Swing trading adalah salah satu cara yang banyak digunakan oleh para trader untuk mengambil keuntungan dalam aktivitas trading. Namun tidak banyak yang bisa menggunakannya dengan baik dan benar.
Itu sebabnya pada kesempatan kali ini HSB akan mengajak kamu untuk mengetahui bagaimana cara screening saham untuk swing trading. Melalui informasi ini diharapkan kamu dapat menggunakan strategi swing trading untuk memaksimalkan keuntungan yang akan didapatkan. Coba langsung simak informasi lengkapnya di bawah ini.
8 Cara Screening Saham untuk Swing Trading
Sejatinya screening saham dilakukan untuk memisahkan saham berdasarkan banyak aspek dan kriteria. Hal ini dilakukan supaya para trader bisa melihat peringkat dari masing-masing saham. Maksudnya seperti melabeli setiap saham untuk mengetahui mana yang untung, rugi, memiliki kapitalisasi pasar besar, value, hingga volume pasarnya.
Memang terdengar merepotkan karena ada banyak aspek yang harus diperhatikan dengan saksama. Namun kalau kamu bisa melakukan screening dengan baik maka keuntungan dalam trading yang dilakukan dapat dimaksimalkan secara optimal. Mulailah memahami cara-caranya berikut ini.
1. Likuiditas Saham
Likuiditas saham adalah kemudahan untuk membeli atau menjual saham pada harga yang wajar. Likuiditas yang cukup memungkinkan trader untuk masuk atau keluar dari posisi dengan cepat tanpa menimbulkan gejolak besar pada harga saham.
Kriteria untuk menilai likuiditas saham diantaranya volume perdagangan rata-rata harian dan bid-ask spread. Volume perdagangan rata-rata harian menunjukkan jumlah saham yang diperdagangkan pada hari biasa.
Makin besar volume perdagangan rata-rata harian maka makin likuid saham tersebut. Bid-ask spread sendiri adalah perbedaan antara harga penawaran dan permintaan pada suatu saham. Makin kecil bid-ask spread maka makin likuid saham tersebut.
2. Volatilitas
Volatilitas adalah seberapa besar fluktuasi harga saham dalam waktu tertentu. Saham yang volatilitasnya tinggi cenderung memiliki pergerakan harga yang lebih besar dalam jangka waktu singkat.
Hal ini memberikan kesempatan bagi trader untuk memperoleh keuntungan dalam waktu singkat. Beberapa kriteria untuk menilai volatilitas saham diantaranya standard deviation, beta, dan Average True Range (ATR).
Standard deviation adalah pengukuran statistik yang menunjukkan seberapa jauh data tersebar dari rata-rata. Makin tinggi standard deviation maka makin volatil saham tersebut. Beta mengukur volatilitas suatu saham dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.
Jika beta lebih dari 1, saham tersebut lebih volatil dibandingkan pasar secara keseluruhan. Kemudian Average True Range (ATR) mengukur volatilitas berdasarkan perbedaan antara harga tertinggi dan terendah pada setiap hari.
3. Momentum
Momentum mengacu pada kekuatan dan arah pergerakan harga saham dalam jangka waktu tertentu. Sebuah saham dengan momentum positif cenderung melanjutkan pergerakan naiknya, sedangkan saham dengan momentum negatif cenderung melanjutkan pergerakan turunnya.
Beberapa kriteria untuk menilai momentum saham diantaranya ialah harga dan volume. Pergerakan harga saham dapat ditentukan dengan menggunakan grafik harga dan indikator teknikal seperti Moving Average dan Relative Strength Index (RSI).
Moving Average dapat menunjukkan arah pergerakan harga saham dalam jangka waktu tertentu, sedangkan RSI dapat menunjukkan kekuatan pergerakan harga saham. Volume perdagangan juga dapat memberikan petunjuk tentang momentum saham. Jika volume meningkat ketika harga saham naik maka kejadian ini dapat menjadi indikasi momentum positif.
4. Fundamental
Faktor fundamental meliputi kinerja perusahaan dan faktor ekonomi yang memengaruhi harga saham. Beberapa kriteria fundamental yang dapat digunakan untuk menilai saham diantaranya ialah laba bersih, pendapatan, rasio keuangan, dan prospek perusahaan.
Laba bersih dan pertumbuhan pendapatan juga merupakan indikator kinerja perusahaan. Jika laba bersih meningkat dan pertumbuhan pendapatan stabil, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam kondisi baik.
Rasio keuangan seperti Price to Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) dapat memberikan gambaran tentang valuasi saham serta kemampuan perusahaan dalam mengelola utang.
Prospek perusahaan jadi dapat dianalisis dengan melihat rencana ekspansi, inovasi produk atau layanan baru, serta proyek-proyek besar yang sedang dikerjakan.
5. News Catalysts
Cari saham yang sedang memiliki momentum positif karena adanya berita baik, seperti rilis laporan keuangan yang baik, kontrak baru, atau pengumuman merger atau akuisisi. Berita positif dapat menjadi katalisator bagi kenaikan harga saham dalam waktu singkat.
6. Memanfaatkan Fitur Filter dalam Aplikasi
Selain lima cara di atas, sebenarnya ada yang jauh lebih mudah dilakukan untuk screening saham yaitu dengan menggunakan filter dalam aplikasi trading. Biasanya dalam setiap aplikasi sudah disematkan fitur-filter yang bisa diatur sesuai keinginan masing-masing trader.
Tinggal masukkan saja kriteria yang diinginkan seperti nilai kapitalisasi pasar, volume trading harian, dan harga dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan setiap trader dapat memasukkan indikator teknikal RSI atau SMA untuk memaksimalkan screening. Melalui fitur ini kamu jadi tidak perlu lagi memeriksa setiap saham satu per satu secara manual.
7. Menggambar Garis Resistance dan Support
Jika kamu menggunakan fitur filter tersebut maka lanjutkan proses screening dengan menggambar garis resistance dan support. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pergerakan harga saham secara keseluruhan naik dan ikut menghindari breakout bawah yang menunjukkan penurunan harga secara berkelanjutan.
Dalam tahap ini pun masing-masing trader dapat menambahkan indikator seperti SMA, RSI, dan ADX untuk mengetahui lebih lanjut apakah saham tersebut overbought atau oversold. Dari sini barulah trader dapat memastikan apakah saham yang dipilih benar-benar sesuai dengan strategi swing trading atau tidak.
8. Catat Hasil Screening
Saat kamu sedang melakukan screening saham, jangan lupa untuk mencatat hasil yang telah ditemukan. Kamu tentu tidak akan membeli semua saham, bukan? Pencatatan ini dilakukan untuk memilih secara saksama mana saham yang benar-benar layak untuk dibeli dan mana yang tidak.
Modal yang akan kamu keluarkan jelas harus dimaksimalkan dengan baik agar keuntungan yang didapatkan juga maksimal.
Melakukan screening saham sangat penting dilakukan agar kamu tahu mana saja yang akan mendatangkan keuntungan dan kerugian. Melalui cara screening saham untuk swing trading yang baru saja dijelaskan di atas semoga kamu bisa menghindari saham yang sedang merugi atau mengalami penurunan harga.
Ingat untuk menggunakan uang dingin setiap kali melakukan trading sehingga kebutuhan sehari-hari tidak terganggu. Pilih juga broker yang aman dan tepercaya demi pengalaman trading yang berkualitas. HSB bisa menjadi broker tepercaya yang tepat karena legalitas dari 3 lembaga lokal sudah didapatkan yakni dari BAPPEBTI, ICH, dan ICDX.
Jangan khawatir apabila mengalami kendala dalam trading karena customer service HSB siap membantu kamu selama 24 jam. Jadi tunggu apalagi? Segera download aplikasi HSB sekarang juga untuk menikmati trading yang aman dan juga menyenangkan!