Rangkuman Berita Penting: CPI AS Tekan Dolar, Emas & AUD Kompak Naik, Minyak Lesu

the fed chairman Jerome Powell

Emas Terkoreksi Namun Didukung Harapan The Fed

Harga emas hari ini turun ke bawah $4.350 pada awal perdagangan Asia akibat aksi ambil untung dan likuidasi posisi futures jangka pendek, namun penurunan ini tertahan oleh harapan pemangkasan suku bunga AS. Data inflasi CPI AS yang turun secara tak terduga ke 2,7% di bulan November dapat mengurangi biaya peluang memegang emas, memberikan dukungan fundamental bagi logam mulia ini.

Secara teknikal, prospek bullish emas tetap utuh selama harga bertahan di atas Exponential Moving Average 100-periode, dengan RSI yang menunjukkan momentum kenaikan masih ada. Ketegangan geopolitik antara AS dan Venezuela juga turut menopang permintaan safe-haven, di mana penembusan level $4.352 dapat memicu kenaikan kembali ke rekor tertinggi.

Minyak WTI Tertekan Permintaan China yang Lemah

Harga minyak dunia melemah di sekitar $56,30 akibat penguatan Dolar AS dan data ekonomi China yang mengecewakan sebagai importir minyak terbesar dunia. Penjualan Ritel China hanya tumbuh 1,3% YoY pada November, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,9%, yang memicu kekhawatiran serius terhadap permintaan energi global.

Meskipun demikian, penurunan harga minyak dibatasi oleh eskalasi geopolitik setelah Presiden Trump memerintahkan blokade terhadap tanker Venezuela, yang direspons dengan pengawalan angkatan laut oleh negara tersebut. Risiko konfrontasi ini menjadi penyeimbang pasar, mencegah harga minyak jatuh lebih dalam meskipun sentimen permintaan dari Asia sedang lesu.

Inflasi CPI AS Melandai Tajam, Dolar Tertekan 

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (CPI) turun menjadi 2,7% pada bulan November, angka yang lebih rendah dari konsensus pasar sebesar 3,1%. Inflasi inti yang tidak termasuk harga pangan dan energi juga tercatat hanya naik 2,6%, meleset dari estimasi analis sebesar 3,0%, yang memicu spekulasi pelonggaran kebijakan moneter.

Penurunan inflasi yang mengejutkan ini meningkatkan harapan pelonggaran The Fed pada tahun 2026, meskipun pasar saat ini hanya memperhitungkan peluang 26,6% untuk pemangkasan suku bunga di bulan Januari. Presiden Trump juga menyatakan akan menunjuk ketua The Fed baru yang sangat mendukung penurunan suku bunga, menambah tekanan pada prospek Dolar AS ke depan.

Bank of England Pangkas Suku Bunga, Poundsterling Muted 

Bank of England (BoE) mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai dengan ekspektasi pasar, melalui pemungutan suara ketat 5-4 oleh Komite Kebijakan Moneter. Keputusan ini diambil meskipun tekanan inflasi di Inggris masih meningkat, membuat pasangan mata uang GBP/USD bergerak terbatas dan tertahan di kisaran level 1.3370.

Reaksi pasar terhadap langkah ini cenderung muted atau tenang, dengan Poundsterling memangkas hampir seluruh kenaikan intraday yang sempat terjadi pada sesi Amerika sebelumnya. Para pelaku pasar kini menunggu data ekonomi lanjutan untuk melihat apakah siklus pemangkasan ini akan berlanjut secara agresif di tengah kondisi ekonomi Inggris yang menantang.

ECB Tahan Suku Bunga, Euro Masih Tertekan 

European Central Bank (ECB) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, sebuah langkah yang sudah diantisipasi secara luas oleh pasar namun tetap memberikan tekanan jual pada Euro. Pasangan EUR/USD diperdagangkan di dekat area 1.1720 setelah keputusan tersebut, dengan investor mencerna proyeksi pertumbuhan dan inflasi terbaru yang direvisi.

Meskipun pernyataan kebijakan ECB cenderung tidak memberikan kejutan besar, sentimen terhadap mata uang tunggal Eropa ini tetap lemah dibandingkan Dolar AS. Pelaku pasar melihat adanya divergensi kebijakan yang mungkin terjadi di masa depan, mengingat bank sentral lain mulai bergerak lebih aktif dalam penyesuaian suku bunga mereka.

Yen Menanti Keputusan BoJ Pasca Data Inflasi 

Yen Jepang diperdagangkan stabil dengan pasangan USD/JPY berada di kisaran 155,60, menantikan keputusan suku bunga Bank of Japan (BoJ) yang diprediksi akan melakukan pengetatan 25 bps. Sementara itu, data CPI Nasional Jepang bulan November menunjukkan kenaikan 2,9% YoY, sedikit melambat dari 3,0% pada periode sebelumnya namun tetap tinggi.

Inflasi inti Jepang yang tidak termasuk makanan segar bertahan di angka 3,0% sesuai konsensus pasar, memberikan alasan bagi BoJ untuk melanjutkan normalisasi kebijakan. Kesenjangan arah kebijakan antara BoJ yang berpotensi hawkish dan The Fed yang menghadapi tekanan inflasi rendah menjadi fokus utama yang dapat memicu volatilitas pada Yen.

Dolar Australia Menguat Didukung Sinyal Hawkish RBA 

Dolar Australia (AUD) melanjutkan kenaikan hari kedua terhadap USD, didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pasca rilis data inflasi AS yang mendingin. Selain itu, ekspektasi inflasi konsumen Australia yang naik ke 4,7% pada Desember memperkuat sikap hawkish Reserve Bank of Australia (RBA) untuk menaikkan suku bunga.

Bank-bank besar seperti Commonwealth Bank kini memprediksi RBA akan mulai melakukan pengetatan kebijakan lebih awal, mungkin seawal bulan Februari, mengingat inflasi yang membandel. Secara teknikal, momentum kenaikan AUD/USD mulai terbangun dengan indikator RSI berada di atas garis tengah, meskipun harga masih menghadapi resistensi di sekitar 0,6620.

Ingin mencoba trading Indeks dunia? Gunakan aplikasi trading terbaik dari HSB Investasi, broker forex terbaik yang teregulasi BAPPEBTI, untuk mulai trading saham Amerika seperti Nike dengan lebih percaya diri. Dengan HSB, kamu dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan dan promo broker forex yang membantu meningkatkan potensi profitmu.  Segera buka akun aplikasi trading forex HSB dan mulailah berinvestasi dengan lebih aman dan terampil. Unduh aplikasi trading saham untuk Android dan iOS di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News HSB Investasi untuk informasi dan edukasi seputar trading, investasi keuangan, dan ekonomi.

Bagikan Artikel