Rangkuman Berita Penting: Fed Koyak Pasar, Emas dan Minyak Naik, Dolar AS Terjun Bebas

the fed chairman Jerome Powell

Harga Emas Turun Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga

Harga emas hari ini ditutup turun 0.83% pada perdagangan sebelumnya, mencapai $3,659.57 per troy ons, setelah sempat menyentuh level rekor tertinggi. Penurunan ini terjadi menyusul keputusan Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga, memicu aksi ambil untung di pasar.

Meskipun terkoreksi, tren naik emas dalam jangka pendek masih dianggap utuh. Reli emas sepanjang tahun ini didukung oleh pembelian dari bank sentral, permintaan aset aman, dan Dolar AS yang melemah. Faktor-faktor fundamental ini diperkirakan masih akan menopang harga emas ke depan.

Harga Minyak Terkoreksi, Kekhawatiran Permintaan Mengikis Sentimen Positif

Harga minyak dunia ditutup turun 0.88% pada perdagangan sebelumnya, mencapai $63.617 per barel. Pelemahan ini terjadi di tengah kekhawatiran permintaan setelah data menunjukkan kenaikan stok solar AS, meskipun laporan stok minyak mentah secara keseluruhan turun drastis.

Kenaikan stok ini mengikis sentimen positif dari data EIA yang menandakan permintaan minyak mentah kuat. Namun, penurunan lebih lanjut tertahan oleh risiko pasokan dari Rusia, setelah serangan Ukraina memicu peringatan potensi pemangkasan produksi. Pasar kini menimbang antara sinyal permintaan yang lemah dan ketatnya pasokan.

Wall Street Ditutup Campuran Setelah Keputusan Suku Bunga The Fed

Tiga indeks utama Wall Street ditutup dengan hasil beragam pada hari Rabu. Dow Jones menguat, sementara S&P 500 dan Nasdaq melemah setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Pergerakan pasar yang tidak seragam ini disebabkan oleh komentar Ketua Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan adanya pemangkasan lanjutan, namun juga menyebutkan adanya risiko inflasi yang membuat para trader lebih berhati-hati.

Dow Jones naik 0,57%, didukung oleh saham sektor finansial, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,10% dan 0,32%. Hasil ini menunjukkan sentimen yang terbagi di pasar, mencerminkan keseimbangan kebijakan The Fed antara mendukung pasar tenaga kerja yang lemah dan mengelola risiko inflasi.

Dolar Selandia Baru Anjlok Setelah Ekonomi Kontraksi

Dolar Selandia Baru (NZD) melemah tajam pada hari Kamis setelah data resmi menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) negaranya menyusut 0,9% di kuartal kedua, lebih buruk dari perkiraan pasar. Pelemahan ekonomi ini mendorong trader untuk memperkirakan pemotongan suku bunga yang lebih dalam dari Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) di bulan Oktober.

Ekonomi Selandia Baru telah mengalami kontraksi di tiga dari lima kuartal terakhir, didorong oleh penurunan di sektor konstruksi dan lemahnya sektor jasa. Meskipun ada sedikit tanda pemulihan di kuartal ketiga, pasar kini memperkirakan RBNZ akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, yang akan menjaga NZD di bawah tekanan.

Poundsterling Menguat Jelang Keputusan BoE dan The Fed

Poundsterling (GBP) menguat terhadap Dolar AS dan Euro pada hari Senin, saat para trader bersiap menghadapi pekan yang dipenuhi dengan keputusan penting dari bank-bank sentral. Poundsterling naik ke level tertinggi sejak awal Juli terhadap Dolar AS, didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga.

Sementara The Fed diperkirakan akan memotong suku bunga, Bank of England (BoE) diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya. Meskipun demikian, Poundsterling masih akan dipengaruhi oleh pengumuman anggaran Inggris pada akhir November yang kemungkinan akan menaikkan pajak. Fokus pasar kini beralih ke keputusan bank sentral yang akan menentukan arah pergerakan mata uang utama.

Federal Reserve Pangkas Suku Bunga Sebesar 25 Basis Poin

Federal Reserve AS memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat persentase poin, sesuai perkiraan pasar. Keputusan ini diambil karena adanya kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja yang melemah, meskipun risiko inflasi tetap ada. Ini adalah pemotongan suku bunga pertama yang dilakukan The Fed dalam sembilan bulan terakhir.

Proyeksi baru dari bank sentral mengindikasikan bahwa dua pemotongan suku bunga lagi akan dilakukan di sisa tahun ini. Meskipun demikian, komentar Ketua The Fed Jerome Powell memicu reaksi pasar yang beragam, karena ia berhati-hati dalam memberikan sinyal pemotongan yang lebih agresif. Keputusan ini menunjukkan bahwa The Fed menyeimbangkan kebijakan antara mendukung lapangan kerja dan mengelola inflasi.

Yen Jepang Tertekan Setelah Ekspor Turun Akibat Tarif AS

Yen Jepang (JPY) melemah setelah data pemerintah menunjukkan ekspor Jepang turun untuk bulan keempat berturut-turut di bulan Agustus. Penurunan ini didorong oleh dampak signifikan dari tarif AS yang menekan sektor otomotif.

Meskipun penurunan ekspor lebih kecil dari perkiraan, Bank of Japan (BoJ) berencana untuk menunda kenaikan suku bunga karena ketidakpastian ekonomi ini. Sikap hati-hati BoJ ini membuat Yen rentan melemah, terutama setelah ekspor ke AS anjlok 13,8%, menjadi penurunan terbesar sejak 2021.

Ingin mencoba trading Indeks dunia? Gunakan aplikasi trading terbaik dari HSB Investasi, broker forex terbaik yang teregulasi BAPPEBTI, untuk mulai trading saham Amerika seperti Nike dengan lebih percaya diri. Dengan HSB, kamu dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan dan promo broker forex yang membantu meningkatkan potensi profitmu.  Segera buka akun aplikasi trading forex HSB dan mulailah berinvestasi dengan lebih aman dan terampil. Unduh aplikasi trading saham untuk Android dan iOS di sini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News HSB Investasi untuk informasi dan edukasi seputar trading, investasi keuangan, dan ekonomi.

Bagikan Artikel