Bukan cuma kamu, pada dasarnya semua orang ingin mendapatkan keuntungan tanpa mengeluarkan energi dan waktu yang terlalu banyak. Trading dan investasi bisa menjadi cara untuk mendapatkan keuntungan tanpa mengeluarkan banyak upaya.
Akan tetapi, kamu tetap membutuhkan kemampuan membaca dan menganalisa tren pergerakan harga agar trading dan investasi dapat memberikan keuntungan yang kamu inginkan. Salah satu cara analisa tren pergerakan harga yang bisa kamu lakukan adalah dengan metode Moving Average.
Analisa teknikal Moving Average sudah banyak dipakai oleh trader pemula hingga yang berpengalaman untuk menarik garis perhitungan tren harga di masa lalu dengan menghilangkan beberapa fluktuasi harga yang kurang relevan.
Jenis analisa teknikal Moving Average ini juga beragam. Cari tahu pengerian, jenis, fungsi, hingga strategi menggunakan Moving Average (MA) biar cuan dalam artikel ini ya Sobat Trader.
Mengenal Jenis-Jenis Moving Average
Bukan cuma satu, setidaknya ada tujuh jenis Moving Average yang bisa kamu gunakan untuk menganalisa potensi keuntungan tradingmu ya Sobat Trader. Berikut penjelasan jenis-jenis Moving Average yang perlu kamu ketahui:
1. Simple Moving Average (SMA)
Dari namanya saja, kamu pasti bisa menebak alasan kenapa Simple Moving Average (SMA) sangat populer di kalangan trader. Yap, benar sekali! Cara menghitung Simple Moving Average memang sangat mudah dan sederhana, Sobat Trader!
Dengan Simple Moving Average (SMA), kamu bisa menemukan titik support dan resistance, entry sell dan entry buy, dan menjadi indikator untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk keluar atau masuk dalam pasar investasi.
Cara menggunakan Simple Moving Average (SMA) adalah dengan menjumlahkan semua poin nilai dalam periode waktu tertentu lalu dibagi dengan jumlah dari nilai itu sendiri.
Simple Moving Average untuk tipe saham dengan likuiditas dan fluktuasi baik sangat efektif untuk melihat pergerakan tren harga dalam jangka pendek.
2. Exponential Moving Average (EMA)
Jenis yang kedua adalah Exponential Moving Average (EMA) yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap momentum pergerakan harga yang terjadi saat ini ketimbang harga dimasa lampau. Mirip dengan Simple Moving Average, bedanya dalam Eksponential Moving Average harga dihitung secara eksponensial atau berpangkat.
Tren harga yang terlihat dalam Exponential Moving Average dapat membantumu menentukan titik Support dan Resistance. Jika kamu melihat garis EMA menanjak, kamu bisa mengambil keputusan membeli instrumen aset pada titik poin terdekat dengan garis EMA.
Sebaliknya, jika kamu melihat garis EMA menurun kamu bisa mengambil keputusan membeli instrumen aset di titik point sedikit di bawah garis EMA.
3. Weighted Moving Average (WMA)
Jenis yang ketiga yakni Weighted Moving Average yang memiliki kesamaan dengan Simple Moving Average dan Exponential Moving Average. Persamaan yang dimiliki WMA dengan SMA, keduanya memasukkan data yang paling baru dan tidak menggunakan data sebelumnya. Sedangkan kesamaan WMA dengan EMA, keduanya menggunakan pembobotan dalam data yang paling baru .
Ciri khas utama yang bisa kamu lihat dari WMA adalah faktor pembobotan data yang dikalikan akan berbeda pada periode waktu yang berbeda pula.
4. Double Exponential Moving Average (DEMA)
Selain Exponential Moving Average, kamu juga bisa menggunakan metode Double Exponential Moving Average (DEMA) dengan akurasi yang lebih tinggi. Lantas apa bedanya EMA dan DEMA?
Meskipun momentum yang dibentuk dalam Dema lebih lambat ketimbang EMA, namun DEMA dapat memberikanmu sinyal pergerakan harga yang lebih otentik di pasar karena kemampuannya mereduksi sinyal palsu yang biasanya hadir dalam EMA.
5. Triple Exponential Moving Average (TEMA)
Setelah EMA, DEMA, sekarang kamu bisa menggunakan metode TEMA atau Triple Exponential Moving Average. Jika EMA dan DEMA saja sudah akurat maka dalam Triple Exponential Moving Average, kamu bisa mendapatkan akurasi pergerakan tren harga di pasar dengan lebih akurat lagi.
Jika kamu menggabungkan ketiga komponen Exponential Moving Average, Double Exponantial Moving Average, dan Triple Exponantial Moving Average, kamu akan mendapatkan sebuah indikator informasi kapan harga instrumen investasi terlalu mahal atau terlalu murah.
Informasi ini tentunya akan sangat membantumu untuk mengambil keputusan trading yang menguntungkan.
6. Wilder Smoothing Moving Average (WSMA)
Moving Average jenis ini sebenarnya kurang populer di kalangan trader, namun ada baiknya kamu tetap mengenal apa itu Wilder Smoothing Moving Average (WSMA). Metode ini memberikan gambaran aktivitas pasar dengan perhitungan dalam periode waktu tertentu.
Hanya saja sensitivitas WSMA terhadap perubahan harga tidak seakurat jenis Moving Average lainnya dan jenis ini lebih sering digunakan untuk mengukur support dan resistance.
7. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Moving Average Convergence Divergence atau MACD adalah salah satu indikator trading forex paling akurat yang sering digunakan oleh para trader untuk menkonfirmasi sinyal jual dan beli pada setiap aset. MACD terdiri dari beberapa histogram dan pergerakan rata rata harga secara eksponensial.
Dalam artikel Investopedia menyebutkan bahwa indikator MACD ini adalah indikator paling akurat untuk trading forex yang populer dan bermanfaat.
Apa Saja Jenis-jenis Moving Average Berdasarkan Periode Waktu?
Jenis Moving average bisa dilihat dalam rentang periode waktu yang beragam. Berikut adalah penjelasannya:
-
Apa Yang Dimaksud MA 5?
MA 5 merupakan istilah yang digunakan trader yang mengindikasikan pergerakan harga dalam waktu yang paling pendek, yakni 5 periode waktu ke belakang. Angka di belakang MA menunjukkan jumlah hari kerja MA dalam periode waktu sesuai angkanya.
-
Apa Yang Dimaksud MA 20?
Serupa dengan penjelasan MA 5, MA 20 menggambarkan rata-rata pergerakan harga selama 20 hari ke belakang atau 20 periode waktu ke belakang.
-
Apa Yang Dimaksud Ma 50?
Sedangkan MA 50 menggambarkan rata-rata pergerakan harga selama 50 hari ke belakang atau 50 periode waktu ke belakang. Dalam Pola Candlestick, semakin besar periode Moving Average, akan semakin jauh posisinya dari garis harga yang tengah berlaku.
Bagaimana Cara Membaca Indikator Moving Average?
Sesuai namanya, Moving Average melihat rata-rata pergerakan harga instrumen investasi dalam rentang waktu tertentu. Cara menggunakan Moving Average terbaik adalah kamu harus membandingkan nilai rata-rata pergerakan harga di hari tersebut dengan nilai rata-rata pergerakannya di hari lain. Dengan cara ini, kamu bisa melihat tren pergerakan harga penutupan, harga pembukaan, pergerakan di pasaran.
Setting Moving Average terbaik ini juga berlaku untuk MA 10, MA 20, MA 50, dan MA 60. Semakin panjang periode waktu yang digunakan dalam MA, seperti MA 60, akan semakin jauh posisinya dari harga yang sedang berlaku di pasar. Karena itulah MA dengan angka besar lebih cocok digunakan untuk mengamati tren harga jangka panjang.
Apa Manfaat Membaca Moving Average?
Mengerti dan memahami cara menganalisa pergerakan tren harga instrumen investasi di pasar dapat membantumu menghitung potensi keuntungan trading. Fungsi metode analisa teknikal Moving Average juga dapat kamu gunakan untuk memaksimalkan keuntungan. Berikut adalah fungsi-fungsi metode Moving Average:
1. Mengidentifikasi Nilai Aset
Kamu dapat mengidentifikasi tren nilai saham dengan melihat grafik harga dan garis Moving Average. Kamu bisa melihat kapan tren harga cenderung turun atau bearish dengan menganalisa area di bawah garis Moving Average atau melihat tren harga cenderung naik bullish dengan menganalisa area harga di atas garis Moving Average.
2. Mengidentifikasi Tren Harga
Fungsi Moving Average terbaik adalah kemampuannya memberikan informasi tren harga yang sedang berlaku di pasaran. Dengan fungsi ini, kamu juga bisa mengantisipasi kapan tren pembalikan akan terjadi.
3. Mengidentifikasi Support & Resistance
Moving Average memainkan peranan penting dalam menetapkan letak titik support dan resistance dalam grafik pergerakan harga.
3 Komponen Nilai Harga untuk Menghitung Moving Average
Untuk menghitung Moving Average, trader dapat menggunakan berbagai komponen nilai harga seperti harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah, serta volume perdagangan. Simak penjelasan lengkap tentang komponen nilai harga yang dapat digunakan dalam menghitung Moving Average di bawah ini:
1. Harga Penutupan
Harga penutupan adalah harga yang digunakan dalam menghitung Moving Average paling sering digunakan. Harga penutupan adalah harga yang dicatat pada saat pasar ditutup pada hari perdagangan tertentu.
2. Harga Tertinggi dan Terendah
Harga tertinggi dan terendah juga dapat digunakan dalam menghitung Moving Average. Menggunakan harga tertinggi dan terendah akan memberikan gambaran yang lebih luas mengenai pergerakan harga dalam suatu periode waktu tertentu.
3. Volume Trading
Volume trading menunjukkan jumlah saham atau kontrak yang diperdagangkan dalam suatu periode waktu tertentu. Menggunakan volume perdagangan dapat memberikan informasi tentang minat pasar dan kekuatan trend.
Di sisi lain, menggunakan volume trading juga dapat membuat moving average menjadi lebih sulit untuk diinterpretasikan karena volume trading dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti aksi jual atau beli yang tinggi yang tidak selalu mencerminkan pergerakan harga sebenarnya.
Contoh Penghitungan Simple Moving Average
Jika dilihat dari dilihat dari penjelasan di atas, perhitungan SMA memang terlihat sedikit rumit. Jadi agar kamu tak kebingungan lagi, mari melihat contoh penghitungan Simple Moving Average (SMA) dengan harga penutupan pada saham XYZ berikut ini:
1. Penghitungan SMA
Untuk menghitung SMA, kamu perlu menambahkan harga penutupan saham XYZ dari rentang waktu tertentu dan membaginya dengan jumlah periode tersebut. Sebagai contoh:
Harga penutupan saham XYZ pada periode 5 di hari pertama adalah Rp100.000, hari ke-2 adalah Rp110.000, hari ke-3 adalah Rp120.000, dan seterusnya hingga hari ke-5 adalah Rp150.000. Dari keterangan di atas, maka rumus perhitungan SMA ialah sebagai berikut:
SMA = pM + pM-1 + …. + pM-(n-1)n
SMA = Rp100.000 + Rp110.000 + Rp120.000 + Rp130.000 + Rp150.0005
SMA = Rp122.000
2. Penggunaan SMA
Setelah mengetahui nilai SMA, kamu dapat menggunakannya untuk menentukan trend dalam harga saham XYZ sesuai dengan informasi yang telah diberikan sebelumnya mengenai bullish dan bearish.
Kasus di atas hanya contoh sederhana dari penggunaan SMA dalam analisis teknikal sebab Moving Average sebenarnya juga dapat digunakan dengan berbagai cara dan teknik yang lebih kompleks sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing trader.
Sebagai informasi tambahan, movingaverage juga dapat digabungkan dengan indikator lain seperti RSI, MACD, atau BollingerBands untuk meningkatkan akurasi dalam menentukan trend dan entrypoint. Namun, sebaiknya kamu melakukan backtest dan forwardtest terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan metode ini, terutama dalam tradinglive.
Kesimpulan
Kemudahan analisa teknikal menggunakan Indikator Moving Average adalah aspek penting yang menjadikannya sebagai metode analisa paling populer di kalangan trader dunia. Cara analisa Moving Averaga dapat dengan mudah diterapkan oleh trader pemula dan manfaat dari hasil yang diberikannya tetap menjadi analisa andalan trader berpengalaman, seperti menjadi Indikator scalping paling akurat.
Meskipun demikian, indikator lagging yang bergerak cenderung lamban dalam membentuk sinyak tren pergerakan harga, khususnya dalam Moving Average (MA) dengan periode waktu jangka panjang, menjadikan kelemahan yang perlu kamu pertimbangkan sebelum menggunakan metode ini.
Namun, jika kamu memutuskan menjadi trader harian atau swing trading, metode analisa teknikal Moving Average bisa menjadi analisa yang bermanfaat untukmu.
Seperti halnya metode analisa lainnya, dalam dunia trading, tidak ada analisa yang berdiri sendiri dan bersifat one-size-fits-all, jadi sebaiknya kamu kamu tetap memadu padankan metode Moving Average ini dengan teknik analisa lainnya ya Sobat Trader.
Kamu bisa menggali lebih banyak informasi seputar strategi trading dan analisa teknikal yang dapat memaksimalkan keuntunganmu dengan beragam informasi dan edukasi trading terupdate di HSB Academy. Lebih mudah lagi, kamu bisa akses beragam fitur trading canggih dalam genggaman dengan aplikasi trading HSB Investasi.
Download aplikasinya dan registrasikan akun tradingmu, dan dapatkan bonus deposit spesial trader. Jangan tunda lagi! Jadilah bagian dari komunitas trader sukses terbesar Indonesia, HSB Investasi, Invest in Time!***
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apa yang Dimaksud dengan Indikator Moving Average?
Moving Average adalah garis indikator lagging yang menunjukkan rata-rata harga suatu aset investasi dalam periode waktu tertentu yang ditunjukkan dengan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, harga terendah, dan titik tengah (median). Indikator lagging dalam Moving Average (MA) bergerak dalam periode kerangka waktu sesuai kebutuhan trader, seperti periode 5 (berlangsung selama 1 mingu), periode 20 (berlangsung selama 1 bulan), periode 60 (berlangsung selama 3 bulan) atau periode 120 (berlangsung selama 6 bulan).
Bagaimana cara menghitung moving average?
Moving Average (MA) adalah indikator teknikal yang menghitung harga rata-rata dalam periode waktu tertentu. Cara menghitungnya bergantung pada jenis MA yang digunakan. Untuk Simple Moving Average (SMA), jumlahkan harga-harga penutupan dalam periode waktu tertentu dan bagi hasilnya dengan jumlah periode tersebut. Exponential Moving Average (EMA) memberikan bobot lebih pada harga-harga penutupan terbaru, dihitung dengan rumus EMA = (Harga Penutupan saat ini x Pengali) + (EMA sebelumnya x (1 - Pengali)). Weighted Moving Average (WMA) memberikan bobot berbeda pada harga-harga penutupan, dihitung dengan rumus WMA = (Harga Penutupan1 x Bobot1 + Harga Penutupan2 x Bobot2 + ... + Harga PenutupanN x BobotN) / (Bobot1 + Bobot2 + ... + BobotN).
Kenapa menggunakan metode moving average?
Metode Moving Average (MA) digunakan dalam analisis teknikal karena dapat membantu mengidentifikasi tren harga, memberikan sinyal perdagangan, dan menghaluskan fluktuasi harga. MA digunakan untuk mengambil keputusan perdagangan berdasarkan pergerakan harga historis, mengidentifikasi potensi pembalikan tren, dan mengatur level stop loss atau take profit. MA juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan indikator teknikal lain untuk mengkonfirmasi sinyal perdagangan.