Kapal Selam Nuklir dan Kapal Perang Rusia Latihan di Dekat Perbatasan AS

Dilansir dari Kontan, kapal fregat Angkatan Laut Rusia dan kapal selam bertenaga nuklir melintasi pelabuhan Havana pada hari Rabu. Meskipun Amerika Serikat dan Kuba menganggap kunjungan ini tidak mengancam, hal ini secara luas dilihat sebagai demonstrasi kekuatan Rusia di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

Para penonton, termasuk nelayan dan polisi, berkumpul di tepi laut Malecon untuk menyambut kapal-kapal tersebut saat mereka melewati kastil Morro yang berusia 400 tahun di pintu masuk pelabuhan. Kuba, sebagai sekutu lama Rusia, menyambut kapal-kapal tersebut dengan tembakan meriam, sementara diplomat Rusia melambaikan bendera kecil Rusia dan berfoto selfie.

Fregat Admiral Gorshkov dan kapal selam bertenaga nuklir Kazan, yang setengah terendam dengan awak kapal di dek, didampingi oleh kapal tunda dan kapal tanker bahan bakar yang tiba sebelumnya di pagi hari. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa kapal-kapal ini berlayar ke Kuba setelah melakukan latihan "senjata rudal presisi tinggi" di Samudra Atlantik. Kapal-kapal ini dilengkapi dengan rudal hipersonik Zircon, rudal jelajah Kalibr, dan rudal anti-kapal Onyx.

Kuba menyebut kunjungan ini sebagai praktik standar oleh kapal angkatan laut dari negara-negara sahabat. Kementerian luar negeri Kuba dan pejabat AS menegaskan bahwa armada ini tidak membawa senjata nuklir. Amerika Serikat, yang telah memantau kapal-kapal ini saat melintas di lepas pantai Florida, menyatakan bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menyatakan bahwa latihan angkatan laut semacam ini biasa terjadi dan tidak perlu diartikan sebagai ancaman tertentu. Sullivan juga menegaskan bahwa tidak ada bukti Rusia memindahkan rudal ke Kuba, tetapi AS tetap waspada.

Kunjungan ini terjadi di tengah krisis sosial dan ekonomi terburuk di Kuba dalam beberapa dekade, dengan kekurangan barang-barang pokok dan meningkatnya ketidakpuasan di kalangan masyarakat. William Leogrande, profesor di American University, berpendapat bahwa kunjungan kapal perang Rusia ini merupakan cara Putin untuk mengingatkan Biden bahwa Moskow bisa menantang Washington di wilayah pengaruhnya sendiri.

Hubungan antara Kuba dan Rusia semakin kuat, dengan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk keempat kalinya pada bulan Mei. Pada bulan Maret, Rusia mengirim 90.000 ton minyak ke Kuba untuk membantu mengatasi kekurangan, serta berjanji untuk mendukung proyek-proyek di berbagai sektor di Kuba.

Banyak warga Kuba yang menyaksikan kedatangan kapal-kapal Rusia merasa aman dan percaya diri dengan hubungan yang baik antara kedua negara. María Isabel Quesada, seorang penduduk Havana, menyatakan rasa aman dan puas melihat hubungan yang erat antara Kuba dan Rusia.

Kapal-kapal Rusia ini dijadwalkan akan tetap berada di Havana hingga 17 Juni.

Bayu Samudera

SEO Content Writer

Satu juta download!