Trading & kelola akun MT di Aplikasi HSB Trading
store google
Delisting, Listing, dan Relisting dalam investasi

Dalam dunia investasi, istilah-istilah seperti delisting, listing, dan relisting sering kali menjadi topik pembicaraan yang penting. Ketiga konsep ini memiliki hubungan erat dengan proses masuk dan keluar sebuah perusahaan dari pasar saham. Meskipun bagi sebagian orang istilah-istilah ini mungkin terdengar asing, namun pemahaman yang baik tentang mereka sangatlah penting bagi para investor, baik yang baru maupun yang berpengalaman.

Ketika sebuah perusahaan mencapai puncak kesuksesannya atau menghadapi tantangan tertentu, keputusan untuk mengambil langkah-langkah seperti delisting, listing kembali, atau relisting dapat memiliki dampak yang signifikan baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi investor yang terlibat. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang delisting, listing, dan relisting dalam konteks investasi, serta implikasinya terhadap perusahaan dan investor.

Pengertian

1. Delisting

Delisting merujuk pada proses di mana sebuah perusahaan sahamnya dihapus dari bursa efek. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti ketika perusahaan tersebut gagal memenuhi persyaratan bursa efek, melakukan merger atau akuisisi, atau memilih untuk menjadi perusahaan swasta. Ketika sebuah perusahaan saham delisting, sahamnya tidak lagi diperdagangkan secara publik di bursa efek, dan investor tidak dapat lagi membeli atau menjual saham tersebut melalui bursa. 

2. Listing

Listing adalah proses di mana saham sebuah perusahaan pertama kali ditawarkan untuk diperdagangkan secara publik di bursa efek. Ini biasanya terjadi melalui penawaran umum perdana (IPO), di mana perusahaan menawarkan sejumlah saham kepada publik untuk dibeli. Dengan listing, perusahaan memberikan kesempatan kepada investor untuk menjadi pemegang saham dan berpartisipasi dalam kepemilikan dan pertumbuhan perusahaan. Listing juga memberikan likuiditas kepada pemegang saham, karena mereka dapat membeli atau menjual saham mereka melalui bursa efek sesuai dengan harga pasar yang berlaku.

3. Relisting

Relisting adalah proses di mana sebuah perusahaan yang sebelumnya delisting dari bursa efek memilih untuk kembali menjadi perusahaan publik dan memulai kembali perdagangan sahamnya di bursa efek. 

Relisting bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk restrukturisasi perusahaan, pemenuhan kembali persyaratan bursa efek, atau keputusan strategis untuk kembali ke pasar saham publik. Bagi perusahaan, relisting bisa menjadi cara untuk mendapatkan akses ke modal tambahan, meningkatkan profil dan likuiditas sahamnya, serta memberikan investor kesempatan untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut lagi. 

Karakteristik Delisting, Listing, dan Relisting dalam Investasi

Proses delisting, listing, dan relisting memiliki peran penting dalam menentukan nilai dan likuiditas suatu saham. Karakteristik masing-masing proses tersebut memberikan gambaran yang berbeda tentang kondisi perusahaan yang terkait serta dampaknya terhadap investor. 

1. Delisting

penurunan likuiditas terjadi ketika jumlah saham yang tersedia untuk diperdagangkan secara publik berkurang.

Penurunan likuiditas

Dalam delisting, penurunan likuiditas terjadi ketika jumlah saham yang tersedia untuk diperdagangkan secara publik berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perusahaan yang memutuskan untuk menarik saham mereka dari bursa, sehingga membuat saham-saham tersebut sulit untuk diperdagangkan. Akibatnya, investor yang ingin keluar dari investasi mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam menemukan pembeli yang mau membeli saham tersebut dengan harga yang diinginkan.

Penurunan harga saham

Penurunan harga saham ini bisa menjadi dampak langsung dari penurunan likuiditas yang telah disebutkan sebelumnya. Ketika sebuah saham delisted, terutama karena alasan fundamental yang buruk, seperti kinerja perusahaan yang mengecewakan atau potensi kebangkrutan, harga saham biasanya mengalami penurunan yang signifikan. Investor yang memegang saham tersebut mungkin mengalami kerugian besar karena penurunan harga ini.

Ketidakpastian bagi investor

Delisting sendiri bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk restrukturisasi perusahaan, akuisisi, atau bahkan kebangkrutan. Bagi investor, delisting menciptakan ketidakpastian yang signifikan karena mereka tidak lagi memiliki akses langsung ke informasi dan transparansi yang biasanya tersedia di pasar terbuka. 

Selain itu, investor mungkin juga harus menghadapi proses yang rumit untuk menjual saham mereka setelah delisting terjadi, karena perlu mencari pembeli di pasar sekunder atau menggunakan layanan pialang khusus. 

2. Listing

Akses modal

Dalam investasi, akses modal bisa menjadi penentu utama dalam menentukan seberapa besar investor dapat berpartisipasi dalam suatu pasar atau aset. Sebagai contoh, dalam investasi saham, akses modal yang baik memungkinkan investor untuk membeli sejumlah saham yang cukup untuk mendiversifikasi portofolio mereka dan mengurangi risiko. Faktor-faktor yang memengaruhi akses modal termasuk biaya transaksi, minimum investasi, dan ketersediaan platform atau produk investasi yang memungkinkan akses mudah ke pasar.

Penilaian pasar yang komprehensif membantu investor membuat analisa keputusan investasi

Penilaian pasar

Dalam penilaian pasar, investor memperhatikan berbagai metrik dan indikator untuk memahami kondisi pasar saat ini dan mengidentifikasi peluang investasi yang menguntungkan. Contohnya termasuk analisis rasio keuangan, tren harga historis, proyeksi pertumbuhan, dan faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi dan politik. Penilaian pasar yang komprehensif membantu investor membuat analisa keputusan investasi yang lebih cerdas dan mengurangi risiko kesalahan dalam menilai nilai suatu aset.

Keterbukaan dan transparansi

Keterbukaan dan transparansi yang baik memungkinkan investor untuk melakukan analisis dan penilaian yang tepat sebelum membuat keputusan investasi. Ini juga membantu mencegah manipulasi pasar dan penipuan investasi dengan memastikan bahwa semua informasi yang relevan tersedia untuk semua pihak yang berkepentingan. Regulasi pasar dan standar pelaporan yang ketat dapat meningkatkan tingkat keterbukaan dan transparansi dalam investasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepercayaan investor dan kestabilan pasar secara keseluruhan.

3. Relisting

Kembali ke bursa efek

Relisting memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengakses sumber pendanaan tambahan, meningkatkan likuiditas saham, dan meningkatkan visibilitasnya di pasar. Proses relisting memerlukan persiapan yang matang, termasuk pemenuhan persyaratan regulasi, audit keuangan, dan komunikasi efektif dengan para pemangku kepentingan. 

Bagi investor, kembalinya saham ke bursa efek dapat menjadi sinyal positif tentang prospek jangka panjang perusahaan, yang dapat meningkatkan kepercayaan dan minat investor dalam menanamkan modal pada perusahaan tersebut.

Peningkatan kepuasan investor

Relisting menciptakan kesempatan bagi investor untuk memperdagangkan saham perusahaan tersebut secara lebih mudah dan efisien, meningkatkan likuiditas pasar. Selain itu, relisting juga mencerminkan kepercayaan perusahaan terhadap kondisi dan prospek bisnisnya, yang dapat meningkatkan keyakinan investor terhadap investasi mereka. 

Dengan adanya relisting, investor juga dapat mengakses informasi yang lebih terperinci tentang kinerja perusahaan, struktur keuangan, dan rencana strategisnya, yang dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih baik.

Relisting mengindikasikan bahwa perusahaan telah memperbaiki masalah atau kelemahan

Peningkatan Reputasi

Relisting mengindikasikan bahwa perusahaan telah memperbaiki masalah atau kelemahan yang mungkin menyebabkan pencabutan saham sebelumnya. Hal ini dapat memperbaiki persepsi investor, analis keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya tentang kredibilitas dan integritas perusahaan. 

Peningkatan reputasi ini dapat mempengaruhi persepsi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan nilai jangka panjang, daya tarik sebagai tujuan investasi, dan keandalan dalam memenuhi kewajiban peraturan. 

Selain itu, relisting juga dapat meningkatkan visibilitas perusahaan di pasar global, memperluas akses ke investor institusional, dan memperkuat hubungan dengan mitra bisnis dan pemasok. Akibatnya, peningkatan reputasi sebagai karakter relisting dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.

Contoh Perusahaan Delisting, Listing, dan Relisting

Dalam dunia investasi, ada beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan delisting, listing ataupun relisting. Berikut beberapa perusahaan yang melakukannya.

1. Delisting

Salah satu contoh perusahaan yang mengalami delisting adalah PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2020 di Bursa Efek Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kinerja perusahaan yang terus menurun dan diperparah oleh kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Akibatnya, manajemen memutuskan untuk delisting agar dapat melakukan restrukturisasi tanpa tekanan dari pasar saham. 

2. Listing

Sebaliknya, listing adalah ketika sebuah perusahaan memperdagangkan sahamnya secara publik di bursa efek. Contoh perusahaan yang melakukan proses listing adalah Airbnb Inc., yang melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada bulan Desember 2020 di Bursa Efek Nasdaq. Airbnb, memilih untuk go public untuk meningkatkan modal dan memberikan akses kepada para investor untuk berbagi keberhasilan perusahaan mereka. Proses listing ini memberikan kesempatan bagi investor untuk membeli saham Airbnb dan menjadi bagian dari pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tersebut.

Contoh perusahaan yang mengalami relisting adalah PT Garuda Indonesia

3. Relisting

Contoh perusahaan yang mengalami relisting adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda Indonesia delisting pada tahun 2018 karena masalah keuangan yang serius. Namun, setelah melakukan restrukturisasi keuangan dan operasional, serta upaya pembenahan manajemen, Garuda Indonesia berhasil kembali ke bursa efek pada tahun 2023. Relisting memberikan kesempatan kedua bagi perusahaan untuk memperbaiki citra dan kembali mendapatkan kepercayaan investor serta akses modal yang lebih mudah.

Investasi Tanpa Risiko!

Dalam konteks investasi, ketiga proses ini memiliki implikasi yang signifikan bagi para investor. Delisting dapat mengakibatkan likuiditas yang rendah dan kesulitan untuk menjual saham. Listing dapat memberikan kesempatan bagi investor untuk membeli saham perusahaan yang baru terdaftar, sementara relisting dapat menandai titik balik positif bagi perusahaan yang telah mengalami masa sulit sebelumnya. 

Sebelum membuat keputusan investasi, penting bagi investor untuk memahami implikasi dari delisting, listing, atau relisting terhadap nilai dan likuiditas investasi mereka serta memanfaatkan akun demo HSB merupakan solusi yang tepat untuk mencegah risiko.

HSB Investasi menawarkan akun demo trading yang dapat membantu kamu memulai perjalanan trading kamu. Jadi, jangan ragu untuk membuka akun demo sekarang dan mulai menjelajahi dunia trading dengan lebih percaya diri  melalui situs web atau aplikasi trading HSB, yang penghargaan "The Most Innovative Broker 2022" dari ICDX. 

Trading bebas risiko dengan dana virtual akun demo HSB Investasi

Selain itu, kamu bisa melakukan trading secara real-time dengan berbagai instrumen yang tersedia, termasuk 17 pasangan mata uang forex, 20 saham AS yang paling populer, 5 indeks pasar global besar, serta 3 jenis komoditas terkemuka, seperti emas, perak, dan minyak mentah. 

Jika kamu sudah paham akun demo, transisi secara bertahap menggunakan dengan akun live dengan mengikuti langkah-langkah berikut akan membantu kamu masuk ke dalam pasar forex bersama HSB:

  1. Daftarkan akun live HSB dan siapkan dokumen pendukung yang diperlukan.
  2. Tunggu tim KYC HSB untuk memverifikasi data pribadi kamu.
  3. Lakukan deposit trading melalui akun terpisah.
  4. Akun kamu siap digunakan! 

Komitmen penuh HSB terhadap keamanan dan transparansi transaksi para tradernya tercermin dalam regulasi resmi yang telah disahkan oleh BAPPEBTI di bawah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Regulasi ini menjadi dasar utama dalam manajemen risiko trading yang harus diutamakan oleh semua trader.

Selain aspek keamanan dan transparansi, HSB juga berdedikasi untuk memberikan edukasi kepada semua trader melalui beragam sumber pembelajaran trading. Hal ini merupakan bagian dari komitmen HSB untuk menghasilkan trader-trader sukses di Indonesia. Jadi, tidak ada alasan bagi kamu untuk menunda peluang kesuksesan dalam trading. Bergabunglah dengan HSB sekarang dan raih peluang profit dalam trading kamu!***

Tag Terkait:
DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Artikel Lainnya

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
bonus tanpa deposit
Mulai Pengalaman Trading Terbaik