Stress Test The Fed: Bank AS Masih Kuat Salurkan Kredit Walau Resesi

Benjamin Strong di The FED

Berita dari CNBC Indonesia melaporkan bahwa bank-bank besar di Amerika Serikat (AS) telah berhasil lulus uji stres tahunan terbaru yang diselenggarakan oleh Federal Reserve AS. Menurut laporan The Wall Street Journal, 31 bank terbesar di AS telah dinilai mampu untuk tetap mengalirkan kredit kepada rumah tangga dan bisnis bahkan di tengah resesi parah, meskipun menghadapi potensi kerugian yang lebih besar dibandingkan dengan uji stres tahun sebelumnya.

Dalam skenario terburuk yang diuji oleh Fed, bank-bank secara kolektif diperkirakan akan mengalami kerugian hingga sekitar US$685 miliar. Meskipun angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya, semua bank masih memenuhi persyaratan modal minimum yang ditetapkan.

Michael Barr, Wakil Ketua Pengawasan The Fed, menjelaskan bahwa uji stres ini bertujuan untuk memastikan bahwa bank-bank memiliki modal yang cukup untuk menanggung kerugian dalam situasi ekonomi yang sangat tertekan. Tidak ada bank yang memerlukan pembatasan otomatis terhadap distribusi dividen atau kebijakan pembayaran bonus berdasarkan hasil uji stres ini.

Uji stres ini juga memberi bank-bank alat yang lebih kuat untuk menentang peningkatan persyaratan modal yang telah diusulkan oleh The Fed dan regulator lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan secara keseluruhan.

Tes tahun ini mencakup simulasi resesi global parah dengan tingkat pengangguran hingga 10%, penurunan harga rumah 36%, dan harga real estat komersial turun 40%. Selain itu, uji stres juga mencakup analisis terhadap risiko potensial terulangnya krisis simpanan atau bencana pada dana lindung nilai, yang menunjukkan bahwa bank-bank besar dapat menanggung kerugian hingga US$85 miliar jika lima dana lindung nilai besar gagal.

Uji stres ini diperkenalkan sebagai respons terhadap krisis keuangan tahun 2008-2009, yang telah membantu memulihkan kepercayaan publik terhadap kestabilan sistem perbankan.

Bagikan Artikel