Rumus Hitung Simple Moving Average (SMA)
Rumus Hitung Exponential Moving Average (EMA)
Kapan Menggunakan SMA dan EMA?
Contoh Penggunaan SMA dan EMA
Tips Menggunakan Moving Average untuk Pemula
FAQ
Rumus Hitung Moving Average dan Contohnya

Jika kamu sudah sering melakukan trading atau investasi, kamu pasti pernah mendengar istilah Moving Average (MA). Indikator teknikal ini adalah salah satu yang paling umum digunakan dalam menganalisis tren harga pasar. 

Membaca Moving Average sangat berguna untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang arah pergerakan harga dan membantu mengurangi efek fluktuasi harian. Namun, tahukah kamu bagaimana cara menghitung Moving Average dan apa saja contoh penerapannya dalam trading?

Dalam artikel ini, kita akan membahas rumus perhitungan Moving Average yang sering digunakan, yaitu Simple Moving Average dan Exponential Moving Average serta beberapa contoh praktisnya. Yuk, kita bahas satu per satu agar kamu bisa memahami lebih dalam!

rumus hitung simple moving average

Rumus Hitung Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average (SMA) adalah tipe Moving Average yang paling sederhana. Rumusnya adalah sebagai berikut:

SMA = Total Harga Penutupan Selama Periode Tertentu / Jumlah Periode​

Sebagai contoh, jika kamu ingin menghitung SMA 5-hari, caranya adalah menjumlahkan harga penutupan dari 5 hari terakhir, kemudian membagi hasilnya dengan 5.

Contoh Perhitungan SMA:

Misalkan harga penutupan suatu saham dalam 5 hari terakhir adalah sebagai berikut:

  • Hari 1: Rp1.000
  • Hari 2: Rp1.050
  • Hari 3: Rp1.030
  • Hari 4: Rp1.070
  • Hari 5: Rp1.090

Untuk menghitung SMA 5-hari, kita cukup menjumlahkan harga-harga tersebut dan membaginya dengan 5.

SMA = (1.000 + 1.050 + 1.030 + 1.070 + 1.090) / 5 = 5.240 / 5 = 1.048

Jadi, SMA 5-hari untuk saham tersebut adalah Rp1.048.

rumus hitung exponential moving average

Rumus Hitung Exponential Moving Average (EMA)

Exponential Moving Average (EMA) sedikit lebih rumit daripada SMA, karena EMA memberikan bobot lebih besar pada harga terbaru, sehingga lebih responsif terhadap pergerakan harga. Rumus untuk menghitung EMA adalah sebagai berikut:

EMA = [(Harga Saat Ini − EMA Sebelumnya) / Smoothing Factor] + EMA Sebelumnya

Smoothing factor biasanya dihitung sebagai:

Smoothing Factor = 2 / (Jumlah Periode + 1) ​

Sebagai contoh, jika kamu ingin menghitung EMA 5-hari, rumus smoothing factor-nya adalah:

Smoothing Factor = 2 / (5+1) = 2 / 6 = 0,333

Contoh Perhitungan EMA:

Misalkan harga penutupan dalam 5 hari terakhir sama dengan contoh sebelumnya, dan kita sudah menghitung SMA 5-hari sebelumnya adalah Rp1.048. Untuk menghitung EMA pada hari ke-6 dengan harga penutupan Rp1.120, kita gunakan rumus:

EMA = (1.120−1.048) × 0,333 + 1.048 = 72 × 0,333 + 1.048 = 24 + 1.048 = 1.072

Jadi, EMA pada hari ke-6 adalah Rp1.072.

contoh cara hitung moving average

Kapan Menggunakan SMA dan EMA?

Sobat Trader, baik SMA maupun EMA memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, kapan sebaiknya kamu menggunakan masing-masing jenis Moving Average?

  • SMA cocok digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka panjang, karena lebih stabil dan tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga harian. Jika kamu adalah swing trader atau investor jangka panjang, SMA akan memberikan gambaran yang lebih konsisten mengenai tren pasar.
  • EMA lebih cocok digunakan untuk trading jangka pendek atau saat kamu ingin menangkap perubahan tren lebih cepat. Karena EMA memberikan bobot lebih besar pada harga terbaru, ini lebih responsif terhadap perubahan harga yang tiba-tiba, sehingga cocok untuk day trading atau scalping.

Contoh Penggunaan SMA dan EMA

  1. SMA 50 dan SMA 200: Kombinasi SMA 50 dan SMA 200 sering digunakan untuk mengidentifikasi perubahan tren besar dalam pasar saham. Jika SMA 50 melintasi SMA 200 dari bawah ke atas, ini dikenal sebagai Golden Cross, yang menandakan potensi tren naik. Sebaliknya, jika SMA 50 melintasi SMA 200 dari atas ke bawah, itu disebut Death Cross, yang menandakan potensi tren turun.
  2. EMA 12 dan EMA 26: Kombinasi EMA 12 dan EMA 26 adalah dasar dari indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence), yang digunakan untuk mengidentifikasi sinyal beli atau jual dalam jangka pendek hingga menengah.

Pelajari grafik dan indikator trading modern bersama akun demo hsb investasi

Tips Menggunakan Moving Average untuk Pemula

Sobat Trader, meskipun Moving Average adalah indikator yang sangat berguna, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah alat bantu, bukan penentu akhir. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu gunakan saat mengaplikasikan Moving Average dalam trading:

  1. Gunakan lebih dari satu periode Moving Average: Kombinasi antara Moving Average jangka pendek dan panjang akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tren pasar.
  2. Jangan gunakan Moving Average sendirian: Selalu kombinasikan Moving Average dengan indikator lain, seperti RSI atau MACD, untuk mendapatkan sinyal yang lebih akurat.
  3. Praktikkan terlebih dahulu di akun demo: Sebelum kamu menggunakan strategi Moving Average di akun real, cobalah berlatih di akun demo trading HSB. Di akun ini, kamu bisa mencoba akun demo dengan dana virtual $100,000. Download aplikasi HSB di Android dan iOS dan mulai praktikkan strategimu sekarang!

FAQ

Bagaimana cara menghitung WMA?

Sobat Trader, untuk menghitung Weighted Moving Average (WMA), kamu perlu mengalikan harga pada setiap periode dengan bobot tertentu, di mana bobot ini diberikan berdasarkan urutan waktu. Setelah itu, jumlahkan hasil perkalian tersebut dan bagi dengan total bobot untuk mendapatkan nilai WMA.

Apa itu moving average method?

Moving average method adalah teknik statistik yang digunakan untuk menghaluskan fluktuasi data dalam rangka mengidentifikasi tren jangka panjang. Metode ini sering digunakan dalam analisis teknikal untuk meramalkan arah harga aset di masa depan.

Bagaimana cara menghitung rata-rata bergerak?

Kamu dapat menghitung rata-rata bergerak dengan menjumlahkan nilai dari sejumlah periode tertentu, lalu membaginya dengan jumlah periode tersebut. Misalnya, untuk rata-rata bergerak 5 hari, jumlahkan harga penutupan dari lima hari terakhir dan bagi dengan 5.

Apa yang dimaksud dengan metode perhitungan nilai persediaan moving average?

Metode perhitungan nilai persediaan moving average adalah teknik yang digunakan untuk menilai persediaan dengan cara menghitung rata-rata harga pembelian persediaan dalam suatu periode tertentu. Nilai ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan atau persediaan akhir.

Bagaimana WMA dihitung?

WMA dihitung dengan memberikan bobot lebih besar pada data harga yang lebih baru, lalu menjumlahkan hasil perkalian harga dengan bobotnya. Bobot ini kemudian dibagi dengan jumlah total bobot untuk mendapatkan nilai akhir WMA.

Mana yang lebih baik, EMA atau WMA?

Sobat Trader, baik Exponential Moving Average (EMA) maupun Weighted Moving Average (WMA) memiliki kelebihan masing-masing. EMA lebih responsif terhadap perubahan harga baru, sedangkan WMA lebih memperhitungkan bobot harga yang lebih baru. Pilihan tergantung pada preferensi dan strategi trading kamu.

Bagaimana cara menggunakan simple moving average dalam perdagangan?

Simple Moving Average (SMA) digunakan dalam perdagangan untuk mengidentifikasi tren pasar dan menentukan level support dan resistance. SMA dihitung dengan menjumlahkan harga penutupan selama beberapa periode dan membaginya dengan jumlah periode tersebut, membantu trader melihat arah pergerakan harga.

Bagaimana cara menghitung rata-rata pergerakan 4 poin?

Untuk menghitung rata-rata pergerakan 4 poin, kamu harus menjumlahkan data dari empat periode terakhir, lalu membaginya dengan empat. Misalnya, jika kamu menggunakan harga penutupan, jumlahkan harga penutupan dari empat hari terakhir dan bagi dengan 4 untuk mendapatkan rata-rata pergerakan.

Bagaimana cara menghitung rata-rata pergerakan 10 hari?

Untuk menghitung rata-rata pergerakan 10 hari, tambahkan harga penutupan dari sepuluh hari terakhir, lalu bagi dengan 10. Rata-rata ini membantu kamu mengidentifikasi tren jangka pendek dari pergerakan harga aset.

DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Artikel Lainnya

Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil

Satu juta download!
Mulai Pengalaman Trading Terbaik