Rangkuman Berita Penting: Harga Emas Naik, Tarif, dan Pasar Menuju Ketidakpastian
Harga Emas Menguat di Tengah Eskalasi Perang Dagang dan Ketegangan Geopolitik
Harga emas hari ini menunjukkan kenaikan pada sesi Asia awal Senin, melanjutkan tren penguatan yang ditutup naik 0.93% pada hari sebelumnya, mencapai angka $3.355,71 per troy ons. Kenaikan ini didorong oleh aksi para trader yang beralih ke aset safe haven menyusul langkah Presiden AS Donald Trump yang memperluas perang dagang global. Trump mengumumkan bahwa AS akan memberlakukan tarif 30% pada barang dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus, serta tarif 35% untuk impor Kanada. Selain itu, tarif menyeluruh sebesar 15–20% akan dikenakan pada mitra dagang lainnya, termasuk tarif 50% untuk impor tembaga.
Selain ketegangan perdagangan, situasi geopolitik di Timur Tengah juga turut mendukung kenaikan emas. Insiden di Gaza yang menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina menambah kekhawatiran global, mendorong trader mencari perlindungan pada aset yang stabil. Namun, potensi kenaikan harga emas ini mungkin akan terbatas. Bank Sentral AS (The Fed) dilaporkan mengambil pendekatan hati-hati, menunggu dampak penuh dari kebijakan tarif terhadap inflasi sebelum membuat keputusan mengenai suku bunga. Pendekatan The Fed ini bisa menjadi faktor penyeimbang terhadap momentum kenaikan emas.
Harga Minyak Berusaha Menguat di Tengah Dinamika Geopolitik dan Pasokan
Harga minyak dunia hari ini menunjukkan sedikit kenaikan pada hari Senin, melanjutkan penguatan lebih dari 2% yang terjadi pada hari Jumat sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh antisipasi investor terhadap potensi sanksi tambahan dari Amerika Serikat terhadap Rusia, yang dikhawatirkan dapat memengaruhi pasokan minyak global. Presiden AS Donald Trump secara khusus menyatakan akan mengirim rudal Patriot ke Ukraina dan berencana membuat pernyataan penting terkait Rusia. Di sisi lain, Kongres AS juga tengah mempertimbangkan rancangan undang-undang bipartisan yang bertujuan untuk menjatuhkan sanksi pada Rusia, sementara Uni Eropa hampir menyepakati paket sanksi ke-18 yang akan mencakup batas harga minyak Rusia yang lebih rendah.
Namun, penguatan harga minyak dibatasi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah laporan bahwa Arab Saudi meningkatkan produksi minyak melebihi kuota yang ditetapkan oleh OPEC+ pada bulan Juni, menunjukkan peningkatan pasokan. Selain itu, ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS juga turut membatasi kenaikan harga. Pada perdagangan hari sebelumnya, harga minyak ditutup berfluktuasi dan sempat turun 2.66%, mencapai angka $68.697 per barel. Dinamika ini menunjukkan bahwa pasar minyak saat ini sangat sensitif terhadap perkembangan geopolitik dan keputusan terkait pasokan dari produsen utama.
Wall Street Menghadapi Ujian: Laba Perusahaan dan Inflasi Tarif di Tengah Reli Saham
Reli saham AS yang telah mencapai rekor tertinggi akan diuji pekan ini dengan dimulainya musim laporan keuangan dan rilis data inflasi penting. Investor mencari kejelasan mengenai dampak ekonomi dari kebijakan tarif baru yang agresif. S&P 500, yang naik 26% sejak April, akan mencermati hasil keuangan perusahaan-perusahaan besar, seperti bank-bank terkemuka dan Netflix.
Meskipun ancaman tarif Donald Trump terus berdatangan, pasar saham secara umum tidak terpengaruh, menunjukkan optimisme jangka panjang. Namun, data Indeks Harga Konsumen (CPI) dan kekhawatiran The Fed tentang inflasi akibat tarif akan menjadi perhatian utama. Para trader berharap penurunan suku bunga segera, tetapi sinyal bank sentral masih beragam, menciptakan ketidakpastian.
Yen Menghadapi Tekanan untuk Tetap Lemah Akibat Intervensi Politik
Pemilihan umum Jepang pada 20 Juli berpotensi besar memengaruhi kebijakan Bank of Japan (BOJ) dan nilai Yen. Partai oposisi yang mendukung pemotongan pajak dan kebijakan moneter longgar diperkirakan akan mendapatkan pengaruh, bahkan jika koalisi Perdana Menteri Shigeru Ishiba mempertahankan mayoritas di majelis tinggi. Ini bisa berarti tekanan politik yang lebih besar bagi BOJ untuk menunda kenaikan suku bunga, yang pada gilirannya akan menjaga Yen tetap lemah.
Pandangan berbeda dari politisi seperti Sohei Kamiya dan Yuichiro Tamaki, yang menyerukan pelonggaran moneter agresif atau perlambatan kenaikan suku bunga untuk melindungi eksportir, dapat menahan penguatan Yen. Kekhawatiran terhadap utang publik Jepang yang masif (250% PDB) juga membatasi BOJ. Dengan inflasi di atas target, keputusan BOJ akan sangat penting bagi arah Yen di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.
Pasar Tenaga Kerja Inggris Melambat Cepat, Membebani GBP
Pasar tenaga kerja Inggris mengalami pendinginan signifikan di bulan Juni, dengan jumlah orang yang tersedia untuk bekerja melonjak pada laju tercepat sejak pandemi COVID-19, menurut survei perekrut pada Senin. Indeks ketersediaan staf naik tajam, mencerminkan ketidakpastian tinggi dan bukan penurunan mendadak pada ekonomi Inggris. Perlambatan ini diawasi ketat oleh Bank of England, yang diperkirakan akan memangkas suku bunga bulan depan, berpotensi menekan nilai GBP.
Survei ini juga menunjukkan bahwa gaji awal untuk karyawan baru dan permintaan staf mendingin, menambah bukti hilangnya momentum di pasar tenaga kerja. Ini sejalan dengan kontraksi ekonomi Inggris yang tak terduga pada Mei. Meskipun ada ketidakpastian tarif global, strategi industri pemerintah Inggris mungkin sedikit meningkatkan kepastian dalam rencana perekrutan, namun fokus tetap pada data ketenagakerjaan dan implikasinya terhadap GBP
Euro Melemah Setelah Ancaman Tarif Trump Terhadap Uni Eropa
Euro jatuh ke level terendah dalam tiga minggu pada Senin, setelah Presiden Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif 30% pada impor dari Uni Eropa mulai 1 Agustus. Ancaman ini diumumkan Trump melalui media sosialnya, yang langsung ditanggapi oleh Uni Eropa sebagai tidak adil dan mengganggu. Meskipun ada upaya negosiasi, pelemahan euro menjadi $1.1675 menunjukkan dampak langsung dari ketidakpastian perdagangan ini.
Meski pasar secara umum terlihat sedikit mati rasa terhadap ancaman tarif Trump yang berulang, euro tetap merasakan tekanannya. Investor kini menantikan data inflasi AS pada Selasa untuk petunjuk arah suku bunga Federal Reserve, yang dapat memengaruhi pergerakan euro lebih lanjut. Selain itu, rilis data PDB Tiongkok juga akan menjadi perhatian, menambah kompleksitas dinamika pasar global yang memengaruhi nilai euro.
Tarif AS Diproyeksikan Melebihi 20%, Tertinggi Sejak Awal 1900-an
Konsumen AS kini dihadapkan pada perkiraan tarif efektif lebih dari 20%, level tertinggi sejak awal 1900-an, menurut estimasi International Chamber of Commerce (ICC). Angka ini, yang sebelumnya sudah mencapai sekitar 16% (tertinggi sejak 1930-an), melonjak setelah serangkaian pengumuman tarif impor oleh Presiden Donald Trump minggu ini, termasuk tarif 50% pada tembaga dan potensi hingga 200% pada farmasi.
Meskipun pasar finansial tampak tenang merespons ancaman tarif ini, ICC mencatat adanya “diskoneksi” dengan kekhawatiran perusahaan global yang mendalam terhadap arah kebijakan perdagangan AS. ICC melihat langkah-langkah terbaru ini sebagai upaya pemerintah AS untuk menguji sensitivitas pasar terhadap tarif besar. ICC meyakini pemerintah bertekad mencapai tarif efektif setinggi mungkin, sambil memantau reaksi pasar saham dan obligasi, sekaligus melihat tarif sebagai sumber pendapatan signifikan.
Ingin mencoba trading Indeks dunia? Gunakan aplikasi trading terbaik dari HSB Investasi, broker forex terbaik yang teregulasi BAPPEBTI, untuk mulai trading saham Amerika seperti Nike dengan lebih percaya diri. Dengan HSB, kamu dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan dan promo broker forex yang membantu meningkatkan potensi profitmu. Segera buka akun aplikasi trading forex HSB dan mulailah berinvestasi dengan lebih aman dan terampil. Unduh aplikasi trading saham untuk Android dan iOS di sini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News HSB Investasi untuk informasi dan edukasi seputar trading, investasi keuangan, dan ekonomi.