1. Memahami Apa itu Indikator Moving Average?
2. Mengenal Jenis-Jenis Moving Average
3. Tentukan Periode Moving Average yang Tepat
4. Gunakan Moving Average untuk Mengidentifikasi Tren
5. Gunakan Moving Average Crossover untuk Sinyal Trading
6. Kombinasikan Moving Average dengan Indikator Lain
7. Evaluasi dan Sesuaikan Strategi Secara Berkala
Contoh Penghitungan Simple Moving Average
FAQ tentang Moving Average
Moving Average: Indikator Trading yang WAJIB kamu Tahu!

Sobat Trader, memahami cara membaca indikator Moving Average (MA) adalah langkah penting dalam perjalanan tradingmu, terutama jika kamu baru memulai. Moving Average merupakan salah satu indikator teknikal yang paling umum digunakan oleh trader di berbagai pasar, termasuk forex, saham, dan komoditas. Berikut adalah langkah-langkah untuk membaca indikator Moving Average beserta penjelasan detail dan contoh untuk memudahkan pemahamanmu.

Jenis indikator Moving Average

1. Memahami Apa itu Indikator Moving Average?

Secara sederhana, Moving Average adalah rata-rata harga sebuah aset (misalnya, pasangan mata uang dalam forex) selama periode waktu tertentu. Indikator ini disebut "moving" karena ia terus diperbarui seiring dengan berjalannya waktu. Moving Average menghitung rata-rata harga penutupan dalam jangka waktu tertentu, dan hasilnya digambarkan sebagai garis yang bergerak di atas grafik harga.

Apa Saja Periode Waktu Moving Average?

Indikator Moving average bisa dilihat dalam rentang periode waktu yang beragam. Berikut adalah penjelasannya:

  • Apa yang Dimaksud MA 5? MA 5 merupakan istilah yang digunakan trader yang mengindikasikan pergerakan harga dalam waktu yang paling pendek, yakni 5 periode waktu ke belakang. Angka di belakang MA menunjukkan jumlah hari kerja MA dalam periode waktu sesuai angkanya.
  • Apa yang Dimaksud MA 20? Serupa dengan penjelasan MA 5, MA 20 menggambarkan rata-rata pergerakan harga selama 20 hari ke belakang atau 20 periode waktu ke belakang.
  • Apa yang Dimaksud Ma 50? Sedangkan MA 50 menggambarkan rata-rata pergerakan harga selama 50 hari ke belakang atau 50 periode waktu ke belakang. Dalam Pola Candlestick, semakin besar periode Moving Average, akan semakin jauh posisinya dari garis harga yang tengah berlaku.

Apa Manfaat Membaca Moving Average?

Mengerti dan memahami cara menganalisa pergerakan tren harga instrumen investasi di pasar dapat membantumu menghitung potensi keuntungan trading. Fungsi metode analisa teknikal Moving Average juga dapat kamu gunakan untuk memaksimalkan keuntungan. Berikut adalah fungsi-fungsi metode Moving Average:

  • Mengidentifikasi Nilai Aset : Kamu dapat mengidentifikasi tren nilai saham dengan melihat grafik harga dan garis Moving Average. Kamu bisa melihat kapan tren harga cenderung turun atau bearish dengan menganalisa area di bawah garis Moving Average atau melihat tren harga cenderung naik bullish dengan menganalisa area harga di atas garis Moving Average.
  • Mengidentifikasi Tren Harga: Fungsi Moving Average terbaik adalah kemampuannya memberikan informasi tren harga yang sedang berlaku di pasaran. Dengan fungsi ini, kamu juga bisa mengantisipasi kapan tren pembalikan akan terjadi.
  • Mengidentifikasi Support & Resistance: Moving Average memainkan peranan penting dalam menetapkan letak titik support dan resistance dalam grafik pergerakan harga, misalnya grafik harga emas.

2. Mengenal Jenis-Jenis Moving Average

Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah memahami jenis-jenis Moving Average yang ada. Berikut adalah jenis-jenis indikator Moving Average yang bisa Sobat Trader gunakan untuk meraih peluang profit di pasar finansial:

  • Simple Moving Average (SMA)

Dari namanya saja, kamu pasti bisa menebak alasan kenapa Simple Moving Average (SMA) sangat populer di kalangan trader. Yap, benar sekali! Cara menghitung Simple Moving Average memang sangat mudah dan sederhana, Sobat Trader!

Dengan Simple Moving Average (SMA), kamu bisa menemukan titik support dan resistance, entry sell dan entry buy, dan menjadi indikator untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk keluar atau masuk dalam pasar investasi.

Cara menggunakan Simple Moving Average (SMA) adalah dengan menjumlahkan semua poin nilai dalam periode waktu tertentu lalu dibagi dengan jumlah dari nilai itu sendiri.

Simple Moving Average untuk tipe saham dengan likuiditas dan fluktuasi baik sangat efektif untuk melihat pergerakan tren harga dalam jangka pendek.

  • Exponential Moving Average (EMA)

Jenis yang kedua adalah Exponential Moving Average (EMA) yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap momentum pergerakan harga yang terjadi saat ini ketimbang harga dimasa lampau. Mirip dengan Simple Moving Average, bedanya dalam Eksponential Moving Average harga dihitung secara eksponensial atau berpangkat.

Tren harga yang terlihat dalam Exponential Moving Average dapat membantumu menentukan titik Support dan Resistance. Jika kamu melihat garis EMA menanjak, kamu bisa mengambil keputusan membeli instrumen aset pada titik poin terdekat dengan garis EMA.

Sebaliknya, jika kamu melihat garis EMA menurun kamu bisa mengambil keputusan membeli instrumen aset di titik point sedikit di bawah garis EMA.

  • Weighted Moving Average (WMA)

Jenis yang ketiga yakni Weighted Moving Average yang memiliki kesamaan dengan Simple Moving Average dan Exponential Moving Average. Persamaan yang dimiliki  WMA dengan SMA, keduanya memasukkan data yang paling baru dan tidak menggunakan data sebelumnya. Sedangkan kesamaan WMA dengan EMA, keduanya menggunakan pembobotan dalam data yang paling baru .

Ciri khas utama yang bisa kamu lihat dari WMA adalah faktor pembobotan data yang dikalikan akan berbeda pada periode waktu yang berbeda pula.

Periode waktu indikator Moving Average

  • Double Exponential Moving Average (DEMA)

Selain Exponential Moving Average, kamu juga bisa menggunakan metode Double Exponential Moving Average (DEMA) dengan akurasi yang lebih tinggi. Lantas apa bedanya EMA dan DEMA?

Meskipun momentum yang dibentuk dalam Dema lebih lambat ketimbang EMA, namun DEMA dapat memberikanmu sinyal pergerakan harga yang lebih otentik di pasar karena kemampuannya mereduksi sinyal palsu yang biasanya hadir dalam EMA.

  • Triple Exponential Moving Average (TEMA)

Setelah EMA, DEMA, sekarang kamu bisa menggunakan metode TEMA atau Triple Exponential Moving Average. Jika EMA dan DEMA saja sudah akurat maka dalam Triple Exponential Moving Average, kamu bisa mendapatkan akurasi pergerakan tren harga di pasar dengan lebih akurat lagi.

Jika kamu menggabungkan ketiga komponen Exponential Moving Average, Double Exponantial Moving Average, dan Triple Exponantial Moving Average, kamu akan mendapatkan sebuah indikator informasi kapan harga instrumen investasi terlalu mahal atau terlalu murah. Informasi ini tentunya akan sangat membantumu untuk mengambil keputusan trading yang menguntungkan.

  • Wilder Smoothing Moving Average (WSMA)

Moving Average jenis ini sebenarnya kurang populer di kalangan trader, namun ada baiknya kamu tetap mengenal apa itu Wilder Smoothing Moving Average (WSMA). Metode ini memberikan gambaran aktivitas pasar dengan perhitungan dalam periode waktu tertentu.

Hanya saja sensitivitas WSMA terhadap perubahan harga tidak seakurat jenis Moving Average lainnya dan jenis ini lebih sering digunakan untuk mengukur support dan resistance.

  • Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Moving Average Convergence Divergence atau MACD adalah salah satu indikator trading forex paling akurat yang sering digunakan oleh para trader untuk menkonfirmasi sinyal jual dan beli pada setiap aset. MACD terdiri dari beberapa histogram dan pergerakan rata rata harga secara eksponensial.

3. Tentukan Periode Moving Average yang Tepat

Setelah memahami jenis-jenis Moving Average, langkah berikutnya adalah menentukan periode waktu yang tepat untuk indikator ini. Periode Moving Average dapat disesuaikan dengan jangka waktu trading yang kamu inginkan. Periode pendek, seperti MA 10 atau MA 20, sering digunakan oleh trader yang melakukan trading harian (day trading) atau scalping karena lebih sensitif terhadap perubahan harga jangka pendek.

Sementara itu, periode yang lebih panjang, seperti MA 50 atau MA 200, lebih umum digunakan oleh trader jangka menengah hingga panjang untuk mengidentifikasi tren yang lebih stabil.

Sebagai contoh, jika kamu adalah seorang day trader, kamu mungkin akan memilih EMA 20 untuk mendapatkan sinyal masuk dan keluar yang cepat. Di sisi lain, jika kamu lebih suka trading dengan gaya swing atau investasi jangka panjang, SMA 200 bisa menjadi pilihan untuk membantu mengidentifikasi arah tren utama. Pilihan periode ini sangat penting karena akan mempengaruhi keakuratan sinyal yang kamu terima dari indikator MA.

4. Gunakan Moving Average untuk Mengidentifikasi Tren

Setelah menentukan jenis dan periode Moving Average yang akan digunakan, kamu bisa mulai menggunakannya untuk mengidentifikasi tren. Moving Average berfungsi sebagai garis yang menggambarkan arah pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu. Ketika harga berada di atas Moving Average, ini biasanya menandakan tren naik (bullish). Sebaliknya, ketika harga berada di bawah Moving Average, ini menunjukkan tren turun (bearish).

Misalnya, jika harga emas saat ini berada di atas SMA 50, ini bisa menjadi indikasi bahwa tren jangka menengah sedang naik. Jika harga kemudian turun dan menembus SMA 50 dari atas ke bawah, ini bisa menandakan perubahan arah tren menjadi bearish. Dengan demikian, Moving Average membantu Sobat Trader untuk tetap berada di sisi yang benar dari tren dan menghindari kesalahan dalam membuka posisi yang melawan arah tren.

Komponen Indikator Moving Average

5. Gunakan Moving Average Crossover untuk Sinyal Trading

Salah satu metode populer dalam menggunakan Moving Average adalah dengan mencari sinyal crossover. Crossover terjadi ketika dua Moving Average dengan periode berbeda saling berpotongan. Sinyal bullish crossover terjadi ketika Moving Average yang lebih pendek (misalnya, EMA 50) memotong Moving Average yang lebih panjang (misalnya, SMA 200) dari bawah ke atas. Sebaliknya, bearish crossover terjadi ketika Moving Average yang lebih pendek memotong Moving Average yang lebih panjang dari atas ke bawah.

Sebagai contoh, jika EMA 50 memotong SMA 200 dari bawah ke atas, ini bisa menjadi sinyal bahwa tren jangka panjang mungkin akan berubah menjadi bullish, sehingga ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk membeli. Namun, jika sebaliknya, EMA 50 memotong SMA 200 dari atas ke bawah, ini bisa menjadi sinyal bearish, dan kamu mungkin ingin mempertimbangkan untuk menjual atau menutup posisi buy yang ada. Strategi crossover ini sering digunakan oleh trader karena relatif sederhana namun efektif dalam memberikan sinyal tren.

6. Kombinasikan Moving Average dengan Indikator Lain

Untuk meningkatkan keakuratan sinyal dari Moving Average, Sobat Trader dapat mengombinasikannya dengan indikator teknikal lainnya, seperti Relative Strength Index (RSI) atau MACD. Kombinasi ini membantu mengurangi risiko false signals yang mungkin terjadi saat menggunakan Moving Average sendirian. Misalnya, kamu dapat menunggu konfirmasi dari RSI sebelum membuka posisi berdasarkan sinyal dari Moving Average.

Sebagai contoh, jika Moving Average menunjukkan sinyal bullish, tetapi RSI sudah berada di zona overbought (di atas 70), kamu mungkin ingin menunggu pullback sebelum membuka posisi buy. Dengan demikian, kombinasi indikator ini memberikan konfirmasi tambahan yang membantu kamu untuk lebih percaya diri dalam mengambil keputusan trading.

7. Evaluasi dan Sesuaikan Strategi Secara Berkala

Langkah terakhir adalah mengevaluasi dan menyesuaikan strategi penggunaan Moving Average secara berkala. Pasar forex dan komoditas, seperti emas, selalu berubah, sehingga apa yang bekerja di masa lalu mungkin tidak selalu efektif di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi Sobat Trader untuk terus memantau kinerja strategi Moving Average yang digunakan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Misalnya, jika kamu merasa bahwa sinyal yang dihasilkan oleh SMA 50 tidak lagi sesuai dengan kondisi pasar saat ini, kamu bisa mencoba periode lain atau beralih ke EMA yang lebih responsif. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, kamu memastikan bahwa strategi tradingmu tetap relevan dan adaptif terhadap perubahan pasar, sehingga hasil tradingmu bisa lebih optimal.

Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah di atas, Sobat Trader dapat membaca indikator Moving Average dengan lebih baik dan menggunakannya untuk meningkatkan hasil trading. Ingatlah bahwa tidak ada satu indikator pun yang sempurna, sehingga penting untuk selalu menggunakan Moving Average sebagai bagian dari strategi trading yang lebih luas dan komprehensif.

Contoh Penghitungan Simple Moving Average

Jika dilihat dari dilihat dari penjelasan di atas, perhitungan SMA memang terlihat sedikit rumit. Jadi agar kamu tak kebingungan lagi, mari melihat contoh penghitungan Simple Moving Average (SMA) dengan harga penutupan pada saham Alibaba berikut ini:

1. Penghitungan SMA

Untuk menghitung SMA, kamu perlu menambahkan harga penutupan saham dari rentang waktu tertentu dan membaginya dengan jumlah periode tersebut. Sebagai contoh:

Harga penutupan saham BABA pada periode 5 di hari pertama adalah Rp100.000, hari ke-2 adalah Rp110.000, hari ke-3 adalah Rp120.000, dan seterusnya hingga hari ke-5 adalah Rp150.000. Dari keterangan di atas, maka rumus perhitungan SMA ialah sebagai berikut:

SMA = pM + pM-1 + .... + pM-(n-1)n

SMA = Rp100.000 + Rp110.000 + Rp120.000 + Rp130.000 + Rp150.0005

SMA = Rp122.000

2. Penggunaan SMA

Setelah mengetahui nilai SMA, kamu dapat menggunakannya untuk menentukan tren dalam harga saham BABA sesuai dengan informasi yang telah diberikan sebelumnya mengenai bullish dan bearish.

Kasus di atas hanya contoh sederhana dari penggunaan SMA dalam analisis teknikal sebab Moving Average sebenarnya juga dapat digunakan dengan berbagai cara dan teknik yang lebih kompleks sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing trader.

Sebagai informasi tambahan, moving average juga dapat digabungkan dengan indikator lain seperti RSI, MACD, atau BollingerBands untuk meningkatkan akurasi dalam menentukan trend dan entrypoint. Namun, sebaiknya kamu melakukan backtest dan forwardtest terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan metode ini, terutama dalam tradinglive.

Kemudahan analisa teknikal menggunakan Indikator Moving Average adalah aspek penting yang menjadikannya sebagai metode analisa paling populer di kalangan trader dunia. Cara analisa Moving Averaga dapat dengan mudah diterapkan oleh trader pemula dan manfaat dari hasil yang diberikannya tetap menjadi analisa andalan trader berpengalaman, seperti menjadi Indikator scalping paling akurat.

Meskipun demikian, indikator lagging yang bergerak cenderung lamban dalam membentuk sinyak tren pergerakan harga, khususnya dalam Moving Average (MA) dengan periode waktu jangka panjang, menjadikan kelemahan yang perlu kamu pertimbangkan sebelum menggunakan metode ini.

Namun, jika kamu memutuskan menjadi trader harian atau swing trading, metode analisa teknikal Moving Average bisa menjadi analisa yang bermanfaat untukmu.

Seperti halnya metode analisa lainnya, dalam dunia trading, tidak ada analisa yang berdiri sendiri dan bersifat one-size-fits-all, jadi sebaiknya kamu kamu tetap memadu padankan metode Moving Average ini dengan teknik analisa lainnya ya Sobat Trader.

Trading secara gratis dan tanpa deposit bersama hsb investasi

Trading dengan Moving Average Tanpa Risiko!

Ingin memaksimalkan strategi trading kamu dengan Moving Average tanpa risiko? Mulailah dengan memantau harga emas hari ini dan harga minyak dunia untuk mendapatkan insight pasar yang lebih baik. Dengan memahami chart patterns dan memantau indeks seperti SP 500, Dow Jones Index, Nasdaq Index, dan Nikkei 225, kamu bisa mengembangkan strategi trading yang lebih terinformasi.

Untuk latihan dan eksperimen tanpa risiko, cobalah akun demo gratis yang memungkinkan kamu untuk menguji strategi trading tanpa menggunakan uang sungguhan. Gunakan aplikasi trading terbaik dan pilih broker forex terbaik di Indonesia untuk mendukung perjalanan trading forex kamu. Dengan persiapan yang tepat, kamu dapat mencapai hasil yang optimal dalam trading forex.

Unduh aplikasi HSB Investasi sekarang di Android dan iOS. Mulai perjalanan trading online sekarang!!***

FAQ tentang Moving Average

Apa yang Dimaksud dengan Indikator Moving Average?

Moving Average adalah garis indikator lagging yang menunjukkan rata-rata harga suatu aset investasi dalam periode waktu tertentu yang ditunjukkan dengan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, harga terendah, dan titik tengah (median). Indikator lagging dalam Moving Average (MA) bergerak dalam periode kerangka waktu sesuai kebutuhan trader, seperti periode 5 (berlangsung selama 1 mingu), periode 20 (berlangsung selama 1 bulan), periode 60 (berlangsung selama 3 bulan) atau periode 120 (berlangsung selama 6 bulan).

Bagaimana cara menghitung moving average?

Moving Average (MA) adalah indikator teknikal yang menghitung harga rata-rata dalam periode waktu tertentu. Cara menghitungnya bergantung pada jenis MA yang digunakan. Untuk Simple Moving Average (SMA), jumlahkan harga-harga penutupan dalam periode waktu tertentu dan bagi hasilnya dengan jumlah periode tersebut. Exponential Moving Average (EMA) memberikan bobot lebih pada harga-harga penutupan terbaru, dihitung dengan rumus EMA = (Harga Penutupan saat ini x Pengali) + (EMA sebelumnya x (1 - Pengali)). Weighted Moving Average (WMA) memberikan bobot berbeda pada harga-harga penutupan, dihitung dengan rumus WMA = (Harga Penutupan1 x Bobot1 + Harga Penutupan2 x Bobot2 + ... + Harga PenutupanN x BobotN) / (Bobot1 + Bobot2 + ... + BobotN).

Kenapa menggunakan metode moving average?

Metode Moving Average (MA) digunakan dalam analisis teknikal karena dapat membantu mengidentifikasi tren harga, memberikan sinyal perdagangan, dan menghaluskan fluktuasi harga. MA digunakan untuk mengambil keputusan perdagangan berdasarkan pergerakan harga historis, mengidentifikasi potensi pembalikan tren, dan mengatur level stop loss atau take profit. MA juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan indikator teknikal lain untuk mengkonfirmasi sinyal perdagangan.

DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Artikel Lainnya

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Mulai Pengalaman Trading Terbaik