Rangkuman Berita Penting: Emas & Dow Rekor, Dolar & Minyak Turun Pasca Klaim Pengangguran
Emas Melesat Pasca-Pemotongan Bunga The Fed, Klaim Pengangguran AS Naik
Harga emas hari ini melanjutkan reli positifnya, ditutup naik 1,20% ke level $4.280,08 per troy ons setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,50%–3,75%. Pelemahan Dolar AS menjadi katalis utama, diperparah oleh data klaim pengangguran AS yang melonjak ke level tertinggi dalam 4,5 tahun terakhir, yang semakin menekan Greenback dan meningkatkan daya tarik emas.
Meskipun pejabat The Fed mengisyaratkan jeda pemotongan bunga lanjutan, pasar masih melihat peluang 78% suku bunga akan ditahan bulan depan, menjaga momentum emas. Namun, potensi kesepakatan damai Ukraina yang dibahas Presiden Zelensky dengan pejabat AS dapat menjadi sentimen negatif bagi emas sebagai aset safe-haven dalam jangka pendek.
Minyak Tertekan Harapan Damai Ukraina dan Banjir Stok AS
Harga minyak dunia ditutup melemah 1,81% ke $57,89 per barel, terbebani oleh kemajuan diskusi perdamaian Rusia-Ukraina yang berpotensi memulihkan pasokan minyak Rusia ke pasar global. Sentimen negatif bertambah dengan laporan EIA yang menunjukkan lonjakan stok bensin dan diesel AS, mengindikasikan surplus pasokan yang menekan margin penyulingan.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik akibat serangan drone Ukraina ke fasilitas Laut Kaspia dan penyitaan tanker di Venezuela sempat menahan penurunan harga lebih dalam. Namun, penyesuaian proyeksi permintaan IEA dan OPEC serta permintaan diskon besar dari pembeli Asia untuk minyak Venezuela tetap menjadi beban utama bagi pemulihan harga minyak.
Dow Jones Cetak Rekor Baru, Rotasi Saham Teknologi ke Cyclical
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 650 poin mencetak rekor baru, didorong oleh rotasi investor dari sektor teknologi ke saham-saham cyclical pasca-pemotongan suku bunga The Fed. Saham Visa memimpin kenaikan, sementara sektor teknologi tertekan akibat kekecewaan terhadap kinerja Oracle yang menyeret saham-saham terkait AI lainnya turun tajam.
Lingkungan suku bunga rendah turut mengangkat indeks Russell 2000 ke rekor intraday, seiring optimisme pasar terhadap rally akhir tahun (Santa Claus rally). Meski demikian, investor tetap waspada terhadap potensi hambatan di tahun 2025-2026, termasuk kelelahan di sektor AI dan ketidakpastian politik.
Dolar AS Melemah Luas Terimbas Data Pekerjaan dan Sikap The Fed
Dolar AS (USD) terus mengalami tekanan jual, dengan Indeks Dolar (DXY) turun 0,29% ke level 98,34 menyusul keputusan The Fed memangkas suku bunga dan komentar dovish Jerome Powell. Data klaim pengangguran mingguan yang naik tak terduga menjadi 236 ribu semakin memperburuk sentimen terhadap Greenback, mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja yang menjadi perhatian utama bank sentral.
Meskipun neraca perdagangan AS membaik, fokus pasar tetap tertuju pada risiko penurunan pasar tenaga kerja yang diungkapkan Powell, yang memicu ekspektasi dua pemotongan suku bunga lagi tahun depan. Absennya rilis data ekonomi besar pada Jumat ini membuat pergerakan USD sangat bergantung pada pidato pejabat FOMC dan sentimen risiko global jelang akhir pekan.
Euro Menguat Tajam, Pasar Yakin ECB Tahan Suku Bunga
Pasangan EUR/USD naik 0,41% menembus level 1,1742, memanfaatkan pelemahan Dolar pasca-keputusan The Fed dan rilis data tenaga kerja AS yang mengecewakan. Penguatan Euro juga didukung oleh keyakinan pasar bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) tidak akan segera memangkas suku bunga lagi, setelah Presiden Christine Lagarde menyatakan kebijakan saat ini sudah tepat.
Divergensi kebijakan semakin jelas dimana The Fed mulai melonggar sementara ECB menahan diri, memberikan keuntungan bagi mata uang tunggal Eropa. Pekan ini, Euro mencatat kinerja terbaik terhadap Yen Jepang, sementara investor menantikan proyeksi ekonomi terbaru ECB pada bulan Desember untuk petunjuk arah kebijakan selanjutnya.
Yen Jepang Perkasa Jelang Pertemuan BoJ, USD/JPY Tergelincir
Pasangan USD/JPY turun mendekati level 155,50 akibat kombinasi pelemahan Dolar pasca data pekerjaan AS yang buruk dan ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ) minggu depan. Mayoritas ekonom memprediksi BoJ akan menaikkan suku bunga dari 0,50% menjadi 0,75%, kontras dengan langkah pelonggaran The Fed.
Meski ada kekhawatiran fiskal di bawah pemerintahan PM Sanae Takaichi, fokus pasar tetap pada potensi normalisasi kebijakan moneter Jepang yang dapat terus menopang Yen. Perbedaan arah kebijakan antara AS dan Jepang menjadi pendorong utama arus modal keluar dari Dolar menuju Yen dalam jangka pendek.
Dolar Australia Kokoh di Puncak 3 Bulan Berkat Sikap Hawkish RBA
AUD/USD bertahan stabil di atas level 0,6650, mendekati posisi tertingginya sejak September, didukung oleh sentimen risk-on global dan pelemahan Dolar AS. Mata uang Aussie mendapat dorongan kuat dari sikap hawkish Gubernur RBA Michele Bullock yang menegaskan tidak perlunya pemangkasan suku bunga saat ini, bahkan membuka opsi kenaikan jika diperlukan.
Sikap RBA ini mengimbangi data tenaga kerja Australia yang beragam dan membedakan AUD dari mata uang lain yang bank sentralnya mulai melunak. Dengan The Fed yang diprediksi memangkas bunga lebih lanjut tahun depan, selisih kebijakan ini terus menjadi angin segar bagi Dolar Australia untuk melanjutkan tren kenaikannya.
Ingin mencoba trading Indeks dunia? Gunakan aplikasi trading terbaik dari HSB Investasi, broker forex terbaik yang teregulasi BAPPEBTI, untuk mulai trading saham Amerika seperti Nike dengan lebih percaya diri. Dengan HSB, kamu dapat memanfaatkan berbagai fitur unggulan dan promo broker forex yang membantu meningkatkan potensi profitmu. Segera buka akun aplikasi trading forex HSB dan mulailah berinvestasi dengan lebih aman dan terampil. Unduh aplikasi trading saham untuk Android dan iOS di sini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News HSB Investasi untuk informasi dan edukasi seputar trading, investasi keuangan, dan ekonomi.

