Buyback Saham: Cara Perusahaan Menjaga Harga

Buyback saham, atau pembelian kembali saham oleh perusahaan, adalah strategi yang sering digunakan untuk menjaga harga saham tetap stabil dan meningkatkan kepercayaan investor. Langkah ini banyak dilakukan baik di Indonesia maupun Amerika Serikat sebagai respons terhadap berbagai kondisi pasar.
Apa Itu Buyback Saham?
Buyback saham adalah ketika perusahaan membeli kembali sahamnya yang beredar di pasar. Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, perusahaan bisa mengontrol harga saham dan mengelola struktur modal dengan lebih baik.
Kenapa Perusahaan Melakukan Buyback?
- Menstabilkan Harga Saham: Saat harga saham turun drastis, perusahaan bisa melakukan buyback untuk mengurangi jumlah saham yang beredar, sehingga harga bisa terdorong naik.
- Meningkatkan Kepercayaan Investor: Buyback menunjukkan bahwa perusahaan percaya diri dengan prospeknya, yang bisa menarik minat investor.
- Mengoptimalkan Penggunaan Kas: Jika perusahaan punya dana lebih, buyback bisa jadi pilihan yang lebih baik daripada membiarkan uang menganggur.
Buyback Saham di Indonesia dan Amerika
Indonesia: Buyback Saat IHSG Melemah
Ketika IHSG turun, banyak saham terkena tekanan jual. Untuk menahan harga agar tidak jatuh lebih dalam, beberapa perusahaan, terutama di sektor perbankan dan konsumsi memilih melakukan buyback.
Amerika Serikat: Strategi Jangka Panjang Perusahaan Besar
Di pasar saham Amerika, buyback jadi strategi umum bagi perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, dan Meta. Mereka menggunakan buyback untuk menaikkan EPS (Earnings Per Share) dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham selain lewat dividen.
Risiko Buyback Saham
Walaupun menguntungkan, buyback juga punya risiko:
- Penggunaan Dana yang Kurang Efektif: Jika perusahaan lebih fokus pada buyback daripada investasi di bisnisnya, pertumbuhan bisa melambat.
- Manipulasi Harga Saham: Buyback bisa digunakan untuk menaikkan harga saham secara artifisial tanpa perubahan fundamental.
- Mengurangi Likuiditas Perusahaan: Jika buyback dilakukan dalam jumlah besar, dana perusahaan bisa berkurang signifikan dan menghambat fleksibilitas keuangan di masa depan.
Buyback saham adalah strategi yang bisa menjaga stabilitas harga dan menarik kembali minat investor. Namun, bagi trader, pasar yang sedang turun bisa jadi momen sulit. Jika porto di IHSG mulai merah dan kamu mencari peluang lain, mungkin saatnya mempertimbangkan trading di saham Amerika atau forex. Dengan volatilitas yang lebih tinggi dan peluang trading di berbagai kondisi pasar, instrumen ini bisa menjadi alternatif menarik.
Mau coba trading saham Amerika atau forex tanpa risiko? Gunakan akun demo gratis HSB Investasi dan latih strategimu sebelum terjun ke pasar yang sesungguhnya!
Dengan menggunakan aplikasi trading HSB, kamu dapat berlatih dengan chart patterns lengkap dan fitur manajemen risiko tanpa risiko kehilangan uang sungguhan. Selain itu, kamu juga bisa memantau harga saham harian, harga emas hari ini, atau harga minyak dunia untuk membantu menyusun strategi trading yang lebih efektif.
Manfaatkan aplikasi trading terpercaya HSB untuk pengalaman trading yang mulus dan efisien, lengkap dengan broker forex terbaik di Indonesia.
Unduh aplikasi HSB Investasi sekarang di Android dan iOS. Mulai perjalanan trading online sekarang!!
Pertanyaan Paling Sering Ditanyakan:
Apa maksud harga buyback?
Harga buyback adalah harga yang ditetapkan perusahaan saat membeli kembali sahamnya dari pasar. Dengan buyback, jumlah saham yang beredar berkurang, sehingga harga saham bisa lebih stabil atau naik.
Apa itu ROE dalam saham?
ROE (Return on Equity) adalah rasio yang mengukur seberapa efisien perusahaan menghasilkan laba dari modal pemegang saham. Semakin tinggi ROE, semakin baik perusahaan dalam memanfaatkan modalnya.
Kenapa perusahaan melakukan buyback saham?
Perusahaan melakukan buyback saham untuk menstabilkan harga saham saat mengalami penurunan, meningkatkan kepercayaan investor dengan menunjukkan kondisi keuangan yang kuat, serta menaikkan EPS (Earnings Per Share) karena jumlah saham yang beredar berkurang. Selain itu, buyback juga dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan kas jika perusahaan memiliki dana berlebih.