Bagi trader, istilah oversold dan overbought adalah dua konsep penting yang sering muncul saat menganalisis pergerakan pasar. Kedua istilah ini menggambarkan kondisi ekstrem dalam pasar yang dapat menjadi sinyal penting untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk atau keluar dari pasar. Tapi, apa sebenarnya arti oversold dan overbought, dan bagaimana cara menggunakannya dengan tepat dalam strategi trading kamu?
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa yang dimaksud dengan oversold dan overbought, serta bagaimana kedua konsep ini dapat membantu kamu dalam mengambil keputusan trading yang lebih cerdas. Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu Overbought dan Oversold?
Oversold adalah kondisi di mana suatu aset diperdagangkan pada harga yang lebih rendah dari nilai wajarnya, seringkali akibat penjualan berlebihan dalam jangka waktu tertentu. Pada kondisi ini, banyak investor yang melakukan aksi jual secara masif, sehingga menyebabkan harga aset turun secara signifikan.
Ketika pasar berada dalam kondisi oversold, terdapat potensi besar bahwa harga aset akan segera berbalik arah atau rebound, karena harga sudah terlalu rendah dan dianggap sebagai kesempatan untuk membeli dengan harga diskon.
Trader biasanya menggunakan indikator teknis, seperti Relative Strength Index (RSI) atau Stochastic Oscillator, untuk mengidentifikasi apakah pasar sudah berada pada level oversold.
overbought adalah kondisi di mana suatu aset diperdagangkan pada harga yang lebih tinggi dari nilai wajarnya, seringkali akibat pembelian yang berlebihan. Ini terjadi ketika harga aset terus naik dalam jangka waktu tertentu, dan banyak investor melakukan aksi beli yang agresif, sehingga harga aset melampaui nilai intrinsiknya.
Kondisi overbought sering kali menjadi sinyal bahwa harga aset mungkin akan segera mengalami koreksi atau penurunan, karena pembeli mulai merasa harga sudah terlalu tinggi. Sama seperti oversold, trader menggunakan indikator teknis, seperti RSI dan Stochastic Oscillator, untuk mengidentifikasi level overbought.
Cara Menggunakan Oversold & Overbought
Pemahaman tentang oversold dan overbought dapat membantu trader dalam membuat keputusan jual-beli yang lebih tepat. Beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Oversold: Saat indikator menunjukkan aset dalam kondisi oversold, trader dapat mempertimbangkan untuk membeli, karena ada peluang harga akan naik kembali setelah mengalami penurunan yang tajam.
- Overbought: Sebaliknya, ketika indikator menunjukkan kondisi overbought, trader bisa mempertimbangkan untuk menjual atau mengurangi posisi beli, karena ada kemungkinan besar harga akan terkoreksi turun.
Apa Saja Perbedaan Oversold dan Overbought?
Sejak awal kamu mungkin sudah menebak beberapa perbedaan nyata yang dimiliki oleh oversold dan overbought. Lebih jauh, berikut adalah perbedaan di antara keduanya:
1. Posisi Harga
Telah disebutkan sebelumnya, bahwa oversold mampu mengindikasikan posisi harga aset yang diperdagangkan berada di bawah atau di titik terendah dari posisi harga aktual aset saat itu.
Sebaliknya, overbought justru memberikan informasi posisi harga aset yang di perdagangkan berada di atas atau di titik tertinggi dari posisi aktual harga di pasar saat itu.
2. Tren Pembalikan
Baik oversold maupun overbought memberikan informasi adanya potensi tren pembalikan. Bedanya, titik jenuh jual atau oversold mengindikasikan adanya potensi pembalikan arah ke atas atau uptrend.
Sedangkan hal sebaliknya berlaku pada overbought atau titik jenuh beli yang mengindikasikan adanya potensi pembalikan tren ke arah bawah atau downtrend.
3. Level Relative Strength Index (RSI)
Indikator paling banyak digunakan oleh trader untuk melihat garis overbought dan oversold adalah garis Relative Strength Index. Pada oversold, level RSI biasanya mencapai kurang dari angka 20 dan mengidentifikasinya adanya kemungkinan pembalikan tren ke arah atas.
Sedangkan pada overbought, umumnya level RSI berada di atas angka 80 dan mengindentifikasi adanya kemungkinan tren reversal atau pembalikan ke arah bawah.
Untuk menentukan level RSI ini, ada baiknya kamu sabar menunggu posisi harga buka benar-benar memotong garis level RSI untuk memastikan posisi oversolda atau overbought yang terbentuk.
Risiko Mengandalkan Oversold dan Overbought
Meskipun oversold dan overbought bisa menjadi sinyal yang bermanfaat, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai:
- False Signal: Tidak semua sinyal oversold dan overbought berujung pada pembalikan harga. Terkadang pasar tetap bisa terus naik atau turun meskipun sudah dalam kondisi overbought atau oversold. Oleh karena itu, penting untuk menggabungkan analisis ini dengan indikator lain atau analisis fundamental.
- Timing yang Sulit: Menentukan titik pembalikan harga yang tepat sulit dilakukan, sehingga oversold dan overbought lebih baik dijadikan sebagai salah satu komponen dalam strategi trading, bukan satu-satunya patokan.
Dengan memahami konsep ini, kamu bisa lebih mudah menilai investasi atau proyek keuangan dan memastikan keputusan yang dibuat memberikan nilai yang optimal bagi perusahaan. Sebelum menginvestasikan uang sungguhan, uji coba strategi tradingmu di akun demo gratis HSB.
Ini adalah cara yang tepat untuk mengasah keterampilan dan menguji efektivitas strategi tanpa risiko kehilangan uang. Menggunakan akun demo memungkinkan kamu untuk belajar dan membuat kesalahan tanpa berdampak pada finansial yang nyata.
Gunakan akun demo dengan kondisi pasar yang mendekati real-time untuk simulasi yang lebih realistis. Setelah merasa nyaman dan yakin dengan strategi tersebut, baru beralih ke akun live.
HSB Investasi merupakan platform trading resmi yang diawasi BAPPEBTI, hadir untuk membantumu mempertajam pemahaman tentang pasar trading. Kamu juga bisa mengakses berbagai materi edukasi atau mengikuti webinar live trading untuk meningkatkan kemampuan tradingmu.
Dengan modal awal terjangkau mulai dari Rp600.000, mulailah perjalanan trading kamu sekarang dan raih peluang profit di pasar global! Unduh aplikasi HSB Investasi sekarang di Android dan iOS Mulai perjalanan trading online sekarang!!
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- Trading Menggunakan AI atau Tanpa AI, Mana Lebih Baik
Di era teknologi yang semakin maju, Artificial Intelligence (AI) kini mulai merambah ke berbagai sektor, termasuk dunia trading. Banyak trader yang...
- Belajar Trading Menggunakan AI, Emang Bisa?
Di era digital yang serba canggih, teknologi semakin memegang peranan penting dalam berbagai bidang, termasuk trading. Salah satu inovasi yang seda...
Inilah 5 Strategi Swing Trading Populer DigunakanSwing trading adalah salah satu gaya trading yang populer di pasar keuangan. Gaya trading ini mengacu pada upaya untuk mendapatkan keuntungan dari ...
- Mendalami Dunia Proprietary Trading yang Unik!
Pernah mendengar tentang proprietary trading? Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin masih terdengar asing, namun bagi yang sudah berkecimpung di...
Definisi dan Jenis Bullish Continuation PatternsBelakangan ini, kamu pasti sadar jika perhatian masyarakat terhadap kegiatan trading semakin meningkat. Bagaimana tidak, aktivitas yang satu ini me...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil