Trading & kelola akun MT di Aplikasi HSB Trading
store google
Arti Bearish dan Bullish di Pasar Modal & Cara Mengidentifikasinya

Tren pasar yang mengalami kenaikan dan penurunan harga dalam dunia trading dikenal dengan istilah bullish dan bearish. Bullish identik dengan harga saham yang akan mengalami kenaikan, sementara arti bearish yaitu kenaikan harga saham. 

Kamu akan selalu menemukan istilah bullish dan bearish market dalam dunia trading atau investasi saham. Sebagai investor pemula yang akan menginvestasikan dana pada dunia trading, kamu harus paham cara kerja kedua analisis teknikal ini.

Dua sebutan tersebut menggambarkan kondisi pasar saham pada umumnya. Investor harus memahami apa itu bullish dan bearish serta ciri-cirinya sebagai panduan menganalisis tren pasar. Kamu akan lebih mudah mengidentifikasi kondisi pasar apabila sudah familier dengan dua istilah tersebut.

Istilah bullish dan bearish berasal dari cara bertarung banteng (bull) dan beruang (bear) saat menghadapi mangsanya. Analogi teknik serangan banteng dan beruang sangat membantu kamu untuk memahami dua kata ini.

Bullish dan bearish tidak hanya berlaku dalam pasar saham. Aset lainnya seperti properti, mata uang, komoditas, dan obligasi juga mengenal dua istilah tersebut. Kalau kamu melakukan diversifikasi portofolio investasi, dua istilah tersebut tidak boleh dilewatkan Simak artikel ini agar kamu dapat menilai kondisi pasar sedang bearish atau bullish.

Apa Itu Bearish Market?

Bearish market menandakan kondisi pasar sedang menurun atau lemah. Pertumbuhan ekonomi makro yang lambat atau mengalami penurunan berdampak besar pada pasar sekunder. Harga aset anjlok sebesar 20% atau lebih. Optimisme investor menurun saat melihat kondisi pasar sedang bearish. Hal ini karena investor memprediksi harga saham akan turun dalam waktu lama.

Kamu dapat memahami istilah ini dengan membayangkan teknik serangan beruang. Hewan ini berjalan dan menggerakkan cakarnya dengan pola gerakan ke bawah. Serangan beruang diilustrasikan dalam grafik harga saham yang turun dan berwarna merah.

Bearish dapat terjadi disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebabnya adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi negara hingga ke pertumbuhan industri.

Saat tren mengalami bearish, kamu dapat melakukan pembelian. Kamu bisa menunggu hingga tren menyentuh titik terendah agar dapat menghasilkan return yang tinggi ketika tren mulai mengalami bullish.

Perlu diperhatikan juga, ketika kamu ingin membeli saham yang sedang bearish, cobalah untuk mencari informasi lebih lanjut terkait penyebab dari harga saham yang melemah. Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko kerugian.

Karakteristik Bearish Market

Kondisi bearish market dapat dilihat pada laju perekonomian yang sedang jatuh. Perilaku investor dan emiten tidak sama seperti saat kondisi pasar sedang bullish. Ada dua karakteristik bearish market dalam pasar sekunder, yaitu:

1. Investor Menjual Asetnya

Investor lebih waspada saat mengambil keputusan untuk berinvestasi. Mereka memilih menjual asetnya supaya terhindar dari kerugian akibat penurunan harga. Permintaan dan penawaran pasar sekunder yang ikut menurun dapat memperparah kondisi bearish.

2. Emiten Mengurangi Pengeluarannya

Bearish membuat harga saham dan aset perusahaan turut lesu. Mereka harus mengambil solusi untuk menghindari kerugian, yaitu mengurangi pengeluaran untuk tenaga kerja atau peralatan, tetapi berusaha menjaga kinerjanya.

Apa Itu Bullish Market?

Ciri Bullish Market

Investor saham selalu menunggu momen bullish market dalam pasar saham. Sebenarnya, apa itu tren bullish marketBullish adalah istilah yang menggambarkan kondisi pasar saham sedang bagus, naik, atau meningkat.

Kemajuan pertumbuhan ekonomi di suatu negara atau dunia mendorong peningkatan kondisi tersebut. Selain itu, perkembangan sektor industri dan kepercayaan trader juga memainkan peranan besar dalam bullish.

Harga atau nilai saham terus naik secara konstan sebesar 20% dari posisi terendah. Investor cenderung memprediksikan harga saham akan terus meningkat saat kondisi lagi bearish.

Kamu bisa menggambarkan kondisi bullish market seperti teknik serangan banteng. Banteng selalu berlari serta menyerbu cepat dan mengangkat tanduk ke atas untuk menyeruduk lawan. Ilustrasi ini terlihat dalam grafik harga saham yang meningkat dan didominasi warna hijau.

Ketika tren mengalami bullish, kamu dapat melakukan penjualan karena harga pasar terus meningkat. Kamu tentu akan mendapatkan return ketika melakukan penjualan di saat tren bullish.

Karakteristik Bullish Market

Kondisi perekonomian yang kian meningkat dapat menjadi ciri khas bullish market. Kamu dapat mengenali tren bullish market dari perilaku investor dan emiten atau perusahaan saat berinvestasi. Lantas, seperti apa kondisi ekonomi saat pasar sekunder mengalami bullish?

1. Investor Menambah Asetnya

Investor merasakan euforia bullish market saat melihat harga aset meningkat. Mereka akan menambah properti, saham, atau obligasi karena optimis harganya terus meningkat. Kenaikan permintaan dan penawaran juga mendorong peningkatan harga aset tersebut.

2. Emiten Meningkatkan Kinerjanya

Perusahaan pemilik saham atau emiten semakin menambah kinerjanya karena melihat pasar sekunder sedang bagus. Kinerja yang dimaksud adalah penambahan jumlah karyawan atau aset perusahaan. Mereka yakin bahwa peningkatan kinerja berkontribusi pada pendapatan bersih (net income), sehingga harga saham pun naik.

Perbedaan Bearish dan Bullish Market

Perbedaan mendasar antara bearish dan bullish market terletak pada kondisi perekonomian pasar sekunder. Selain itu, ada indikator lain yang menunjukkan perbedaan dua tren pasar tersebut. Kamu dapat memahami perbedaan bearish dan bullish market dalam uraian berikut ini.

1. Kondisi Pasar Sekunder

Tren pasar bullish menunjukkan tingginya permintaan disertai angka penawaran yang rendah terhadap aset. Kondisi pasar sekunder yang kuat membuat investor tertarik membeli saham atau komoditas. Angka penjualan menurun karena mereka ingin mempertahankan asetnya.

Pasar sekunder yang sedang bearish menunjukkan angka permintaan yang rendah, tetapi penawarannya tinggi. Kondisi perekonomian yang lemah membuat investor harus melepaskan asetnya. Daya beli investor ikut berkurang demi menghindari kerugian untuk sementara waktu.

2. Valuasi Aset

Angka permintaan dan penawaran memengaruhi valuasi atau nilai aset yang diperdagangkan. Apabila kondisi pasar sekunder bullish, harga aset ikut melambung. Alasannya, banyak investor berlomba-lomba membeli aset atau komoditas tersebut, terlihat dari tingginya permintaan. Mereka berharap bisa meraup keuntungan saat menjual asetnya pada masa depan.

Kondisi serupa tidak terjadi kalau pasar sekunder sedang bearish. Nilai aset menurun karena permintaannya lebih rendah daripada penawaran. Investor berusaha untuk menjual aset mereka di pasar sekunder meski sepi pembeli. Mereka ingin mengantisipasi kerugian akibat harga yang terus anjlok.

3. Sikap Investor

Sikap, psikologi, dan pandangan investor dapat memengaruhi kondisi pasar sekunder. Pasar bullish membuat investor berani membeli aset sebanyak mungkin. Mereka melihat peningkatan harga aset, kemudian berani berinvestasi karena melihat potensi keuntungan saat menjualnya.

Kondisi bearish membuat investor lebih pesimis saat melihat perekonomian makro yang menurun. Mereka menjual asetnya atau melakukan diversifikasi portofolio sampai kondisinya membaik. Tindakan tersebut dilakukan karena mereka harus mewaspadai potensi kerugian saat berinvestasi pada masa bearish.

Pentingnya Kemampuan Mengidentifikasi Bearish dan Bullish

Pentingnya Kemampuan Mengidentifikasi Bearish dan Bullish

Mengidentifikasi pasar bearish dan bullish sangat penting dalam trading, karena dapat membantu kamu dalam membuat keputusan yang tepat dalam mengelola aset. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan jangka pendek atau jangka panjang, serta untuk mengelola risiko dan mencari peluang investasi.

Ketika pasar bearish, kamu dapat menjual aset sebelum harga terus menurun atau mencari peluang untuk membeli aset dengan harga yang lebih rendah. Sebaliknya, ketika pasar bullish, kamu dapat membeli aset sebelum harga terus meningkat atau mencari peluang untuk menjual aset dengan harga yang lebih tinggi.

Mengidentifikasi pasar bearish dan bullish juga dapat membantu kamu dalam mengevaluasi kondisi pasar secara keseluruhan. Saat pasar bearish, kamu dapat menghindari aset yang berisiko dan mencari aset yang lebih aman. Berbeda ketika pasar bullish, kamu sebaiknya mencari aset yang berisiko namun memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan, kemampuan untuk mengidentifikasi pasar bearish dan bullish sangat penting untuk mengelola risiko dan membuat keputusan investasi yang tepat. Hal ini dapat membantu kamu mencapai tujuan keuangan dengan lebih baik.

3 Cara Mengidentifikasi Kondisi Bearish

Untuk memahami arti bearish di pasar, kamu perlu mengidentifikasinya dengan tepat. Tentu agar kamu mendapat keuntungan maksimal dan meminimalisir terjadinya kerugian. Bagaimana cara mengidentifikasi kondisi pasar yang bearish? Ikuti langkah-langkah di bawah ini.

1. Menganalisis Grafik dan Volume Perdagangan

Untuk mengidentifikasi kondisi bearish, hal pertama yang perlu kamu lakukan yaitu melakukan analisis teknikal. Dalam kondisi bearish, grafik harga dapat menunjukkan tren turun yang konsisten, serta indikator teknik seperti moving averages dan indeks kekuatan relatif yang menunjukkan kondisi jual.

2. Menganalisis Faktor Luar yang Memengaruhi Harga Aset

Selain melakukan analisis teknikal, kamu juga perlu mengidentifikasi kondisi pasar dengan analisis fundamental. Misalnya dengan menganalisis faktor luar seperti faktor ekonomi dan keuangan yang memengaruhi harga aset. 

Saat kondisi bearish, faktor-faktor seperti kondisi ekonomi yang buruk, tingkat suku bunga yang tinggi, atau laporan keuangan yang buruk dari perusahaan dapat menyebabkan investor menjual saham dan menyebabkan harga saham turun.

3. Perhatikan Sentimen Pasar

Sentimen pasar yang dimaksud berupa opini umum dari investor tentang kondisi pasar. Ketika kondisi bearish, sentimen pasar dapat menunjukkan ketidakpercayaan dan kekhawatiran, yang dapat menyebabkan investor menjual saham harga saham pun menjadi turun. 

3 Cara Mengidentifikasi Kondisi Bullish

Tidak hanya kondisi bearish yang harus diidentifikasi dalam memaksimalkan keuntungan trading. Kamu juga perlu melakukan analisis teknikal dan fundamental saat terjadi kondisi bullish. Adapun cara mengidentifikasinya akan diuraikan berikut ini. 

1.  Lakukan Analisis Fundamental

Analisis fundamental yang dimaksud seperti menganalisis faktor luar yang menyebabkan harga saham mengalami kenaikan. Misalnya faktor-faktor ekonomi seperti laporan keuangan yang positif, opini publik, hingga tingkat suku bunga yang rendah. Beberapa faktor ini dapat menjadi penyebab harga pasar mengalami kenaikan. 

2. Perhatikan Opini Publik

Penting untuk kamu mengetahui opini publik mengenai kenaikan harga saham tertentu. Hal ini dapat menyebabkan banyak investor yang masuk ke pasar, sehingga membuat harga saham mengalami kenaikan. Dalam kondisi ini, kamu bisa menjual saham yang kamu miliki untuk mendapat keuntungan. 

3. Lakukan Analisis pada Grafik Pasar

Untuk mengetahui saham tertentu akan mengalami kenaikan harga, kamu perlu memperhatikan grafik pasar. Jika kamu sudah mulai melihat pola harga saham yang awalnya menurun lalu akan beralih ke tren naik, kamu perlu bersiap untuk menjual saham yang kamu miliki. Namun, pastikan saham tersebut benar-benar naik, sehingga kamu akan mendapat keuntungan. 

Memahami arti bearish dan bullish ini sangat penting sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya. Jika kamu bisa membaca penurunan dan kenaikan harga saham dengan tepat, kamu pun akan mendapat keuntungan yang diharapkan. Begitu pun dengan kerugian yang bisa diminimalisir. 

Kalau begitu, kamu segera praktikkan ilmu yang sudah kamu dapatkan dengan melakukan trading saham online di aplikasi HSB. Kamu bisa download aplikasi HSB sekarang juga dan mulai trading dengan aman, tepercaya, dan transparan.***

Tag Terkait:
DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
bonus tanpa deposit
Artikel Lainnya

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
bonus tanpa deposit
Mulai Pengalaman Trading Terbaik