Rangkuman Berita Penting: Emas & Minyak Turun, Euro & AUD Melesat, Fokus The Fed

the fed chairman Jerome Powell

Harga Emas Terkoreksi, Trader Nantikan Data Tenaga Kerja AS

Harga emas hari ini mengalami penurunan pada perdagangan hari sebelumnya, ditutup melemah di angka $4.205,72 per troy ons. Aksi ambil untung oleh para trader menjelang rilis data ekonomi krusial AS, seperti ADP Employment Change dan ISM Services PMI, menjadi penyebab utama koreksi ini. Meski demikian, penurunan harga emas tertahan oleh ekspektasi pasar yang semakin kuat terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan Desember. 

Sentimen risiko yang membaik di pasar global turut mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven. Namun, ketidakpastian geopolitik yang masih menyelimuti, termasuk rencana pertemuan utusan AS dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetap menjadi faktor penyeimbang. Analis memperkirakan bahwa jika data ekonomi AS menunjukkan pelemahan, emas berpotensi kembali menguat didukung oleh posisinya sebagai aset tanpa imbal hasil di tengah tren penurunan suku bunga.

Minyak Mentah Turun, Harapan Damai Ukraina Memudar

Harga minyak dunia ditutup turun 1,59% menjadi $58,577 per barel pada perdagangan sebelumnya, tertekan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan dan meredupnya optimisme damai antara Rusia dan Ukraina. Pertemuan utusan khusus AS dengan pihak Rusia belum menghasilkan terobosan konkret, sementara pernyataan keras Presiden Putin menambah keraguan pasar. Keputusan OPEC+ untuk mempertahankan tingkat produksi juga gagal memberikan dorongan signifikan pada harga. 

Di sisi lain, ancaman gangguan suplai akibat serangan infrastruktur Rusia dan ketegangan di Venezuela masih menjadi faktor pendukung harga minyak agar tidak jatuh lebih dalam. Pasar kini menantikan rilis data resmi stok minyak AS yang diprediksi meningkat, yang dapat menambah tekanan jual. Situasi geopolitik yang kompleks, termasuk rencana kunjungan Putin ke India, terus menjadi sorotan utama bagi para trader energi dalam menentukan arah harga selanjutnya.

Trump Isyaratkan Kevin Hassett Sebagai Calon Kuat Ketua The Fed

Presiden AS Donald Trump memberikan sinyal kuat bahwa Kevin Hassett, Ketua Dewan Ekonomi Nasional saat ini, adalah kandidat utama untuk menggantikan Jerome Powell sebagai Ketua The Fed. Hassett dikenal memiliki pandangan ekonomi yang sejalan dengan Trump, termasuk dukungan terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga yang agresif untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Spekulasi ini langsung memicu reaksi di pasar mata uang dan obligasi. 

Rekam jejak Hassett sebagai ekonom akademis dan penulis op-ed, serta kontroversinya dalam memprediksi pasar di masa lalu, menjadi sorotan investor. Jika terpilih, kebijakan moneternya diperkirakan akan lebih dovish dibandingkan Powell, yang berpotensi melemahkan Dolar AS dalam jangka panjang. Pengumuman resmi mengenai posisi ini dijanjikan Trump akan dilakukan awal tahun depan, menambah ketidakpastian namun juga harapan bagi pasar yang menginginkan biaya pinjaman lebih rendah.

Dow Jones Ditutup Hati-Hati, Sektor Teknologi Jadi Rebutan 

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menutup sesi perdagangan dengan kenaikan tipis, mencatatkan sesi yang fluktuatif di tengah persaingan ketat di sektor teknologi. Munculnya pesaing baru bagi Nvidia di ranah perangkat keras AI, seperti Amazon dengan chip barunya, memicu pergerakan harga saham teknologi yang dinamis. Meskipun sempat mencoba menembus level 47.600, Dow Jones akhirnya ditutup menguat terbatas sebesar 0,36%. 

Sentimen pasar saham AS secara umum masih dibayangi oleh ketidakpastian politik terkait kebijakan tarif Presiden Trump yang kontroversial. Rencana pembayaran kembali tarif kepada warga AS yang dinilai tidak realistis oleh beberapa pihak turut menambah kegelisahan investor. Meski demikian, pemulihan di sektor kripto dan AI memberikan angin segar bagi indeks Nasdaq yang mencatatkan kenaikan lebih solid, sementara investor Dow Jones tetap bersikap waspada menanti perkembangan kebijakan ekonomi selanjutnya.

Euro Melonjak Didorong Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed 

Pasangan mata uang EUR/USD mencatatkan kenaikan moderat ke level 1.1625, didukung oleh membaiknya selera risiko global dan pelemahan Dolar AS. Pasar kini memperhitungkan probabilitas sebesar 87% untuk pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan Desember, yang menjadi katalis positif utama bagi Euro. Data ekonomi AS yang menunjukkan perlambatan di sektor manufaktur semakin memperkuat argumen bagi pelonggaran moneter di Amerika Serikat. 

Di Eropa, meskipun data inflasi menunjukkan hasil yang beragam, fokus pasar lebih tertuju pada perbedaan prospek kebijakan antara ECB dan The Fed. Pernyataan Presiden Putin mengenai kesiapan Rusia menghadapi konflik dengan Eropa menjadi risiko downside yang tetap diawasi. Namun untuk saat ini, momentum pelemahan Dolar AS akibat data makro yang lunak memberikan ruang bagi Euro untuk melanjutkan tren penguatannya menjelang rilis data penting lainnya pekan ini.

Yen Jepang Menguat Terbatas, Tarik Menarik Sentimen BoJ dan The Fed 

Pasangan USD/JPY berhasil rebound tipis ke atas level 155.50, menghentikan penurunan tiga hari berturut-turut di tengah sentimen risk-on. Namun, potensi kenaikan Dolar terbatas akibat spekulasi kuat bahwa Ketua The Fed berikutnya akan lebih dovish, serta ekspektasi pemangkasan bunga AS yang tinggi. Di sisi lain, Yen Jepang mendapat dukungan dari komentar Gubernur BoJ Kazuo Ueda yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga lanjutan jika inflasi sesuai target.

 Divergensi kebijakan antara Bank of Japan yang cenderung mengetat dan The Fed yang bersiap melonggar menciptakan dinamika tarik-menarik pada pasangan mata uang ini. Data manufaktur AS yang lemah semakin menekan Dolar, sementara pasar obligasi Jepang mulai memfaktorkan kenaikan biaya pinjaman. Trader kini menanti data tenaga kerja AS sebagai penentu arah selanjutnya, dengan Yen berpotensi menguat kembali jika data AS mengecewakan ekspektasi pasar.

Dolar Australia Dekati Level Tertinggi 3 Minggu Meski GDP Melambat 

Dolar Australia (AUD) menunjukkan ketahanan luar biasa dengan menyentuh level tertinggi baru dalam tiga minggu terhadap Dolar AS, mengabaikan data pertumbuhan ekonomi (GDP) kuartal ketiga yang melambat menjadi 0,4%. Pelemahan data domestik ini tertutupi oleh komentar hawkish dari Gubernur RBA Michele Bullock yang menegaskan bahwa inflasi masih persisten, meredam harapan pelonggaran kebijakan moneter di Australia dalam waktu dekat. 

Faktor eksternal juga sangat mendukung AUD, di mana Dolar AS terus tertekan oleh ekspektasi pemangkasan bunga The Fed dan sentimen positif di pasar ekuitas global. Harapan akan kesepakatan damai geopolitik turut meningkatkan minat pada aset berisiko seperti Aussie. Dengan RBA yang masih menahan suku bunga tinggi sementara The Fed bersiap memangkas, selisih imbal hasil yang menguntungkan AUD menjadi pendorong utama tren kenaikan pasangan AUD/USD saat ini.

Ingin mencoba trading Indeks dunia? Gunakan aplikasi trading terbaik dari HSB Investasi, broker forex terbaik yang teregulasi BAPPEBTI, untuk mulai trading saham Amerika seperti Nike dengan lebih percaya diri. Dengan HSB, kamu dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan dan promo broker forex yang membantu meningkatkan potensi profitmu.  Segera buka akun aplikasi trading forex HSB dan mulailah berinvestasi dengan lebih aman dan terampil. Unduh aplikasi trading saham untuk Android dan iOS di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News HSB Investasi untuk informasi dan edukasi seputar trading, investasi keuangan, dan ekonomi.

Bagikan Artikel