Dalam dunia investasi, dua konsep yang tidak bisa dipisahkan adalah risk dan return. Investor selalu berusaha memaksimalkan return dari investasi mereka, tetapi dalam prosesnya, mereka harus bersiap menghadapi berbagai tingkat risiko. Hubungan antara risk dan return ini menjadi prinsip dasar yang dipahami oleh setiap investor, baik pemula maupun profesional.
Namun, bagaimana sebenarnya hubungan antara risk dan return dalam investasi? Mengapa semakin besar return yang diinginkan, semakin besar pula risiko yang harus dihadapi? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam hubungan antara risk dan return investasi,
Apa yang Dimaksud dengan Return dan Risiko Portofolio?
Sebelum memahami lebih jauh tentang hubungan antara risk dan return, penting untuk memahami definisi dasar dari kedua konsep ini:
Risk Portofolio
Risiko dalam investasi adalah kemungkinan bahwa hasil aktual dari investasi akan berbeda dari yang diharapkan, termasuk kemungkinan kehilangan sebagian atau seluruh modal yang diinvestasikan.
Risiko dalam investasi muncul dari berbagai faktor, seperti volatilitas harga, perubahan suku bunga, inflasi, peristiwa politik, hingga kinerja perusahaan yang buruk. Setiap investasi mengandung tingkat risiko yang berbeda, tergantung pada sifat instrumen yang diinvestasikan.
Return Portofolio
Return adalah imbal hasil atau keuntungan yang diperoleh dari investasi. Return bisa berupa capital gain (kenaikan nilai investasi), dividen, bunga, atau keuntungan lainnya. Return dihitung sebagai persentase dari modal awal yang diinvestasikan. Semakin tinggi return yang diperoleh dari suatu investasi, semakin besar pula keuntungan yang didapatkan investor.
Hubungan Antara Risk dan Return
Prinsip dasar dalam dunia investasi adalah adanya hubungan langsung antara risk dan return. Artinya, semakin tinggi potensi return yang ingin dicapai, semakin tinggi pula risiko yang harus diambil. Sebaliknya, jika seorang investor menginginkan risiko yang lebih rendah, maka potensi return yang diharapkan juga akan lebih rendah.
Hubungan ini bisa dijelaskan dalam beberapa poin penting:
1. Prinsip High Risk, High Return
Salah satu prinsip utama dalam investasi adalah high risk, high return. Prinsip ini menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat risiko yang ditanggung oleh seorang investor, semakin besar potensi return yang bisa dihasilkan.
Misalnya, investasi pada saham perusahaan rintisan atau startup yang sedang berkembang pesat mungkin memiliki potensi return yang sangat besar, tetapi risiko kegagalan perusahaan juga sangat tinggi.
Sebaliknya, investasi dalam instrumen yang lebih aman seperti obligasi pemerintah atau deposito bank memberikan risiko yang jauh lebih rendah, tetapi return yang dihasilkan juga relatif kecil. Instrumen investasi ini cocok bagi investor yang lebih konservatif dan tidak ingin mengambil risiko besar.
2. Kurva Risk-Return
Hubungan antara risiko dan return sering kali digambarkan dalam bentuk kurva risk-return. Kurva ini menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan return, investor harus bersiap menghadapi risiko yang semakin tinggi.
Kurva ini biasanya berbentuk naik, menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya risiko, potensi return juga meningkat.
Kurva risk-return juga membantu investor dalam menilai pilihan investasi. Misalnya, jika seorang investor dihadapkan pada dua investasi dengan return yang sama tetapi memiliki tingkat risiko yang berbeda, investasi dengan risiko yang lebih rendah akan lebih disukai.
3. Risiko Sistematis vs. Risiko Tidak Sistematis
Dalam memahami hubungan antara risk dan return, penting untuk membedakan antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihindari dan mempengaruhi seluruh pasar. Contohnya adalah risiko perubahan suku bunga, inflasi, dan peristiwa global seperti krisis keuangan. Risiko sistematis tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi, tetapi bisa diimbangi dengan mengadopsi strategi investasi yang bijak.
Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan perusahaan atau industri tertentu. Misalnya, risiko kinerja buruk perusahaan atau perubahan regulasi di industri tertentu. Risiko ini bisa diatasi dengan diversifikasi portofolio, yaitu dengan menyebarkan investasi ke berbagai aset dan sektor yang berbeda.
4. Tingkat Risiko Berbeda di Setiap Instrumen Investasi
Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko dan return yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa contoh instrumen investasi dengan tingkat risiko dan return yang berbeda:
Saham: Saham cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya karena volatilitas harga saham yang bisa berubah dengan cepat dalam waktu singkat. Namun, potensi return saham juga lebih besar, terutama jika investor memilih saham perusahaan yang berkembang pesat atau saham-saham pertumbuhan tinggi.
Obligasi: Obligasi adalah instrumen utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Obligasi umumnya memiliki risiko yang lebih rendah daripada saham, terutama jika obligasi tersebut diterbitkan oleh pemerintah yang memiliki reputasi kredit tinggi. Namun, return yang dihasilkan dari obligasi biasanya lebih rendah daripada saham.
Reksa Dana: Reksa dana adalah instrumen yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan ke berbagai aset, seperti saham, obligasi, atau pasar uang. Risiko dan return reksa dana bergantung pada jenis reksa dana yang dipilih. Reksa dana saham memiliki risiko dan return yang lebih tinggi, sedangkan reksa dana pasar uang cenderung lebih stabil dengan return yang lebih rendah.
Deposito: Deposito adalah instrumen investasi yang paling aman di antara instrumen lain karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun, risiko rendah ini diimbangi dengan return yang juga sangat kecil. Deposito cocok bagi investor yang mengutamakan keamanan modal dibandingkan dengan potensi return tinggi.
5. Pentingnya Diversifikasi
Diversifikasi adalah salah satu strategi utama yang digunakan oleh investor untuk mengelola risiko tanpa harus mengorbankan return. Dengan menyebarkan investasi ke berbagai aset dan sektor, investor bisa mengurangi risiko tidak sistematis yang mungkin mempengaruhi salah satu aset dalam portofolio.
Sebagai contoh, jika seorang investor memiliki portofolio yang terdiri dari saham, obligasi, dan reksa dana, kerugian yang dialami oleh saham dalam portofolio bisa diimbangi oleh keuntungan dari obligasi atau reksa dana yang lebih stabil. Diversifikasi memungkinkan investor untuk memperoleh return yang layak dengan risiko yang lebih terkendali.
Dengan memahami konsep ini, kamu bisa lebih mudah menilai investasi atau proyek keuangan dan memastikan keputusan yang dibuat memberikan nilai yang optimal bagi perusahaan. Sebelum menginvestasikan uang sungguhan, uji coba strategi tradingmu di akun demo gratis HSB.
Ini adalah cara yang hemat untuk mengasah keterampilan dan menguji efektivitas strategi tanpa risiko kehilangan uang. Menggunakan akun demo memungkinkan kamu untuk belajar dan membuat kesalahan tanpa dampak finansial yang nyata.
Gunakan akun demo dengan kondisi pasar yang mendekati real-time untuk simulasi yang lebih realistis. Setelah merasa nyaman dan yakin dengan strategi tersebut, baru beralih ke akun live.
HSB Investasi merupakan platform trading resmi yang diawasi BAPPEBTI, hadir untuk membantumu mempertajam pemahaman tentang pasar trading. Kamu juga bisa mengakses berbagai materi edukasi atau mengikuti webinar live trading untuk meningkatkan kemampuan tradingmu.
Dengan modal awal terjangkau mulai dari Rp600.000, mulailah perjalanan trading kamu sekarang dan raih peluang profit di pasar global! Unduh aplikasi HSB Investasi sekarang di Android dan iOS. Mulai perjalanan trading online sekarang!
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- 6 Faktor Penting dalam Menghitung Risiko Portofolio
Mengelola portofolio investasi bukan hanya tentang memilih aset yang bisa memberikan return maksimal, tetapi juga tentang memahami dan mengelola ri...
- 5 Manfaat Menghitung Risk dan Return Portofolio
Dalam dunia investasi, risk dan return adalah dua faktor utama yang harus dipertimbangkan oleh setiap investor. Ketika membuat keputusan investasi,...
Jenis-Jenis Return Portofolio yang Dapat DiukurMengukur dan menghitung return portofolio investasi adalah salah satu aspek paling penting dalam dunia investasi. Return atau tingkat pengembalian ...
- Siapakah Trader Forex Memiliki Strategi Terbaik?
Dunia trading forex adalah salah satu arena yang penuh tantangan dan ketidakpastian. Setiap hari, miliaran dolar berpindah tangan di pasar mata uan...
8 Kegunaan Book Value Per Share, Harus Dipahami!Book Value Per Share adalah salah satu rasio penting dalam analisis fundamental yang digunakan untuk menilai nilai aset bersih suatu perusahaan per...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil