Apa itu pengertian reksa dana? Jika diartikan dengan sederhana, reksa dana adalah sebuah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana investor. Dana itu kemudian diinvestasikan dalam instrumen investasi di pasar modal dalam unit reksa dana oleh manajer investasi.
Saat ini, investasi reksa dana memang sedang populer diperbincangkan, khususnya di kalangan anak muda. Hal ini menunjukkan bahwa minat investasi makin meningkat. Dalam berinvestasi, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan selain modal, yaitu strategi yang tepat agar keuntungan yang dihasilkan maksimal.
Nah, sebelum kamu memutuskan untuk berinvestasi, sebaiknya kamu pelajari dahulu strateginya agar tidak salah langkah. Setidaknya mengenal reksa dana, jenis-jenis reksa dana, kelebihan dan kekurangan berinvestasi reksa dana serta beberapa tips saat akan berinvestasi reksa dana.
Mengenal Reksa Dana
Reksa dana merupakan tempat untuk mengumpulkan dana dari masyarakat yang ingin menanamkan modal. Reksa dana cocok untuk investor pemula yang tidak memiliki banyak waktu untuk menghitung risiko investasi.
Instrumen investasi satu ini dibuat sebagai wadah untuk menghimpun dana investor yang berkeinginan untuk berinvestasi, namun ilmu pengetahuan dan pengalaman investasi terbatas. Investasi reksa dana tidak memerlukan modal yang besar dan sangat cocok dipilih oleh investor pemula.
Untuk cara kerja reksa dana pun tidak terlalu ribet dan terbilang mudah, karena kamu hanya perlu menyetorkan uang saja. Setelah itu, kamu tinggal menunggu imbal hasil dari dana yang diinvestasikan, karena manajer investasi yang akan mengatur dan mengelola dananya.
Baca juga: Inilah Perbedaan Saham Dan Reksa Dana
Cara Kerja Reksa Dana
Dana yang kamu tanamkan di pasar modal akan diatur dan dikelola oleh manajer investasi. Kemudian dana tersebut akan dipecah pada beberapa instrumen investasi atau perusahaan melalui verifikasi investasi.
Mengapa dana tersebut dipecah? Tujuannya supaya kamu aman dari kerugian. Sebagai contoh, jika perusahaan A merugi, investasi kamu masih tetap aman lantaran masih memiliki instrumen lain yang telah diatur oleh manajer investasi.
Selain itu, investasi ini juga sangat mudah diakses dengan luas. Bahkan kamu bisa mempelajari dan menggali informasi terkait alur investasi, kondisi kesehatan perusahaan, dan juga kelebihan serta keuntungannya. Kamu juga bisa dengan mudah memantau portofolio dari reksa dana yang kamu pilih.
4 Jenis Reksa Dana
Mengenal setiap jenis dan pengertian reksa dana akan meminimalisir kerugian. Mengapa? Karena setiap jenis reksa dana mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Juga, tingkat risikonya berbeda-beda. Secara umum, reksa dana terbagi menjadi empat, yaitu reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun dengan risiko paling rendah. Meskipun risikonya terbilang rendah, tetapi juga memberikan return yang cukup besar di atas suku bunga deposito bank.
Cara berinvestasi reksa dana pasar uang cukup mudah, tidak ada batasan waktu dan bisa dilakukan kapan saja. Salah satu bentuk reksa dana pasar uang yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sertifikat deposito, deposito berjangka, dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
Baca juga: Pengertian Profesi Manajer Investasi
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Apabila dibandingkan dengan reksa dana pasar uang, jenis reksa dana ini memiliki penawaran keuntungan yang lebih tinggi dengan risiko yang rendah. Reksa dana jenis ini menginvestasikan dana sekurang-kurangnya 80% dari portofolio dan dikelola menjadi bentuk obligasi atau utang.
3. Reksa Dana Campuran
Dalam reksa dana campuran, dana diinvestasikan dengan cara campuran. Misalnya saham yang dikombinasikan dengan obligasi. Risiko dari reksa dana ini bersifat moderat dengan pengembalian yang tinggi dibanding reksa dana pendapatan tetap.
4. Reksa Dana Saham
Reksa dana saham dikelola menjadi bentuk ekuitas dengan risiko yang cukup tinggi. Namun, tingkat return dari reksa dana saham lebih tinggi dari jenis reksa dana lainnya. Biasanya, manajer investasi akan menginvestasikan 80% dana pada reksa dana saham, 20% lagi diinvestasikan pada instrumen investasi lain untuk meminimalisir kerugian.
Baca juga: Penting Diketahui! Ini 7 Faktor yang Mempengaruhi Investasi Berhasil atau Gagal
Kelebihan dan Kekurangan Berinvestasi Reksa Dana
Setiap instrumen investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Di bawah ini ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari investasi reksa dana yang perlu kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Berikut kelebihan dan kekurangannya.
1. Kelebihan
Kelebihan yang kamu peroleh saat berinvestasi melalui instrumen reksa dana yaitu adanya manajer investasi profesional yang mengelola dana investasi. Sehingga kamu tidak perlu repot mengatur dan mengelola portofolio.
Reksa dana sangat mudah untuk dicairkan atau dijual kapan saja dan tentunya sudah diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Investasi reksa dana juga dapat dimulai dengan modal kecil. Selain itu, banyak pilihan portofolio yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Kekurangan
Salah satu kekurangan dari investasi reksa dana yaitu risiko investasi yang mengikuti pasar modal. Kemudian keuntungannya tidak terjamin serta tergolong investasi jangka panjang, sehingga kamu harus menunggu imbal hasil dalam waktu yang cukup lama. Jadi, reksa dana ini tidak cocok untuk investor yang mencari keuntungan dalam waktu singkat.
Baca juga: 5 Jenis Investasi Jangka Pendek yang Cocok untuk Pemula
3 Tips Berinvestasi Reksa Dana
Untuk memulai investasi reksa dana terbilang sangat mudah. Meski demikian, kamu harus mengetahui cara investasi yang tepat. Mulai dengan menentukan tujuan investasi terlebih dahulu, misalnya untuk mempersiapkan dana darurat.
Kemudian pahami risikonya, hingga memilih manajer investasi yang tepat. Berikut beberapa tips investasi reksa dana, terutama untuk para investor pemula.
1. Tetapkan Tujuan Investasi
Penting untuk menetapkan tujuan investasi terlebih dahulu supaya lebih terencana. Biasanya, investor yang menanamkan modal pada investasi reksa dana memiliki tujuan investasi jangka panjang. Dalam hal ini, kamu bisa berinvestasi reksa dana untuk dana darurat, dana pensiun, modal pernikahan, dan lain sebagainya.
2. Kenali Profil Risiko
Secara umum, profil risiko terbagi menjadi tiga, yaitu agresif, moderat, dan konservatif. Untuk profil risiko agresif, biasanya investor fokus mengembangkan nilai pokok investasi dengan tingkat keuntungan maksimal dalam jangka panjang.
Sementara itu, profil risiko moderat cenderung ingin memperoleh keuntungan secara berkala dan memiliki pertumbuhan investasi dalam jangka menengah sampai jangka panjang. Biasanya, jangka waktu investasi sekitar 3-4 tahun.
Terakhir, risiko profil konservatif bertujuan untuk memiliki stabilitas pertumbuhan nilai investasi serta dapat menerima hasil investasi secara berkala. Biasanya, investor konservatif menoleransi risiko rendah dan cenderung akan mencairkan dana saat terjadi penurunan nilai.
Ketika kamu mengenali profil risiko, maka kamu bisa mempertimbangkan dan meminimalisir kerugian investasi yang mungkin terjadi.
Baca juga: Penjelasan Lengkap Manajemen Risiko Investasi dan Manfaatnya
3. Pilih Manajer Investasi yang Tepat
Tips yang tidak kalah penting saat berinvestasi reksa dana yaitu memilih manajer investasi yang tepat. Pastikan manajer investasi yang kamu pilih terdaftar dan diawasi OJK. Selain itu, penting juga memahami biaya yang kenakan manajer investasi. Mengingat setiap manajer investasi memiliki fee yang berbeda-beda.
Apakah kamu sudah memahami pengertian reksa dana serta jenis-jenisnya? Jika sudah, kini saatnya kamu mulai berinvestasi. Lakukan investasi di broker tepercaya dengan proses transaksi yang cepat, aman, dan transparan seperti HSB.
Unduh aplikasi HSB sekarang juga dan buat akun demo untuk melakukan simulasi investasi. Kemudian buat akun live jika kamu sudah benar-benar memahami bagaimana cara kerja investasi. Rasakan pengalaman investasi yang aman dan transparan bersama HSB.***