Home Tips Investasi Keuangan 7 Macam Risiko dalam Investasi yang Wajib untuk Diketahui

7 Macam Risiko dalam Investasi yang Wajib untuk Diketahui

by HSB
Risiko dalam Investasi

Kamu hendak berinvestasi? Kalau begitu penting memahami risiko dalam investasi. Selain keuntungan yang perlu kamu analisis, risiko investasi juga perlu kamu pertimbangkan. Mengingat investasi selalu berkaitan dengan keuntungan dan risiko pada masa mendatang. Untuk itu, yuk ketahui risiko dan cara meminimalisir investasi berikut ini. 

Pengertian Risiko Investasi

Ketika kamu melakukan kegiatan investasi memang akan mendapat keuntungan pada masa mendatang, tetapi juga bisa menyebabkan kerugian. Untuk itu, sangat penting sebagai investor memahami seluk-beluk dunia investasi terutama risikonya. 

Definisi risiko investasi sendiri yaitu potensi kerugian yang bisa dialami oleh investor. Sebagai contoh, keuntungan atau imbal hasil yang kamu targetkan tidak sesuai dengan harapan atau target profit. 

Dalam dunia investasi terdapat hubungan yang kuat antara return dan risiko investasi. Makin tinggi keuntungan, maka makin tinggi pula tingkat risikonya. Begitu juga sebaliknya. Semua jenis investasi, baik investasi properti, pasar modal maupun emas memiliki risikonya masing-masing. 

7 Macam Risiko dalam Investasi

Macam Risiko dalam Investasi

Sebagai seorang investor sangat perlu memiliki pengetahuan investasi terutama terkait risiko dalam investasi. Maka dari itu, di bawah ini akan dijelaskan macam-macam risiko investasi yang penting kamu pahami. 

1. Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga merupakan jenis risiko yang terjadi karena meningkatnya suku bunga. Jenis risiko ini dapat mengakibatkan menurunnya nilai relatif aset bunga pendapatan pada beberapa jenis instrumen investasi, misalnya pada saham dan obligasi. Meski suku bunga meningkat, harga saham dan obligasi berpotensi mengalami penurunan tunai. 

Baca Juga:  Apa Itu Saham Blue Chip yang Disukai Investor?

2. Risiko Pasar

Risiko pasar dapat terjadi karena adanya fluktuasi atau naik turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB). Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan sentimen pasar keuangan pada instrumen investasi. Perubahan tersebut biasanya terjadi karena faktor tertentu, seperti resesi ekonomi, inflasi, perubahan politik, kerusuhan, dan lain sebagainya.

Investor tidak bisa menghindari risiko pasar ini bisa jadi mengalami penurunan modal investasi atau capital loss. Meski demikian, kamu tidak perlu panik dan langsung mencairkan dana investasi saat menghadapi fluktuasi pasar. Sebab, penurunan atau peningkatan aset investasi seperti ini tidak terjadi pada risiko investasi jangka panjang.

3. Risiko Inflasi

Risiko inflasi dikenal juga dengan sebutan risiko daya beli. Pada risiko ini, arus kas investasi tidak akan bernilai pada masa depan. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan daya beli yang tergerus inflasi. Risiko ini memiliki potensi yang merugikan daya beli masyarakat dikarenakan adanya kenaikan rata-rata dari harga konsumsi.

4. Risiko Likuiditas

Untuk risiko likuiditas dapat terjadi karena adanya kesulitan untuk mengubah aset menjadi uang tunai dalam waktu tertentu. Sebagai contoh, ada investor yang tidak dapat membayar kewajibannya secara tunai saat sudah jatuh tempo. 

Meski investor tersebut memiliki aset yang bernilai untuk melunasi utang, tetapi jika aset tersebut tidak bisa dicairkan menjadi uang tunai, maka dapat dikatakan asetnya tidak likuid. Perlu dicatat bahwa risiko likuiditas berbeda dengan penurunan aset investasi. 

Risiko ini dapat terjadi karena tidak adanya minat dari pihak lain yang mau membeli atau menukar aset tersebut.

5. Risiko Nilai Tukar Mata Uang atau Valas

Risiko valas biasanya terjadi pada jenis investasi jangka pendek. Juga pada investasi yang berkaitan dengan fluktuasi kurs mata uang suatu negara terhadap kurs mata uang negara lain. Risiko ini disebut juga dengan currency. Penyebab risiko valas ini disebabkan  adanya perubahan nilai valuta asing. Saat dikonversikan ke mata uang rupiah nilainya tidak akan sesuai dengan yang kamu harapkan. 

Baca Juga:  5 Tips Memilih Reksa Dana yang Tepat dengan Profil Anda

6. Risiko Perekonomian Negara

Kondisi ekonomi negara dan suasana politik juga berpengaruh terhadap risiko dalam investasi. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap perekonomian negara. 

Risiko ini bisa memengaruhi kerugian investor karena adanya perubahan ketentuan perundang-undangan. Maka dari itu, jika kamu hendak berinvestasi penting untuk memahami situasi politik di negara tersebut. 

7. Risiko Reinvestment

Risiko reinvestment merupakan risiko yang terjadi pada penghasilan aset keuangan yang mewajibkan investor melakukan reinvest. Ketika kamu melakukan reinvest, kamu dapat mengalokasikan hasil profit untuk diinvestasikan kembali supaya bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. 

3 Tips Meminimalisir Risiko dalam Investasi

Tips Meminimalisir Risiko dalam Investasi

Setelah mengetahui jenis-jenis risiko dalam investasi, selanjutnya yang perlu kamu pahami yaitu cara meminimalisir risikonya. Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu ikuti untuk meminimalisir risiko tersebut. 

1. Menentukan Target Investasi

Menentukan target investasi itu penting, supaya kamu bisa mengalokasikan dana dengan tepat. Keuntungan dan risiko investasinya juga bisa kamu pertimbangkan terlebih dahulu. Sebagai contoh, jika kamu berinvestasi jangka pendek dengan risiko kecil, maka kamu bisa memilih investasi reksa dana sambil mempelajari pasar dan jenis instrumen investasi lainnya.

Bagi investor pemula disarankan untuk memilih instrumen investasi dengan risiko yang minim. Namun, saat sudah memahami pergerakan pasar dan berbagai jenis investasi, kamu bisa beralih ke investasi dengan risiko dan keuntungan yang lebih besar. 

2. Rutin Mengawasi Investasi

Setelah menentukan target investasi, tips selanjutnya yaitu rutin mengawasi investasi. Kamu bisa melakukannya dengan cara memonitor pergerakan investasi secara online melalui aplikasi. Tujuannya agar kamu bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapat profit yang tinggi.  

3. Waspada Terhadap Penipuan

Tidak sedikit investor yang terjerat dalam kasus investasi bodong, karena ketidakpahaman dalam berinvestasi. Agar terhindar dari penipuan, pastikan perusahaan yang kamu pilih sudah memiliki legalitas. Terutama izin resmi dari lembaga resmi seperti Bappebti dan OJK.

Baca Juga:  Memulai Investasi Logam Mulia Sebagai Pemula

Setelah memahami cara menganalisis keuntungan dan risiko dalam investasi, yuk mulai trading saham online sekarang juga. Kamu bisa investasi di aplikasi HSB, salah satu trader tepercaya yang menerapkan proses transaksi yang transparan.

Untuk lebih memahami macam-macam risiko investasi di atas, kamu bisa simulasi trading dengan membuat akun demo. Download aplikasi HSB  dan rasakan investasi yang aman dan cepat bersama HSB.***

Mungkin kamu suka

HSB Investasi

HSB Investasi merupakan perusahaan pialang fintech dengan fokus dan mengutamakan Iam menyediakan layanan jasa Perdagangan Foreign Exchange (Forex), Komoditas dan Indeks Saham (stock index) dibawah PT. Handal Semesta Berjangka. Diawasi oleh otoritas keuangan, terdaftar dan diawasi oleh Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi.

Contact Us

Hotline:

+62 21-501-22288