Floating Exchange Rate: Kenapa Nilai Tukar Bisa Naik-Turun Sendiri?

Definisi floating exchange rate

Pernah gak sih kamu kepikiran, kenapa nilai tukar Dolar AS (USD) ke Rupiah (IDR) bisa berubah setiap detik? Pagi hari mungkin di angka Rp15.500, eh sorenya bisa tiba-tiba melonjak ke Rp15.600. Siapa sih yang ngatur angka-angka ini?

Jawabannya bukan pemerintah, dan bukan juga presiden. Jawabannya ada pada sistem nilai tukar yang diadopsi oleh hampir semua negara ekonomi maju di dunia, yaitu Floating Exchange Rate atau kurs mengambang.

Bagi kamu yang terjun ke dunia trading forex, memahami konsep ini tuh ibarat mekanik yang harus paham cara kerja mesin. Tanpa paham floating rate, kamu cuma bakal jadi penebak-tebak buah manggis di pasar. Yuk, kita bedah tuntas mulai dari definisi, mekanisme, hingga kenapa sistem ini bisa bikin trader cuan besar!

Apa Itu Floating Exchange Rate?

Cara kerja floating exchange rate

Secara definisi, Floating Exchange Rate adalah sebuah rezim atau sistem nilai tukar di mana harga mata uang suatu negara ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar, yaitu kekuatan Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply).

Dalam sistem ini, tidak ada target harga khusus yang ditetapkan oleh pemerintah. Mata uang dibiarkan “mengambang” bebas mengikuti arus uang yang keluar masuk negara tersebut.

  • Jika mata uangmu banyak dicari orang (Demand tinggi), harganya bakal naik (Apresiasi).
  • Jika mata uangmu banyak dijual orang (Supply melimpah), harganya bakal turun (Depresiasi).

Ini kontras banget sama sistem zaman dulu atau negara tertutup yang harganya dipatok mati (pegged) oleh pemerintah.

Tabel Perbandingan: Floating Rate vs Fixed Rate

Biar kamu gak bingung dan bisa membaca konteksnya dengan jelas, coba perhatikan tabel perbandingan di bawah ini. Ini adalah dua kutub yang berbeda dalam kebijakan ekonomi dunia.

Fitur PembedaFloating Rate (Mengambang)Fixed Rate (Tetap)
Penentu HargaPasar (Trader, Bank, Institusi)Pemerintah / Bank Sentral
Perubahan HargaTerjadi setiap detik (Volatil)Jarang (Devaluasi/Revaluasi resmi)
Peran Bank SentralPasif (Hanya memantau)Aktif (Wajib intervensi pasar)
Cadangan DevisaHemat (Tidak perlu "bakar uang")Boros (Butuh banyak untuk jaga harga)
Contoh Mata UangUSD, EUR, JPY, GBP, IDRHKD (Hong Kong), SAR (Arab Saudi)

Kenapa Negara Maju Lebih Suka Sistem “Liar” Ini? (Keuntungan)

Manfaat floating exchange rate

Mungkin kamu bertanya, “Kenapa gak dibikin tetap aja sih biar gak pusing?” Ternyata, membiarkan kurs naik-turun itu punya fungsi vital buat kesehatan ekonomi negara, lho.

1. Penyeimbang Otomatis (Automatic Stabilizer)

Ini fitur paling keren dari floating rate. Bayangkan sebuah negara lagi kena krisis atau resesi. Investor kabur, jual mata uangnya, dan harganya jatuh (terdepresiasi).

Apakah ini buruk? Gak selamanya. Saat mata uang murah, barang ekspor negara tersebut jadi murah banget buat orang asing. Akibatnya, ekspor meledak, uang asing masuk lagi, dan ekonomi pelan-pelan bangkit. Kurs mengambang bekerja seperti “suspensi” mobil yang meredam guncangan jalan rusak.

2. Bank Sentral Bisa Fokus Urus Rumah Tangga

Di sistem kurs tetap, Bank Sentral pusing tiap hari mikirin cara jaga harga mata uang. Tapi di sistem floating, Bank Sentral (kayak The Fed atau BI) bisa cuek sama nilai tukar dan fokus ke masalah dalam negeri, seperti: “Gimana cara nurunin inflasi?” atau “Gimana cara bikin lapangan kerja?” melalui kebijakan suku bunga.

3. Efisiensi dan Transparansi Pasar

Harga yang kamu lihat di chart adalah harga “jujur”. Itu mencerminkan kondisi ekonomi yang sebenarnya saat ini. Gak ada manipulasi harga buatan pemerintah yang seringkali semu dan rapuh.

Sisi Gelap: Risiko yang Harus Diwaspadai

nilai tukar keuangan dunia

Tapi, gak ada sistem yang sempurna. Kebebasan pasar ini juga membawa risiko yang sering bikin pengusaha dan pemerintah ketar-ketir.

1. Volatilitas Ekstrem (Ketidakpastian)

Buat trader, volatilitas itu cuan. Tapi buat pengusaha importir/eksportir, ini mimpi buruk. Bayangkan kamu importir bahan baku. Hari ini hitung biaya produksi pakai kurs Rp15.000, eh pas barang datang kurs jadi Rp16.000. Margin keuntungan bisa ludes seketika cuma gara-gara selisih kurs. Susah banget buat bikin business plan jangka panjang.

2. Serangan Spekulan

Karena harganya bebas, mata uang di sistem ini rentan “digoreng”. Ingat krisis 1998? Itu salah satu contoh ketika pasar panik dan spekulan menghancurkan nilai mata uang karena sentimen negatif, padahal mungkin fundamental negaranya gak sejelek itu.

Dua Wajah Kurs Mengambang

Di dunia nyata, sistem ini terbagi lagi jadi dua jenis. Sobat Trader harus tahu bedanya karena Indonesia pakai salah satunya.

A. Free Floating (Mengambang Murni)

Ini adalah bentuk pasar bebas yang paling ekstrem. Pemerintah bener-bener cuci tangan. Mau mata uangnya jatuh ke jurang atau terbang ke langit, dibiarkan saja sesuai mekanisme pasar. Hampir gak ada negara yang 100% menerapkan ini, karena terlalu berbahaya kalau ada krisis.

B. Managed Floating (Mengambang Terkendali) – Indonesia Pakai Ini!

Ini adalah jalan tengah yang cerdas. Secara umum, harga dibiarkan gerak bebas sesuai pasar. TAPI, Bank Sentral (Bank Indonesia) bertindak sebagai wasit.

Kalau pergerakan Rupiah terlalu liar (misal jatuh terlalu dalam dalam sehari), BI akan masuk ke pasar (“Intervensi”) buat beli Rupiah pakai cadangan devisa. Tujuannya bukan buat menetapkan harga, tapi buat “ngerem” volatilitas biar pasar gak panik. Inilah yang disebut Dirty Float.

Faktor Apa Saja yang Menggerakkan Floating Rate?

Sebagai trader, inilah “kunci jawaban” yang harus kamu pegang. Karena harga ditentukan oleh Supply & Demand, apa sih yang bikin demand mata uang naik atau turun?

  1. Suku Bunga (Interest Rate): Ini rajanya penggerak pasar. Kalau negara naikin suku bunga, investor asing bakal datang buat nabung di sana (cari bunga tinggi). Demand mata uang naik, harga naik.
  2. Inflasi: Kalau inflasi sebuah negara tinggi, daya beli uangnya turun. Biasanya mata uangnya bakal melemah.
  3. Neraca Perdagangan: Kalau ekspor lebih banyak dari impor, berarti banyak orang asing butuh mata uang negara tersebut buat bayar barang. Demand naik, harga menguat.
  4. Stabilitas Politik: Negara yang rusuh atau mau pemilu biasanya mata uangnya ditinggalkan investor (Capital Outflow).

Bagaimana Cara Trader Mengambil Keuntungan?

Di sinilah peran kita. Trader forex tidak peduli apakah mata uang itu naik (apresiasi) atau turun (depresiasi). Di sistem floating, dua-duanya bisa jadi duit.

  • Kalau analisa kamu bilang ekonomi AS membaik → Buy USD.
  • Kalau analisa kamu bilang ekonomi Inggris memburuk → Sell GBP.

Volatilitas yang ditakuti pengusaha konvensional justru menjadi “taman bermain” bagi trader untuk mencari selisih pip demi pip setiap harinya.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Sistem apa yang dipakai Rupiah (IDR) sekarang?

Indonesia menganut sistem Managed Floating Exchange Rate (Mengambang Terkendali). Jadi, harga Rupiah ditentukan pasar, tapi Bank Indonesia tetap jagain biar gak terlalu volatil.

Mana yang lebih bagus, Floating atau Fixed?

Tergantung kebutuhan negaranya. Negara maju yang ekonominya kuat biasanya pilih Floating. Negara kecil atau yang ekonominya sangat bergantung sama negara lain biasanya pilih Fixed.

Gimana cara trader manfaatin sistem ini?

Justru volatilitas inilah 'makanan' trader! Naik-turunnya harga di sistem floating adalah peluang buat kita cari cuan lewat trading forex.

Mau Cuan dari Naik-Turunnya Kurs? Mulai di HSB Investasi!

HSB – Minimum deposit trading hanya Rp300 ribu, cocok untuk trader pemula dan profesional.

Nah, sekarang kamu udah paham kan kalau pergerakan kurs mata uang itu bukan acak, tapi ada mekanismenya. Sebagai trader, tugas kamu adalah memanfaatkan volatilitas dari sistem Floating Rate ini untuk cari keuntungan. Tapi ingat, pasar yang fluktuatif butuh platform yang tangguh dan eksekusi yang cepat.

Pastikan kamu trading bareng HSB Investasi. Kenapa? Karena HSB adalah pialang resmi yang diawasi BAPPEBTI, punya fitur eksekusi pasar real-time tanpa delay, dan transparan banget soal harga. Jadi, kamu bisa fokus analisa fundamental dan teknikal tanpa takut dicurangi oleh sistem broker yang nakal. Yuk, buka akun demo gratis, dan rasakan sensasi trading di pasar global yang sesungguhnya! Unduh aplikasi HSB Investasi sekarang di Android dan iOS. Mulai perjalanan trading online sekarang!!***

Bagikan Artikel