Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengungkapkan bahwa pasokan batu bara dunia pada tahun 2024 diprediksi akan berlebih hingga mencapai 30 juta ton. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terkait potensi faktor penurunan harga batu bara global, terutama di tengah meningkatnya pasokan dan melemahnya permintaan.
Kekhawatiran Trader Mereda Di sisi lain, kekhawatiran trader mengenai potensi terhentinya aliran transit gas Rusia melalui Ukraina telah mereda. Hal ini menyusul penyitaan titik koneksi transit gas Sudzha di Rusia barat daya bulan ini.
Namun, dengan meningkatnya persediaan penyimpanan dan ramalan cuaca yang lebih hangat, sentimen bearish semakin kuat. Meski begitu, risiko gangguan pasokan tetap ada, terutama dengan adanya pemeliharaan terencana yang akan ditingkatkan oleh Norwegia, salah satu eksportir utama gas dunia, pada bulan depan.
Harga Batu Bara Jatuh di Tengah Penguatan Harga Gas. Harga batu bara dunia jatuh seiring dengan penguatan harga gas alam. Kedua komoditas ini sering kali dianggap sebagai barang substitusi, sehingga memiliki hubungan negatif. Berdasarkan data dari Refinitiv pada perdagangan Rabu (29/8/2024), harga batu bara acuan Newcastle tercatat sebesar US$144 per ton, turun 2,37% dibandingkan dengan posisi hari sebelumnya.
Raja Batu Bara Indonesia Meskipun harga batu bara global mengalami penurunan, sejumlah konglomerat di Indonesia tetap berada dalam jajaran orang terkaya di negara ini berkat bisnis batu bara mereka. Berikut adalah beberapa di antaranya:
-
Low Tuck Kwong
Dato' Low Tuck Kwong adalah pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN), salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 565 triliun. Meski demikian, kekayaan Low Tuck Kwong terpantau menurun sebesar US$ 467 juta. Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires, Jumat (26/8/2024), kekayaan Low saat ini sebesar US$ 24,2 miliar atau Rp 373,21 triliun, menempatkannya di posisi ke-4 orang terkaya di Indonesia.
-
Keluarga Widjaja
Keluarga Widjaja, yang dipimpin oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja, menguasai Sinar Mas Group, yang memiliki anak perusahaan di sektor energi seperti PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA). DSSA memiliki anak perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) dan Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR), yang menjadi penyumbang utama batu bara. Kekayaan keluarga Widjaja tercatat mencapai US$ 10,8 miliar atau setara Rp 168,3 triliun menurut Forbes 2023.
-
Garibaldi Thohir
Garibaldi Thohir, yang akrab disapa Boy, bersama dengan TP Rachmat dan Edwin Soeryadjaya mendirikan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Perusahaan ini telah menjadi salah satu pemain utama di industri batu bara dengan operasi di Indonesia dan Australia. Pada akhir 2023, Forbes menempatkan Garibaldi Thohir sebagai orang terkaya ke-17 di Indonesia dengan kekayaan sebesar US$ 3,3 miliar atau Rp 51,29 triliun.
-
Kiki Barki
Kiki Barki adalah pendiri PT Harum Energi Tbk (HRUM), yang didirikan pada tahun 1995. Saat ini, Kiki Barki menguasai 79,79% saham di HRUM. Selain itu, ia juga memiliki tambang batu bara swasta, Tanito Harum. Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires pada Jumat (30/8/2024), total kekayaan Kiki Barki mencapai US$ 1,5 miliar atau Rp 23,13 triliun.
-
Edwin Soeryadjaya
Edwin Soeryadjaya, yang dikenal sebagai salah satu pendiri Saratoga Investama Sedaya bersama Sandiaga Uno, telah terlibat dalam industri batu bara sejak awal 2000-an. Perusahaannya, Saratoga, kini menjadi salah satu perusahaan keuangan terkemuka di Indonesia. Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires pada Jumat (30/8/2024), kekayaan Edwin Soeryadjaya mencapai US$ 1,3 miliar atau Rp 20,04 triliun.
Meskipun harga batu bara global saat ini mengalami penurunan, para konglomerat Indonesia yang bergerak di industri ini masih mampu mempertahankan posisi mereka di jajaran orang terkaya di negara ini. Ketangguhan mereka mencerminkan betapa vitalnya industri batu bara bagi ekonomi nasional, bahkan di tengah fluktuasi pasar global.
Namun, dengan prospek pasokan batu bara yang diprediksi berlebih dan potensi risiko pasokan energi dari wilayah lain, para pelaku pasar dan pemangku kepentingan perlu terus memantau perkembangan ini dengan seksama untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan industri batu bara di masa mendatang.
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
- Batu Bara Investasi yang Bisa Gantikan Emas di Masa Depan?
Dilansir dari CNBC Indonesia, batu bara dianggap sebagai salah satu bahan bakar paling polusi di dunia dan saat ini mengalami penurunan harga. Refi...
- RI Dinilai Bisa Saja Monopoli Harga Nikel Dunia, Ini Buktinya
Dilansir dari CNBC Indonesia, Senior Vice President Macquarie Group, Dony Setiady, optimistis bahwa Indonesia bisa menjadi penentu harga nikel duni...
ICDX Gandeng Shanghai Metal Market, Perbesar Pasar TimahDilansir dari Bisnis, Menurut laporan dari Bisnis, Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia ...
- Harga Batu Bara Nanjak Pelan-pelan, Aktivitas China-India jadi Berkah
Dilansir dari CNBC Indonesia, harga batu bara mengalami sedikit peningkatan seiring dengan meningkatnya permintaan dari India dan menurunnya pasoka...
RI Bangun Pabrik Penghasil 60 Ton Emas Murni, Ini PemiliknyaDilansir dari CNBC Indonesia, Pemerintah Indonesia mengungkapkan bahwa fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga dan pabrik e...
Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil