Payback period adalah suatu metode sederhana dalam analisis investasi untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali biaya awal investasi yang telah ditanamkan dalam suatu proyek atau bisnis. Metode ini menghitung berapa tahun atau bulan yang dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup besar guna menutupi biaya awal investasi.
Setidaknya ada tiga metode cara menghitung payback period yang perlu Sobat Trader pahami. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini ya!
Metode Simple Payback Period
Sesuai namanya, Simple Payback Period adalah salah satu analisis investasi sederhana untuk menghitung periode waktu yang dibutuhkan bagi investor untuk mengembalikan biaya investasi awal suatu proyek atau bisnis. Kamu bisa menjadikan nilai Payback Period sebagai referensi analisis fundamental sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Sederhana karena metode ini bisa kamu lakukan hanya dengan menghitung arus kas masuk (cash inflow) dari proyek atau bisnis yang kamu investasikan tanpa memperhitungkan faktor diskon, waktu, atau tingkat pengembalian investasinya (rate of return).
Secara matematis, Simple Payback Period dihitung dengan membagi biaya investasi awal dengan arus kas masuk tahunan (atau periode waktu yang dipilih).
Contohnya, jika biaya investasi awalmu adalah Rp 10.000.000 dan arus kas masuk tahunan adalah Rp 2.000.000, maka Simple Payback Period-nya adalah 5 tahun (yaitu biaya investasi awal dibagi dengan arus kas masuk tahunan). Artinya, investasi tersebut akan dapat dikembalikan dalam waktu 5 tahun.
Kelebihan Metode Simple Payback Period yaitu mudah digunakan dan menghasilkan informasi sederhana tentang waktu pengembalian modal. Namun, kekurangannya adalah tidak memperhitungkan tingkat pengembalian investasi atau nilai uang berdasarkan waktu, sehingga tidak memberikan gambaran yang akurat tentang kelayakan investasi.
Oleh karena itu, sebaiknya metode ini kamu gunakan hanya sebagai tambahan informasi dalam analisis investasi yang lebih komprehensif lainnya.
Metode Cumulative Payback Period
Metode Payback Period Akumulatif (Cumulative Payback Period) adalah cara menghitung payback period dengan mempertimbangkan jumlah arus kas masuk (cash inflow) secara bertahap hingga biaya investasi awal terbayar seluruhnya.
Dalam metode Payback Period Akumulatif, kamu bisa mengetahui perhitungan waktu pengembalian dana investasi dengan menjumlahkan arus kas masuk dalam periode tahunan secara bertahap hingga jumlah tersebut setidaknya sama dengan biaya investasi awal.
Berikut contoh penerapannya:
Misalnya, sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk menginvestasikan modal sebesar Rp. 100.000.000 dalam proyek pembangunan sebuah pabrik. Proyek ini memiliki arus kas masuk dan keluar sebagai berikut:
- Tahun 1: Rp. 20.000.000
- Tahun 2: Rp. 40.000.000
- Tahun 3: Rp. 50.000.000
- Tahun 4: Rp. 60.000.000
- Tahun 5: Rp. 70.000.000
Dalam metode Cumulative Payback Period, arus kas masuk dan keluar diakumulasikan secara bertahap hingga mencapai nilai investasi awal. Dalam contoh ini, pengakumulasian arus kas masuk dan keluar untuk setiap tahun adalah sebagai berikut:
- Tahun 1: Rp. 20.000.000 (akumulatif: Rp. 20.000.000)
- Tahun 2: Rp. 40.000.000 (akumulatif: Rp. 60.000.000)
- Tahun 3: Rp. 50.000.000 (akumulatif: Rp. 110.000.000)
- Tahun 4: Rp. 60.000.000 (akumulatif: Rp. 170.000.000)
- Tahun 5: Rp. 70.000.000 (akumulatif: Rp. 240.000.000)
Dari penghitungan di atas, dapat diketahui bahwa investasi awal sebesar Rp. 100.000.000 akan terbayar kembali pada tahun ke-3, karena pada tahun tersebut akumulasi arus kas masuk telah mencapai nilai investasi awanya. Dengan demikian, Cumulative Payback Period untuk proyek ini adalah 3 tahun.
Kelebihan cara menghitung Payback Period Akumulatif yaitu dapat memperhitungkan secara bertahap jumlah arus kas masuk yang diperoleh dan dapat memberikan informasi tentang kecepatan pengembalian modal secara lebih akurat.
Akan tetapi, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak memperhitungkan arus kas setelah periode payback tercapai, sehingga tidak memberikan informasi tentang profitabilitas jangka panjang. Oleh karena itu, metode ini sebaiknya digunakan bersama dengan metode evaluasi investasi lainnya, seperti Net Present Value (NPV) atau Internal Rate of Return (IRR) untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang keuntungan dan risiko dari proyek investasi.
Metode Discounted Payback Period
Metode Discounted Payback Period (DPP) adalah metode penghitungan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal atau modal yang ditanamkan, dengan mempertimbangkan nilai waktu uang atau time value of money.
Dalam metode ini, arus kas masuk dan keluar dari proyek akan dihitung estimasi nilainya kemudian menghitung perkiraan jumlah tahun yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk yang sama dengan investasi awal.
Untuk mempertimbangkan time value of money, arus kas yang dihasilkan dari proyek tersebut dikurangi dengan tingkat diskonto yang dipilih, sehingga arus kas masa depan dikonversi menjadi nilai saat ini. Jadi, semakin besar tingkat diskon yang digunakan, semakin pendek payback period yang dihasilkan.
Contoh perhitungan DPP adalah sebagai berikut:
Misalkan sebuah perusahaan kembali ingin menginvestasikan dana sebesar $100.000 pada proyek yang diharapkan akan menghasilkan arus kas bersih sebesar $25.000 per tahun selama 5 tahun. Tingkat diskonto atau discount rate yang digunakan adalah 10%.
Cara menghitung Discounted Payback Period investasinya adalah sebagai berikut:
Hitung dahulu nilai arus kas yang didiskon (discounted cash flow) pada setiap tahun dengan menggunakan rumus:
DCF = CF / (1 + r)^t
Dimana:
- CF adalah cash flow atau arus kas bersih pada tahun tersebut
- r adalah tingkat diskonto
- t adalah tahun ke-berapa arus kas tersebut dihasilkan
Hitung nilai cumulative discounted cash flow pada setiap tahun dengan menjumlahkan nilai arus kas terdiskonto pada tahun tersebut dengan nilai akumulasi arus kas terdiskonto pada tahun sebelumnya.
Tentukan tahun di mana nilai akumulasi arus kas terdiskonto mencapai nilai investasi awal ($100.000). Jika pada tahun ke-4 nilai akumulasi arus kas terdiskonto masih di bawah nilai investasi awal, maka perusahaan harus menunggu hingga tahun ke-5 untuk mendapatkan kembali modalnya.
Berikut adalah tabel perhitungan DPP pada contoh di atas:
Tahun |
Arus Kas Bersih | DCF |
Cumulative DCF |
1 |
$25.000 | $22.727 |
$22.727 |
2 |
$25.000 | $20.661 |
$43.388 |
3 |
$25.000 | $18.783 |
$62.171 |
4 |
$25.000 | $17.077 |
$79.248 |
5 |
$25.000 | $15.531 |
$94.779 |
Dari tabel tersebut, Sobat Trader dapat melihat bahwa nilai akumulasi arus kas terdiskonto baru mencapai $94.779 pada tahun ke-5. Oleh karena itu, perusahaan harus menunggu hingga tahun ke-5 untuk bisa mendapatkan kembali modalnya. Dalam kasus ini, Discounted Payback Period dari investasi ini adalah 5 tahun.
Pahami metode menghitung payback period karena dapat membantu dalam keputusan investasi proyek, bisnis, atau perusahaan. Temukan lebih banyak tentang analisis fundamental investasi dan trading melalui platform dan aplikasi trading terbaik seperti HSB Investasi, yang juga dikenal sebagai broker forex terbaik. Jelajahi berbagai fitur aplikasi trading forex yang ditawarkan oleh HSB Investasi untuk mendukung strategi tradingmu.
Tunggu apalagi? Segera Unduh aplikasi HSB Investasi di Android atau iOS dan jangan lupa untuk melakukan deposit sekarang juga!
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- 7 Kesalahan Membaca Kalender Ekonomi Forex
Sobat Trader, ketika trading di pasar forex, pemahaman yang mendalam tentang kalender ekonomi sangatlah krusial. Namun, banyak trader, terutama pem...
- 5 Kalender Ekonomi Dunia untuk Trading Forex
Sobat Trader, memahami kalender ekonomi dunia adalah langkah penting dalam trading forex, saham, dan komoditas. Memangnya, apa itu kalender ekonomi...
WAJIB TAHU! 10 Kalender Ekonomi Penting untuk Trading ForexDalam dunia trading forex, memahami kalender data ekonomi sebagai dasar pengambilan keputusan sangatlah penting. Artikel ini akan membahas data eko...
- Apakah ada Orang Sukses dari Trading Forex? Cek Ini!
Banyak orang yang bertanya-tanya, apakah benar ada orang sukses dari trading forex? Dunia trading forex sering kali dianggap sebagai salah satu car...
4 Jam Buka Utama Pasar Forex Waktu Indonesia TERLENGKAP!Jika kamu serius ingin mengoptimalkan trading forex, salah satu hal terpenting yang perlu kamu pahami adalah jam buka pasar forex. Setiap sesi pasa...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil