Kupas Tuntas ARA & ARB di Trading Saham
Pernah denger istilah ARA dan ARB di dunia saham tapi masih bingung? Santai, kita bahas bareng! ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah) itu mekanisme penting yang ngatur batas naik-turun harga saham di bursa. Kalau ngerti cara kerjanya, kamu bisa lebih siap menghadapi pergerakan harga yang ekstrem.
Di artikel ini, kita kupas tuntas apa itu ARA dan ARB, plus manfaat dan ciri-cirinya. Dengan paham konsep ini, kamu bisa ambil keputusan investasi lebih bijak dan cuan makin maksimal. Jadi, nggak ada lagi tuh panik pas harga saham tiba-tiba melonjak atau anjlok. Yuk, simak sampai habis!
Pengertian ARA
ARA adalah batas maksimal kenaikan harga saham dalam sehari. Kalau harga saham udah nyentuh batas ini, sistem bakal otomatis nolak semua order pembelian biar harga nggak melonjak terlalu tinggi.
Gimana Cara Kerja ARA?
Sistem yang dipakai buat ngatur ini namanya JATS NEXT-G (Jakarta Automated Trading System Next Generation). Sistem ini dibikin BEI buat ngejamin pergerakan harga saham tetap wajar dan nggak bikin trader kebingungan.
Rumus Perhitungan ARA:
Misalnya, harga saham di penutupan kemarin Rp6.000, dan batas kenaikannya 20%. Perhitungannya kayak gini:
Harga Batas Atas = Harga Penutupan + (Harga Penutupan x Nilai ARA)
Jadi:
Harga Batas Atas = Rp6.000 + (Rp6.000 x 20%)
Harga Batas Atas = Rp6.000 + Rp1.200 = Rp7.200
Kalau harga saham udah tembus Rp7.200, semua order pembelian otomatis ditolak sama sistem. Simpel, kan?
Tabel Batas ARA di BEI:
Harga Saham | Nilai ARA (Persen) |
Rp50 – Rp200 | 35% |
Rp200 – Rp5.000 | 25% |
Rp5.000 ke atas | 20% |
Karakteristik ARA:
- Batas Kenaikan Harga: Biasanya di kisaran 20% – 35%, tergantung harga saham.
- Mekanisme Otomatis: Sistem BEI otomatis nolak order di atas batas.
- Indikator Sentimen Positif: Saham yang kena ARA biasanya lagi hot banget karena ada berita baik atau prospek cerah.
Definisi ARB
Kalau ARA itu batas atas, ARB kebalikannya. ARB adalah batas maksimal penurunan harga saham dalam sehari. Kalau harga saham turun sampai batas ini, sistem bakal otomatis nolak order penjualan biar harga nggak anjlok gila-gilaan.
Gimana Cara Kerja ARB?
Sama kayak ARA, sistem JATS NEXT-G di BEI yang ngatur mekanisme ARB buat jaga kestabilan pasar saham. Dengan ARB, investor nggak bakal panik gara-gara harga saham anjlok terlalu jauh.
Rumus Perhitungan ARB:
Misalnya, harga saham di penutupan kemarin Rp4.000, dan batas penurunannya 7%. Perhitungannya kayak gini:
Harga Batas Bawah = Harga Penutupan – (Harga Penutupan x Nilai ARB)
Jadi:
Harga Batas Bawah = Rp4.000 – (Rp4.000 x 7%)
Harga Batas Bawah = Rp4.000 – Rp280 = Rp3.720
Kalau harga saham turun sampai Rp3.720, semua order penjualan otomatis ditolak.
Karakteristik ARB:
- Batas Penurunan Harga: Biasanya di kisaran 7% – 25%, tergantung harga saham.
- Mekanisme Otomatis: Sistem BEI otomatis nolak order di bawah batas.
- Indikator Sentimen Negatif: Kalau saham kena ARB, biasanya ada sentimen negatif kayak aksi jual besar-besaran.
Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Beli Saham yang Terkena ARA
Sebelum ikut-ikutan beli saham yang lagi ngehits karena ARA, ada beberapa hal penting yang harus kamu cek dulu. Jangan sampai gegabah ya!
1. Cek Prospek Perusahaan
Jangan asal beli saham yang lagi naik tajam. Pastikan kamu udah analisis prospek bisnisnya di masa depan. Percuma kan, kalau sekarang naik tapi beberapa tahun ke depan malah nyungsep?
2. Pantau Fluktuasi Saham ARA
Harga saham bisa naik turun secara nggak terduga. Pelajari pola harga dari saham-saham sebelumnya biar bisa prediksi pergerakan di masa depan. Jangan cuma ikut-ikutan hype doang!
3. Cari Tahu Market Cap Perusahaan
Market cap itu nilai total perusahaan di pasar saham. Semakin besar market cap, semakin stabil sahamnya. Jadi, cek dulu apakah saham ARA yang kamu incar berasal dari perusahaan yang kuat.
4. Bandingkan Harga Tawar dan Wajar
Pastikan harga saham yang kamu beli masih masuk akal. Kalau harga udah jauh di atas nilai wajar, mending pikir dua kali sebelum beli. Jangan sampai kejebak beli di harga puncak!
ARA dan ARB adalah mekanisme penting di BEI buat menjaga stabilitas harga saham. ARA mencegah harga naik terlalu tinggi, sementara ARB mencegah harga jatuh terlalu dalam. Dengan paham konsep ini, kamu bisa ambil keputusan investasi lebih bijak dan nggak gampang panik waktu harga saham naik atau turun tajam.
So, sebelum beli saham yang lagi kena ARA atau ARB, selalu cek prospek perusahaan, pantau fluktuasi harga, dan pastikan harganya masih wajar. Dengan strategi yang tepat, peluang cuan makin gede!
Siap jadi trader cerdas? Gaspol terus belajar dan pantau terus pergerakan pasar!
Memahami ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah) dalam trading saham adalah kunci untuk mengelola risiko dan memanfaatkan peluang di pasar. Sobat Trader, untuk benar-benar menguasai dinamika ini, penting untuk terus mengasah kemampuan trading tanpa risiko. Dengan akun demo trading HSB, kamu bisa belajar dan berlatih menggunakan dana virtual hingga $100,000 secara gratis, memberikanmu kesempatan untuk menguji strategi tanpa khawatir kehilangan uang sungguhan.
Jika sudah merasa siap untuk terjun ke pasar nyata, kamu bisa membuka akun trading live HSB dengan mudah. Cukup lengkapi dokumen identitas diri, lakukan verifikasi data KYC, dan transfer dana deposit ke rekening segregasi resmi HSB Investasi. HSB yang teregulasi resmi oleh BAPPEBTI juga menawarkan banyak promo trading menarik untuk membantu kamu memaksimalkan potensi profit. Unduh aplikasi HSB Investasi sekarang di Android dan iOS. Mulai perjalanan trading online sekarang!!***
FAQ
Apa yang dimaksud ARA dalam saham?
Sobat Trader, ARA (Auto Rejection Atas) adalah batas maksimal kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan di bursa. Ketika harga saham mencapai batas ARA, maka harga tersebut tidak bisa naik lebih tinggi lagi pada hari itu. ARA berfungsi sebagai mekanisme pengendalian volatilitas harga saham agar pergerakan harga tidak terlalu ekstrem.
Saham ARA apakah bisa dijual?
Saham yang mencapai ARA masih bisa dijual, tetapi dengan catatan, hanya bisa dijual pada harga tertinggi yang telah mencapai batas ARA. Artinya, kamu hanya bisa menjual saham tersebut jika ada pembeli yang bersedia membeli pada harga ARA. Jika tidak ada pembeli pada harga tersebut, maka transaksi tidak akan terjadi sampai ada perubahan harga pada hari perdagangan berikutnya.