Sebelum memutuskan untuk trading dan berinvestasi, kamu harus memahami bahwa pergerakan tren harga instrumen trading dan invetasi tidak selalu menanjak dan menguntungkanmu. Ada saatnya kamu mungkin dihadapkan pada situasi oversold atau overbought.
Jika kamu tidak memahami situasi oversold atau overbought, kamu tidak akan bisa mengambil keputusan trading yang tepat untuk mendapatkan keuntungan. Karena itulah, memahami kedua kondisi ini sangat penting dan bisa memberikanmu manfaat.
[lwptoc]Apa Itu Overbought dan Oversold?
Pergerakan tren harga aset trading berlangsung sangat cepat dan fluktuatif. Ada kalanya kamu dibuat semangat dengan pergerakan tren yang memberikan potensi keuntungan, ada pula saatnya kamu dihadapkan pada risiko kerugian.
Pada satu titik, pergerakan harga di pasar akan mengalami titik jenuh. Baik saat tren harga sedang turun oversold maupun saat tren harga sedang naik overbought.
Kondisi overbought maupun oversold menunjukkan periode pergerakan tren harga yang konsisten menanjak atau merosot tanpa ada koreksi berarti.
Apa yang dimaksud oversold?
Harga aset trading yang sudah turun terlalu tinggi dan terus menerus pada akhirnya akan mengalami kejenuhan dan berbalik arah. Kondisi ini dinamakan retracement atau koreksi yang akhirnya membuat harga menyentuh titik jenuh jual yang disebut oversold.
Istilah oversold banyak digunakan trader untuk menunjukkan harga sebuah aset yang diperdagangkan dengan level yang lebih rendah dari harga sebelumnya. Istilah ini juga menunjukkan periode downtrend yang konsisten dan signifikan.
-
Oversold Fundamental
Secara umum, oversold dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu oversold fundamental dan oversold teknikal.
Dalam oversold fundamental, pergerakan harga yang terus merosot dilatar belakangi oleh faktor-faktor fundamental yang secara signifikan berpengaruh pada kemerosotan harga.
Jika kamu berada dalam situasi oversold, misalnya dalam trading saham, kamu harus memahami bahwa harga saham yang diperdagangkan berada di bawah range harga di pasar.
Teknik analisa fundamental perlu kamu telaah lebih jauh lagi sebagai pertimbangan apakah kondisi perekonomian perusahaan sedang terganggu sehingga berdampak pada kesehatan finansialnya.
Apabila hasil analisa fundamental menunjukka n kemampuan perusahaan penerbit saham dalam bertahan dan bahkan bangkit, kamu bisa memanfaatkan kondisi ini untuk membeli lebih banyak saham.
-
Oversold Teknikal
Sedangkan dalam oversold teknikal, kemerosotan tren harga aset trading yang terjadi terus menerus dipengaruhi oleh hasil analisa teknikal.
Kamu bisa menganalisa kondisi oversold teknikal dengan bantuan indikator Oscillator yang penjelasannya dapat kamu temui pada bagian Indikator Oversold dan Overbought di bawah.
Apa yang terjadi jika saham Oversold
Jika kamu menemui kondisi oversold dalam trading, besar kemungkinan arti oversold disini yakni harga aset trading pada kondisi tersebut akan melambung tinggi.
Apa yang dimaksud dengan overbought?
Jika oversold terjadi saat harga aset mengalami titik jenuh akibat terus menerus turun, kondisi yang berbeda dialami oleh overbought.
Istilah overbought banyak digunakan untuk memberikan informasi bahwa pergerakan harga aset trading sedang mengalami kejenuhan akibat terus menanjak naik.
Biasanya ini terjadi karena ada banyak transaksi pembelian aset di pasar. Pada titik overbought, minat beli aset kian mengecil sehingga harga saham makin sulit untuk didorong naik lagi.
-
Overbought Fundamental
Dalam analisa fundamental, overbought dalam dilihat dari rasio price-earning P/E yang berada di atas nilai indeks sektornya. Pada posisi ini, umumnya trader menahan diri untuk tidak membeli aset karena menganggap harga aset sedang mengalami overvalued.
-
Overbought Teknikal
salah satu indikator teknikal yang bisa kamu gunakan untuk melihat overbought adalah dengan bantuan indikator Bollinger Bands. Manakala garis pergerakan harga sudah melebihi batas Bollinger Bands, nilai saham dianggap overbought.
Selain dengan Bollinger Bands, indikator teknikal lain yang bisa kamu gunakan untuk melihat overbought adalah dengan melihat volume, momentum, dan harga terbaru aset.
Apa Saja Perbedaan Oversold dan Overbought?
Sejak awal kamu mungkin sudah menebak beberapa perbedaan nyata yang dimiliki oleh oversold dan overbought. Lebih jauh, berikut adalah perbedaan di antara keduanya:
1. Posisi Harga
Telah disebutkan sebelumnya, bahwa oversold mampu mengindikasikan posisi harga aset yang diperdagangkan berada di bawah atau di titik terendah dari posisi harga aktual aset saat itu.
Sebaliknya, overbought justru memberikan informasi posisi harga aset yang di perdagangkan berada di atas atau di titik tertinggi dari posisi aktual harga di pasar saat itu.
2. Tren Pembalikan
Baik oversold maupun overbought memberikan informasi adanya potensi tren pembalikan. Bedanya, titik jenuh jual atau oversold mengindikasikan adanya potensi pembalikan arah ke atas atau uptrend.
Sedangkan hal sebaliknya berlaku pada overbought atau titik jenuh beli yang mengindikasikan adanya potensi pembalikan tren ke arah bawah atau downtrend.
3. Level Relative Strength Index (RSI)
Indikator paling banyak digunakan oleh trader untuk melihat garis overbought dan oversold adalah garis RSI. Pada oversold, level RSI biasanya mencapai kurang dari angka 20 dan mengidentifikasinya adanya kemungkinan pembalikan tren ke arah atas.
Sedangkan pada overbought, umumnya level RSI berada di atas angka 80 dan mengindentifikasi adanya kemungkinan tren reversal atau pembalikan ke arah bawah.
Untuk menentukan level RSI ini, ada baiknya kamu sabar menunggu posisi harga buka benar-benar memotong garis level RSI untuk memastikan posisi oversolda atau overbought yang terbentuk.
Kenali Indikator Utama Oversold dan Overbought
Secara garis besar, kamu bisa menggunakan dua indikator utama untuk menentukan titik oversold dan overbought, yaitu dengan Relative Strength Index dan Stochastic. Simak penjelasannya di bawah ini ya Sobat Trader.
1. Apa Itu Garis Relative Strength Index - RSI?
Indikator oversold dan overbought paling populer di kalangan trader adalah indikator Relative Strength Index (RSI). Indikator ini bekerja dengan cara mengukur momentum rata-rata keuntungan dan kerugian aset di pasaran.
Nilai fluktuasi dalam indikator RSI ini berada di antara 0 hingga 100. Nilai ini bergantung pada dasar keuntungan rata-rata yang berbanding dengan kerugian dalam periode sebelumnya.
Bagi kamu Sobat Trader, penting untuk memahami RSI karena dapat membantumu mengidentifikasi potensi pembalikan tren sehingga kamu dapat mempersiapkan diri untuk mengambil aksi yang menguntungkan transaksi tradingmu.
2. Apa Itu Indikator Stochastic?
Indikator kedua untuk menentukan overbought dan oversold saham adalah dengan indikator stochastic. Jika RSI menghitung nilai rata-rata keuntungan dan kerugian aset dalam periode tertentu, indikator stochastic bekerja dengan menghitung kisaran harga aset trading dalam periode waktu tertentu.
Cara kerjanya serupa dengan indikator RSI, namun pada indikator stochastic, terjadi pemotongan garis menyerupai diagonal ke arah atas atau ke arah bawah. Golden Cross merupakan pemotong garis indikator stochastic menuju atas yang memberikan sinyal untuk membeli aset seperti saham.
Sedangkan Death Cross menunjukkan pemotongan garis indikator stochastic ke arah bawah yang mengindikasikan sinyal jual saham.
Sekarang kamu sudah mendapatkan informasi komprehensif seputar titik jenuh beli overbought dan titik jenuh jual oversold. Selain kedua aspek ini, kamu bisa juga menggunakan indikator lainnya untuk menganalisa potensi keuntungan tradingmu.
Cari tahu strategi membaca pergerakan harga aset lainnya secara gratis di HSB Academy. Registrasikan akun tradingmu bersama broker No. 1 Indonesia yang sudah tergulasi BAPPEBTI dan telah dipercaya jutaan trader sukses lainnya. Download sekarang dan cuan kemudian.***
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- Berikut Cara Menghitung Discounted Payback Period Paling Mudah
Discounted Payback Period (DPP) adalah metode untuk menentukan waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal, dengan memperhitungkan nil...
- Cara Menjadi Influencer Trader Sukses & Cuan Banyak!
Di era digital saat ini, menjadi influencer trader bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga peluang karier yang menjanjikan. Influencer trader adalah ...
Influencer Indonesia: Jenis, Gaji & Contoh Rate CardFenomena influencer saat ini sedang naik daun di Indonesia. Mereka bukan hanya sekadar orang yang suka eksis di media sosial, tapi juga punya peran...
- RESMI! Akhirnya Hamster Kombat Listing September ini! Siap Jadi Miliarder?
Kabar gembira datang bagi para peserta airdrop Hamster Kombat! Setelah penantian panjang, developer Hamster Kombat akhirnya mengumumkan melalui med...
Mau Punya Uang Tambahan? Influencer Marketing AjaZaman sekarang, siapa sih yang gak pengen punya uang tambahan? Apalagi buat kita-kita kaum rebahan yang hobinya scroll medsos. Nah, kabar baiknya, ...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil