Rangkuman Berita Penting: Emas & Perak ATH, Wall St Reli, Minyak Naik, USD Lesu

the fed chairman Jerome Powell

Emas Cetak Rekor Akibat Sentimen Geopolitik dan Prospek Suku Bunga The Fed

Harga emas hari ini kembali mencatatkan rekor tertinggi di sesi Asia dan ditutup naik 0,92% ke level $4.485,17 per troy ons pada perdagangan sebelumnya. Lonjakan harga ini dipicu oleh tingginya permintaan aset safe haven akibat memanasnya konflik Israel-Iran serta ketegangan diplomatik antara AS dan Venezuela yang kian intensif.

Selain faktor geopolitik, ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter AS turut menjadi pendorong utama, di mana data inflasi yang melambat memicu prediksi dua kali pemangkasan suku bunga oleh The Fed tahun depan. Suku bunga yang lebih rendah dipandang menguntungkan emas karena mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil tersebut.

Harga Minyak Menguat, Blokade Venezuela dan Serangan Laut Hitam

Harga minyak dunia menguat 0,87% mencapai angka $58,457 per barel, didukung oleh rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan pasar. Sentimen pasar juga terangkat oleh langkah Presiden AS Donald Trump yang memblokade kapal tanker Venezuela, sehingga memperlambat pengapalan dan meningkatkan risiko gangguan pasokan.

Di sisi lain, risiko geopolitik dari Rusia akibat serangan terhadap infrastruktur pelabuhan di Laut Hitam turut menopang harga, meskipun indikator aktivitas pabrik AS memberikan sinyal beragam. Analis menilai bahwa meskipun pasokan global saat ini memadai, gangguan yang berkepanjangan pada jalur distribusi utama berpotensi memperketat kondisi pasar di masa depan.

Dolar AS Tertekan Kritik Gedung Putih dan Data PDB 

Indeks Dolar AS (DXY) melemah 0,37% ke level 97,90 di tengah perdagangan liburan, terbebani oleh komentar Penasihat Gedung Putih Kevin Hassett yang menilai The Fed terlalu lambat menurunkan suku bunga. Kritik ini muncul meskipun ekonomi AS tumbuh ekspansif sebesar 4,3% pada kuartal ketiga, jauh melampaui ekspektasi pasar.

Pelaku pasar terus melepas Dolar AS seiring menguatnya spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2026 mendatang. Meskipun belanja konsumen tercatat solid, penurunan kepercayaan konsumen di bulan Desember menambah ketidakpastian terhadap prospek ekonomi jangka panjang, membuat posisi Greenback semakin defensif.

Wall Street Hijau Dow Jones dan S&P 500 Lanjutkan Reli 

Bursa saham AS memperpanjang tren positif selama empat hari berturut-turut, dengan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah sekitar 80 poin pada penutupan perdagangan. Indeks S&P 500 juga naik 0,3% mendekati level 6.900, didorong oleh minat investor yang tinggi terhadap saham-saham teknologi terkait kecerdasan buatan (AI).

Optimisme pasar tetap terjaga meskipun data PDB kuartal ketiga menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat sebesar 4,3%, karena investor yakin pemangkasan suku bunga tetap akan terjadi tahun depan. Namun, saham berkapitalisasi kecil tertinggal, tercermin dari penurunan Russell 2000 sebesar 0,6% yang menandakan kehati-hatian investor terhadap sektor yang sensitif secara ekonomi.

Perak Cetak Rekor Tembus Level Tertinggi Baru di Sesi Asia 

Perak (XAG/USD) melanjutkan tren kenaikannya dan mencetak rekor tertinggi baru selama empat hari berturut-turut, diperdagangkan tepat di bawah level $72,00 dengan kenaikan harian lebih dari 0,50%. Pergerakan harga ini mengonfirmasi penembusan saluran naik dua mingguan, didukung oleh indikator MACD yang menunjukkan momentum bullish yang semakin kuat.

Secara teknikal, harga perak bertahan kokoh di atas rata-rata pergerakan yang menanjak, menjaga struktur bullish tetap dominan. Meski demikian, indikator RSI yang berada di level 82 mengindikasikan kondisi jenuh beli (overbought), sehingga investor disarankan waspada terhadap potensi konsolidasi atau koreksi jangka pendek sebelum reli berlanjut.

Yen Jepang Fokus Notulen BoJ dan Kebijakan Upah 

Pasangan mata uang USD/JPY melemah 0,15% ke level 156,06 setelah rilis notulen pertemuan Bank of Japan (BoJ) bulan Oktober. Para anggota dewan BoJ sepakat untuk terus menaikkan suku bunga jika prakiraan ekonomi dan harga terealisasi sesuai target, dengan beberapa anggota bahkan mengusulkan kenaikan ke level 0,75%.

Meskipun peluang tercapainya target inflasi dinilai semakin tinggi, BoJ menekankan pentingnya menjaga kebijakan saat ini untuk memastikan perilaku penetapan upah yang positif tidak terganggu. Perwakilan pemerintah juga menyuarakan harapan agar BoJ berkoordinasi erat dengan pemerintah dalam mengambil langkah kebijakan yang stabil dan berkelanjutan.

Dolar Australia Menguat RBA Isyaratkan Suku Bunga Tetap Ketat 

Dolar Australia (AUD) melanjutkan penguatan terhadap Dolar AS selama tiga sesi berturut-turut, didorong oleh notulen rapat RBA yang menunjukkan keraguan bahwa kebijakan saat ini cukup ketat untuk menekan inflasi. Data inflasi Australia yang naik menjadi 3,8% pada Oktober semakin memperkuat ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga RBA pada Februari 2026.

Secara teknikal, pasangan AUD/USD bergerak dalam bias bullish yang kuat di bawah level 0,6700, dengan indikator RSI yang menunjukkan momentum positif. Penembusan di atas level tertinggi Oktober 2024 di 0,6707 berpotensi membawa pasangan ini menguji batas atas saluran kenaikan di 0,6790, sementara batas bawah support berada di 0,6640.

Ingin mencoba trading Indeks dunia? Gunakan aplikasi trading terbaik dari HSB Investasi, broker forex terbaik yang teregulasi BAPPEBTI, untuk mulai trading saham Amerika seperti Nike dengan lebih percaya diri. Dengan HSB, kamu dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan dan promo broker forex yang membantu meningkatkan potensi profitmu.  Segera buka akun aplikasi trading forex HSB dan mulailah berinvestasi dengan lebih aman dan terampil. Unduh aplikasi trading saham untuk Android dan iOS di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News HSB Investasi untuk informasi dan edukasi seputar trading, investasi keuangan, dan ekonomi.

Bagikan Artikel