1. Diversifikasi Portofolio
2. Korelasi Antar Aset
3. Volatilitas Aset
4. Risiko Sistematis & Tidak Sistematis
5. Beta 
6. Time Horizon dan Likuiditas
6 Faktor Penting dalam Menghitung Risiko Portofolio

Mengelola portofolio investasi bukan hanya tentang memilih aset yang bisa memberikan return maksimal, tetapi juga tentang memahami dan mengelola risiko. Risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari investasi, dan setiap keputusan investasi memiliki konsekuensi yang bisa berdampak baik atau buruk pada portofolio secara keseluruhan. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor yang memengaruhi risiko portofolio adalah langkah krusial bagi setiap investor.

Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor penting dalam menghitung risiko portofolio. Memahami faktor-faktor ini tidak hanya membantu investor dalam menganalisis risiko, tetapi juga memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih bijak dalam pengelolaan portofolio..

1. Diversifikasi Portofolio

Salah satu faktor paling penting dalam menghitung risiko portofolio adalah tingkat diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi investasi yang melibatkan penyebaran modal ke berbagai jenis aset, industri, atau geografi untuk mengurangi risiko. 

Konsep dasarnya adalah bahwa tidak semua aset dalam portofolio akan mengalami penurunan nilai secara bersamaan. Dengan menyebarkan risiko ke berbagai instrumen, potensi kerugian dari satu aset bisa diimbangi oleh performa yang lebih baik dari aset lainnya.

Korelasi antar aset dalam portofolio juga merupakan faktor kunci dalam menghitung risk dan return portofolio investasi.

2. Korelasi Antar Aset

Korelasi antar aset dalam portofolio juga merupakan faktor kunci dalam menghitung risk dan return portofolio investasi. Korelasi mengukur bagaimana pergerakan harga dua aset berhubungan satu sama lain. Korelasi berkisar dari -1 (korelasi negatif sempurna) hingga +1 (korelasi positif sempurna).

  • Korelasi positif (+1) berarti kedua aset bergerak ke arah yang sama. Jika satu aset naik, aset lainnya juga cenderung naik. Ini meningkatkan risiko, karena seluruh portofolio bisa mengalami penurunan serentak jika pasar berbalik.
  • Korelasi negatif (-1) berarti kedua aset bergerak dalam arah yang berlawanan. Jika satu aset turun, yang lain naik, sehingga dapat membantu mengurangi volatilitas portofolio dan memberikan perlindungan terhadap penurunan di pasar.
  • Korelasi nol berarti tidak ada hubungan langsung antara pergerakan harga kedua aset tersebut.

Portofolio yang baik harus memiliki kombinasi aset dengan korelasi rendah atau negatif. Dengan cara ini, ketika satu aset dalam portofolio mengalami kerugian, aset lain yang tidak berkorelasi atau memiliki korelasi negatif dapat tetap stabil atau bahkan meningkat, sehingga mengurangi dampak negatif keseluruhan pada portofolio.

3. Volatilitas Aset

Volatilitas adalah ukuran seberapa besar harga aset berfluktuasi dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi volatilitas suatu aset, semakin tinggi pula risiko yang melekat pada aset tersebut. Volatilitas sering kali diukur dengan standar deviasi dari return aset, yang menunjukkan seberapa jauh return aset menyimpang dari rata-ratanya.

Aset yang memiliki volatilitas tinggi, seperti saham perusahaan teknologi atau mata uang kripto, bisa memberikan return yang besar dalam waktu singkat, tetapi juga memiliki risiko kerugian yang besar. 

Di sisi lain, aset dengan volatilitas rendah, seperti obligasi pemerintah atau reksa dana pasar uang, cenderung memberikan return yang lebih stabil tetapi dengan potensi pertumbuhan yang lebih lambat.

Ketika menghitung risiko portofolio, volatilitas dari setiap aset harus diperhitungkan. Portofolio yang terlalu banyak berisi aset-aset dengan volatilitas tinggi cenderung lebih berisiko, terutama dalam menghadapi guncangan pasar.

Investor perlu membedakan antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis

4. Risiko Sistematis & Tidak Sistematis

Ketika menghitung risiko portofolio, penting untuk membedakan antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis:

  • Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi, karena memengaruhi seluruh pasar atau ekonomi secara keseluruhan. Contoh risiko sistematis termasuk resesi ekonomi, krisis keuangan global, inflasi, atau perubahan kebijakan moneter. 
  • Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan perusahaan atau industri tertentu dan dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Misalnya, jika perusahaan tertentu menghadapi masalah internal atau industri tertentu mengalami penurunan, investor bisa mengurangi eksposur terhadap risiko ini dengan menyebarkan investasinya ke perusahaan atau industri lain.

5. Beta 

Beta adalah ukuran risiko sistematis dari sebuah aset atau portofolio terhadap pasar secara keseluruhan. Beta mengukur seberapa sensitif return aset atau portofolio terhadap pergerakan pasar. 

Beta yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa aset atau portofolio cenderung bergerak lebih drastis daripada pasar, sementara beta yang lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa aset atau portofolio bergerak lebih lambat daripada pasar.

  • Beta > 1: Aset atau portofolio memiliki risiko lebih tinggi daripada pasar. Jika pasar naik 10%, aset dengan beta 1,5 bisa naik 15%, tetapi jika pasar turun 10%, aset bisa turun 15%.
  • Beta = 1: Aset atau portofolio bergerak seiring dengan pasar. Jika pasar naik 10%, aset juga cenderung naik 10%.
  • Beta < 1: Aset atau portofolio kurang rentan terhadap perubahan pasar. Aset dengan beta 0,5 hanya akan bergerak 5% ketika pasar bergerak 10%.

Dengan mengetahui beta, investor dapat memahami seberapa besar risiko sistematis yang dihadapi portofolio mereka. Investor yang ingin meminimalkan eksposur risiko sistematis mungkin akan memilih aset dengan beta yang lebih rendah untuk menurunkan sensitivitas portofolio terhadap pergerakan pasar.

Time horizon (jangka waktu investasi) juga merupakan faktor penting dalam menghitung risiko portofolio.

6. Time Horizon dan Likuiditas

Time horizon (jangka waktu investasi) juga merupakan faktor penting dalam menghitung risiko portofolio. Risiko yang mungkin dianggap besar dalam jangka pendek, seperti fluktuasi harga saham yang tajam, bisa menjadi lebih kecil dalam jangka panjang karena potensi pemulihan nilai aset. 

Oleh karena itu, investor dengan time horizon jangka panjang mungkin dapat mentoleransi risiko yang lebih besar, sementara investor dengan time horizon jangka pendek harus lebih berhati-hati dalam menghadapi volatilitas pasar.

Selain itu, likuiditas aset juga memainkan peran penting dalam perhitungan risiko. Likuiditas mengacu pada seberapa mudah aset dapat dijual atau dikonversi menjadi uang tunai tanpa mempengaruhi harga pasar. 

Aset yang likuid, seperti saham dari perusahaan besar, dapat dijual dengan cepat jika dibutuhkan, sementara aset yang kurang likuid, seperti properti atau saham perusahaan kecil, mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dijual dan bisa terkena diskon harga.

Ketika menghitung risiko portofolio, investor perlu mempertimbangkan likuiditas aset yang mereka miliki. Aset yang kurang likuid cenderung lebih berisiko dalam kondisi pasar yang tidak menentu, karena sulit untuk dijual dengan harga yang wajar dalam waktu yang singkat. 

Sebagai contoh, dalam pasar yang mengalami penurunan, likuiditas rendah dapat memperburuk kerugian karena investor tidak dapat menjual aset dengan cepat untuk membatasi kerugian.

Dengan memahami konsep ini, kamu bisa lebih mudah menilai investasi atau proyek keuangan dan memastikan keputusan yang dibuat memberikan nilai yang optimal bagi perusahaan. Sebelum menginvestasikan uang sungguhan, uji coba strategi tradingmu di akun demo gratis HSB

Ini adalah cara yang hemat untuk mengasah keterampilan dan menguji efektivitas strategi tanpa risiko kehilangan uang. Menggunakan akun demo memungkinkan kamu untuk belajar dan membuat kesalahan tanpa dampak finansial yang nyata.

Trading bebas risiko dengan dana virtual akun demo HSB Investasi

Gunakan akun demo dengan kondisi pasar yang mendekati real-time untuk simulasi yang lebih realistis. Setelah merasa nyaman dan yakin dengan strategi tersebut, baru beralih ke akun live.

HSB Investasi merupakan platform trading resmi yang diawasi BAPPEBTI, hadir untuk membantumu mempertajam pemahaman tentang pasar trading. Kamu juga bisa mengakses berbagai materi edukasi atau mengikuti webinar live trading untuk meningkatkan kemampuan tradingmu. 

Dengan modal awal terjangkau mulai dari Rp600.000, mulailah perjalanan trading kamu sekarang dan raih peluang profit di pasar global! Unduh aplikasi HSB Investasi sekarang di Android dan iOS. Mulai perjalanan trading online sekarang!!

Tag Terkait:
DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Artikel Lainnya

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Mulai Pengalaman Trading Terbaik