsu
Pada timeframe yang lebih rendah seperti 15 menit, pergerakan harga sering kali terpengaruh oleh fluktuasi kecil dan noise pasar. Hal ini dapat memicu sinyal palsu yang bisa membuat trader salah mengambil keputusan. Untuk menghindari hal ini, diperlukan keahlian dalam menganalisis pasar dan menggunakan beberapa indikator konfirmasi.
2. Memerlukan Pengawasan yang Ketat
Scalping pada timeframe 15 menit membutuhkan pemantauan pasar yang konstan. Trader harus siap untuk masuk dan keluar dari posisi dengan cepat, yang berarti harus menghabiskan banyak waktu di depan layar untuk mengawasi setiap pergerakan harga. Ini bisa menjadi tantangan bagi mereka yang tidak memiliki waktu atau kesabaran untuk terus menerus memantau grafik.
3. Risiko Emosional Lebih Tinggi
Frekuensi trading yang tinggi pada timeframe 15 menit dapat memicu emosi seperti kecemasan dan ketakutan yang lebih besar dibandingkan trading dengan timeframe yang lebih tinggi. Ketika hasil trading tidak sesuai harapan dalam waktu singkat, trader mungkin merasa tertekan untuk mengambil keputusan yang tidak rasional, seperti overtrading atau mengabaikan rencana trading.
4. Potensi Profit yang Lebih Kecil
Scalping berfokus pada keuntungan kecil dari setiap trade, dan hal ini juga berlaku pada timeframe 15 menit. Karena trader mengejar pergerakan harga yang lebih singkat, potensi keuntungan dari setiap posisi juga relatif kecil. Untuk mencapai keuntungan yang signifikan, trader perlu membuka banyak posisi, yang pada gilirannya meningkatkan biaya transaksi dan risiko kerugian.
5. Spread dan Biaya Transaksi
Salah satu tantangan terbesar dalam scalping dengan timeframe 15 menit adalah memperhitungkan biaya spread. Pada timeframe yang lebih rendah, pergerakan harga kecil bisa dengan cepat tergantikan oleh biaya spread, terutama jika trader menggunakan pasangan mata uang atau instrumen dengan spread yang tinggi. Hal ini bisa mengurangi potensi keuntungan dari setiap trade.
Dengan memahami kekurangan-kekurangan ini, trader dapat lebih siap dalam menentukan apakah timeframe 15 menit cocok untuk strategi scalping mereka atau perlu mempertimbangkan timeframe lain yang lebih sesuai dengan gaya trading dan toleransi risiko mereka.
Scalping trading pada timeframe 15 menit memang menawarkan peluang besar bagi trader yang ingin memanfaatkan pergerakan harga dalam waktu singkat. Dengan analisis yang tepat, disiplin dalam manajemen risiko, dan pemilihan indikator yang sesuai, trader bisa meraih keuntungan dari volatilitas pasar. Namun, penting untuk terus memantau kondisi pasar, terutama data-data ekonomi yang dapat mempengaruhi harga seperti harga emas hari ini, serta indeks global seperti Dow Jones Index, Nasdaq Index, dan Nikkei 225.
Jika kamu ingin mencoba strategi scalping atau mempelajari lebih lanjut bagaimana harga emas dan indeks global bisa mempengaruhi trading kamu, cobalah akun demo gratis di HSB Investasi.
Manfaatkan Metatrader 5 atau aplikasi trading terpercaya HSB untuk pengalaman trading yang mulus dan efisien, lengkap dengan broker forex terbaik di Indonesia.
Unduh aplikasi HSB Investasi sekarang di Android dan iOS. Mulai perjalanan trading online sekarang!!
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apa yang dimaksud dengan scalping?
Scalping trading adalah strategi perdagangan di pasar keuangan yang melibatkan pembukaan dan penutupan posisi perdagangan dalam waktu singkat, seringkali dalam hitungan detik atau menit.
Apa beda scalping dan swing?
Scalper dituntut untuk melakukan perdagangan dalam kondisi pasar yang fluktuatif dan karenanya harus mampu berfungsi dengan baik dalam tingkat stres yang tinggi dengan disiplin. Di sisi lain, swing trader perlu lebih mengandalkan analisis teknis dan karenanya memiliki tingkat stres yang lebih rendah.
Apakah scalping judi?
Scalping hanyalah salah satu strategi berdagang, jadi bukan judi, karena dengan perhitungan dan analisa sedangkan judi hanya mengandalkan keberuntungan.
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- Trading Tanpa Deposit: Fakta dan Mitosnya
Sobat Trader, siapa yang tidak mau meraih peluang profit trading tanpa deposit? Tentu semua trader menginginkannya. Namun, jangan sampai kamu menja...
- Cara Trading Tanpa Deposit & Bisa Withdraw
Sobat Trader! Kamu pasti bertanya-tanya, apakah ada cara trading tanpa deposit dan bisa withdraw? Jika kamu mencari cara agar bisa trading tanpa de...
4 Cara Trading Tanpa Deposit, GRATIS!Sobat Trader, pernahkah kamu bertanya-tanya, "Apakah trading harus deposit?" Jawabannya adalah, tidak selalu! Meskipun sebagian besar broker mengha...
- 4 Moving Average yang Paling Sering Digunakan
Mungkin kamu sudah sering mendengar tentang moving average, tetapi tahukah kamu jenis-jenis moving average yang paling sering digunakan? Dalam duni...
Cara Setting Moving Average Terbaik untuk PemulaKamu pasti sudah sering dengar tentang indikator moving average, kan? Nah, buat trader, setting moving average yang tepat bisa menjadi kunci sukses...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil