Libas Emas, Harga Perak Meroket 34% di 2024, Waktunya Masuk?

Dilansir dari CNBC Indonesia, Harga perak mengalami lonjakan sekitar 34% sepanjang tahun 2024, melampaui harga emas yang mencapai rekor tertinggi. Data dari FactSet menunjukkan bahwa investasi sekitar US$856 juta (sekitar Rp 12,96 triliun) telah masuk ke iShares Silver Trust, yang memiliki perak fisik. Saham Wheaton Precious Metals, yang mengelola logam mulia dari tambang, juga naik sekitar 30% tahun ini.

Permintaan perak tetap kuat, baik sebagai penyimpan nilai maupun komoditas industri, dengan Silver Institute memperkirakan defisit pasokan berlanjut tahun ini. Produksi tambang perak menghadapi tantangan, karena lebih dari 70% perak yang ditambang merupakan hasil sampingan dari logam lain, dan penutupan tambang di Meksiko akibat harga seng yang rendah turut berkontribusi pada krisis pasokan.

Di sektor industri, permintaan perak meningkat, terutama dari pabrik panel surya, dengan lonjakan 158% antara 2019 dan 2023 dan diperkirakan tumbuh 20% tahun ini. Michael DiRienzo, CEO Silver Institute, menyatakan bahwa elektrifikasi dunia mendorong permintaan perak, yang tidak memiliki substitusi yang layak di banyak sektor.

Meskipun ada stok perak yang cukup di brankas, dengan 15 bulan pasokan terjaga di London, inventaris tersebut menurun sekitar 26% dalam dua tahun terakhir. Permintaan dari China, baik sebagai penyimpan nilai maupun dari sektor energi surya dan kendaraan listrik, juga mempengaruhi harga perak. Selain itu, kebijakan suku bunga Federal Reserve dapat meningkatkan permintaan perak jika suku bunga terus diturunkan.

Saat ini, harga perak relatif murah dibandingkan emas, dengan satu troy ons emas setara dengan sekitar 83 troy ons perak. Meskipun mengalami kenaikan, harga perak masih jauh dari puncak yang dicapai pada tahun 1980 dan 2011.

Bayu Samudera

SEO Content Writer

Satu juta download!