Drone Ukraina Serang Kilang-kilang Rusia, Harga Minyak Auto Melambung

menentukan ukuran trading minyak

Dilansir dari Bisnis, Harga minyak mengalami kenaikan 1% pada perdagangan Senin (24/6/2024), didorong oleh ketegangan di Timur Tengah dan serangan drone Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia yang meningkatkan kekhawatiran terhadap pasokan. Berdasarkan laporan dari Reuters, harga minyak brent berjangka untuk pengiriman Agustus ditutup pada level US$86,01 per barel, naik 77 sen atau 0,9%. Sementara itu, minyak mentah AS menguat menjadi US$81,63 per barel, naik 90 sen atau 1,1%. Kedua benchmark ini mengalami kenaikan sekitar 3% selama minggu lalu, mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Tamas Varga dari pialang minyak PVM menjelaskan bahwa penguatan harga minyak didorong oleh keyakinan meningkat bahwa stok minyak global akan berkurang selama musim panas di belahan bumi utara, mengacu pada permintaan musiman terhadap produk minyak. Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York, menyatakan bahwa pedagang sedang menunggu laporan yang akan dirilis pada hari Rabu (26/6) untuk memperoleh bukti lebih lanjut tentang permintaan bensin yang kuat dan berkelanjutan di AS.

Namun demikian, Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates memperingatkan bahwa reli harga minyak yang didorong oleh permintaan bahan bakar bisa berkurang dalam beberapa minggu mendatang karena inflasi yang menggerogoti belanja perjalanan musim panas. Di samping itu, risiko geopolitik di Timur Tengah dan serangan drone Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia juga memberikan dukungan terhadap kenaikan harga minyak.

Pada sisi mata uang, pelemahan dolar AS membuat komoditas yang diperdagangkan dalam dolar, seperti minyak, lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Indeks dolar AS, yang mengukur kinerja terhadap enam mata uang utama, mengalami penurunan setelah naik pada hari Jumat, seiring kembalinya kekhawatiran tentang intervensi yen oleh Bank Jepang setelah mata uang tersebut menguat hingga level 160 per dolar.

Di Ekuador, perusahaan minyak negara Petroecuador telah mengumumkan force majeure pada pengiriman minyak mentah berat Napo untuk ekspor karena jaringan pipa dan sumur minyak tertutup akibat hujan lebat, demikian disampaikan oleh sumber pada hari Jumat.

Bagikan Artikel