Rangkuman Berita Penting: Emas & Minyak Melesat, Pasar Yakin Bunga Turun

the fed chairman Jerome Powell

Emas Melonjak Seiring Meningkatnya Peluang Pemangkasan Suku Bunga

Harga emas hari ini naik signifikan di sesi Asia, melanjutkan momentum positif setelah ditutup menguat 1,66% di angka $4,134.04. Kenaikan ini didorong oleh komentar pejabat The Fed seperti Christopher Waller yang menyoroti pelemahan pasar tenaga kerja AS, sehingga memicu spekulasi kuat bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga di bulan Desember. Pasar kini memperhitungkan peluang pemangkasan bunga mendekati 80%, naik drastis dari 30% sebelumnya.

Meskipun sentimen positif mendominasi, para trader tetap waspada menanti rilis data ekonomi AS malam ini, termasuk ADP Employment dan PPI. Jika data tersebut dirilis lebih panas dari perkiraan, Dolar AS berpotensi menguat kembali dan menahan laju kenaikan emas. Namun untuk saat ini, biaya peluang memegang emas yang lebih rendah akibat prospek suku bunga turun menjadi daya tarik utama bagi investor.

Harga Minyak Naik Terkerek Optimisme Suku Bunga & Geopolitik

Harga minyak dunia menguat 1,55% di level $58.87 per barel, didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi. Selain itu, keraguan pasar terhadap kesepakatan damai Rusia-Ukraina kembali mencuat, menjaga premi risiko geopolitik tetap ada. Friksi politik dan sanksi AS terhadap perusahaan energi Rusia turut menjadi faktor pendukung harga di tengah pasar yang fluktuatif.

Namun, kenaikan harga minyak masih dibayangi oleh sentimen global yang beragam, seperti melemahnya moral bisnis di Jerman dan penurunan pendapatan energi Rusia. Pasar kini terfokus pada dinamika negosiasi damai yang sedang berlangsung, di mana setiap perkembangan baru dapat memicu volatilitas harga. Meski demikian, prospek permintaan dari Tiongkok pasca komunikasi positif dengan AS memberikan sedikit angin segar bagi pasar minyak.

Yen Jepang Menguat Terbatas di Tengah Ancaman Intervensi 

Yen Jepang (JPY) menunjukkan penguatan terbatas di sesi Asia karena para penjual (bears) mulai berhati-hati terhadap potensi intervensi pemerintah Jepang. Peringatan keras dari Menteri Keuangan Satsuki Katayama mengenai volatilitas mata uang yang berlebihan telah menahan pelemahan Yen lebih lanjut. Meski demikian, Dolar AS yang berkonsolidasi akibat sinyal beragam dari The Fed turut membantu menahan laju kenaikan pasangan USD/JPY.

Tantangan bagi Yen tetap besar mengingat kondisi fiskal Jepang yang memburuk pasca persetujuan paket stimulus jumbo ¥21,3 triliun. Ditambah lagi, ketidakpastian mengenai kapan Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga membuat investor ragu untuk membeli Yen secara agresif. Trader kini menanti data inflasi PPI dan Penjualan Ritel AS sebagai petunjuk arah selanjutnya sebelum mengambil posisi baru.

Euro Mencoba Bangkit Memanfaatkan Pelemahan Dolar 

Pasangan EUR/USD bergerak naik tipis di kisaran 1.1525, mencoba memperpanjang pemulihan di tengah melemahnya Dolar AS. Sentimen pasar yang semakin yakin akan adanya pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Desember menjadi pendorong utama kenaikan Euro. Komentar pejabat The Fed yang menilai kebijakan saat ini sudah cukup ketat memberikan ruang bagi mata uang tunggal Eropa ini untuk bernapas.

Di sisi lain, Euro juga mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) tidak akan memangkas suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat, berbeda dengan The Fed. Divergensi kebijakan ini menjadi faktor fundamental yang mendukung EUR/USD. Fokus pasar kini tertuju pada rilis data PDB Jerman dan data ekonomi AS malam ini yang dapat memicu pergerakan harga jangka pendek yang signifikan.

Dolar Australia Stabil Menanti Data Inflasi Krusial 

Dolar Australia (AUD) bergerak stabil di sekitar level 0.6460 terhadap Dolar AS, setelah mencatatkan kenaikan selama dua hari berturut-turut. Para trader memilih sikap wait and see menjelang rilis data inflasi (CPI) bulanan Australia yang “lengkap” pada hari Rabu. Data ini sangat dinantikan karena akan menjadi penentu utama arah kebijakan moneter Reserve Bank of Australia (RBA) ke depannya.

Dukungan bagi AUD datang dari ekspektasi bahwa RBA akan mempertahankan sikap hati-hatinya (hawkish) lebih lama dibandingkan bank sentral lainnya. Risalah pertemuan RBA mengisyaratkan suku bunga akan ditahan, sementara pasar AS justru bersiap untuk pemangkasan. Namun secara teknikal, pergerakan AUD/USD masih tertahan dalam fase konsolidasi, menunggu katalis kuat untuk menembus level psikologis 0.6500.

Poundsterling Kehilangan Momentum di Pekan Pendek 

Pasangan GBP/USD melemah dan tertahan di dekat level 1.3100, seiring investor yang berhati-hati menghadapi pekan perdagangan yang sangat pendek akibat libur Thanksgiving di AS. Likuiditas pasar diprediksi akan menipis mulai hari Kamis, membatasi ruang gerak bagi para trader. Harapan pemangkasan suku bunga The Fed yang tinggi menjadi satu-satunya penopang yang mencegah Poundsterling jatuh lebih dalam.

Tantangan lain bagi GBP/USD adalah minimnya rilis data tenaga kerja AS yang tertunda akibat shutdown, membuat The Fed minim data untuk mengambil keputusan. Fokus pasar kini beralih pada data PPI AS yang akan dirilis Selasa ini. Tanpa adanya katalis domestik yang kuat dari Inggris, nasib Poundsterling minggu ini akan sangat bergantung pada sentimen Dolar AS dan data inflasi produsen tersebut.

Dolar Kanada Tertekan Meski Harga Minyak Naik 

Dolar Kanada (CAD) masih kesulitan untuk menguat melawan Dolar AS, terjebak di dekat level terendah tujuh bulannya. Meskipun harga minyak mentah sempat naik, Loonie gagal memanfaatkannya sebagai momentum pemulihan. Pelaku pasar kini bersikap pasif menanti rilis data PDB Kanada yang baru akan keluar hari Jumat nanti, membuat pergerakan CAD sangat terbatas di awal pekan.

Secara teknikal, pasangan USD/CAD terus menekan ke atas, menguji area resistensi kuat di 1.4150. Indikator momentum masih mendukung penguatan Dolar AS terhadap Kanada. Tanpa adanya kejutan positif dari data ekonomi domestik atau lonjakan harga minyak yang signifikan, tren pelemahan Dolar Kanada diprediksi masih akan berlanjut dalam jangka pendek.

Ingin mencoba trading Indeks dunia? Gunakan aplikasi trading terbaik dari HSB Investasi, broker forex terbaik yang teregulasi BAPPEBTI, untuk mulai trading saham Amerika seperti Nike dengan lebih percaya diri. Dengan HSB, kamu dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan dan promo broker forex yang membantu meningkatkan potensi profitmu.  Segera buka akun aplikasi trading forex HSB dan mulailah berinvestasi dengan lebih aman dan terampil. Unduh aplikasi trading saham untuk Android dan iOS di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News HSB Investasi untuk informasi dan edukasi seputar trading, investasi keuangan, dan ekonomi.

Bagikan Artikel