Sudahkah kamu mengetahui cara menghitung risk dan return portofolio investasi atau trading? Belakangan ini, trading dan investasi pada instrumen keuangan lainnya menarik perhatian hampir sebagian besar masyarakat sebab dapat memberikan pengembalian yang menguntungkan, namun juga membawa risiko yang signifikan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kamu untuk memahami konsep risk dan return portofolio saat membuat keputusan investasi ataupun trading. Dalam artikel ini, HSB akan memberikan ulasan secara detail tentang risk dan return portofolio mulai dari pengertian hingga cara menghitungnya. Jadi, pastikan kamu membaca informasi ini hingga akhir.
Mengenal Apa Itu Risk dan Return
Investasi dan trading adalah dua aktivitas yang mengeluarkan sejumlah uang atau aset lain dengan harapan mendapatkan keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang pada masa depan. Setiap orang tentu mengharapkan nilai keuntungan yang lebih besar dan berlipat ganda. Namun, dengan keuntungan yang diharapkan, tentu ada risiko yang perlu dipertimbangkan.
Risk adalah salah satu bentuk kemungkinan bahwa hasil akhir dari investasi mungkin tidak sesuai dengan harapan dan dapat mengakibatkan kerugian finansial. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti analisis yang tidak tepat, berita negatif, kondisi perekonomian negara yang lesu, dan masih banyak lagi.
Di sisi lain, terdapat return yang bisa kamu dapatkan saat menjalankan aktivitas investasi atau trading. Return sendiri merupakan nilai keuntungan finansial yang diperoleh dari selisih harga beli aset trading atau investasi dengan harga terkini ketika grafik berada di atas. Pada beberapa jenis instrumen seperti saham, return juga bisa didapatkan melalui pembagian dividen.
Dalam setiap portofolio investasi atau trading, risiko dan return selalu berkaitan erat. Pasalnya, semakin besar risiko yang mungkin terjadi, semakin besar pula potensi return yang bisa didapatkan.
Namun jangan lupa, besarnya risiko yang mengancam tersebut juga berarti semakin besar pula potensi kerugian yang akan diperoleh. Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara risk dan return serta bagaimana cara menghitung keduanya dalam portofolio investasi.
Terdapat berbagai macam jenis risk yang mungkin muncul dalam setiap aktivitas investasi dan trading. Terdapat risiko pasar atau market risk yang terkait dengan fluktuasi harga pasar. Selain itu, terdapat pula risiko kredit yang berarti bahwa peminjam tidak dapat membayar kembali pinjaman yang telah diberikan, serta risiko likuiditas di mana aset sulit dijual atau diubah menjadi uang tunai dengan harga yang wajar.
Begitu pula dengan return, terdapat berbagai macam bentuk return yang biasanya disesuaikan dengan jenis instrumen investasi yang dipilih. Jika kamu memilih saham, biasanya return yang diterima lebih tinggi, tetapi tentunya dengan risiko yang lebih besar.
Di sisi lain, terdapat obligasi yang memberikan return lebih rendah, tetapi dengan risiko yang lebih kecil. Apakah hanya itu saja? Tentu tidak. Terdapat berbagai instrumen investasi lain seperti reksadana, real estate, komoditas, dan lain sebagainya yang masing-masing memiliki risiko dan return yang berbeda.
Pentingnya Mengetahui Risk dan Return Portofolio
Mengetahui risiko dan return portofolio adalah penting untuk memastikan investasi yang dilakukan memberikan hasil yang diharapkan. Pertama, memahami risiko dan return dapat membantu kamu memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya.
Kedua, kamu juga dapat mengukur kinerja portofolio setiap portofolio investasi atau trading yang dimiliki. Nantinya, kamu dapat melihat apakah portofolio mereka menghasilkan keuntungan yang memadai atau tidak dan menentukan seberapa baik portofolio tersebut jika dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.
Ketiga, jika telah mengetahui risk dan return portofolio, kamu akan jauh lebih mudah untuk memilih strategi investasi yang tepat. Jadi, seluruh aktivitas investasi ataupun trading berjalan berdasarkan keputusan yang tepat dan cermat.
Keempat, seperti yang telah diketahui bersama bahwa dalam jangka panjang, investasi yang diambil harus berdasarkan tujuan ke depannya. Maka dari itu dengan mempertimbangkan risiko dan return yang diharapkan, kamu dapat menghasilkan keuntungan yang memadai untuk mencapai tujuan investasi.
Terakhir, dengan memahami risiko dan return, investor dapat melakukan diversifikasi portofolio mereka. Metode diversifikasi portofolio ini adalah strategi yang memisahkan aset ke berbagai instrumen investasi yang berbeda dalam satu portofolio untuk mengurangi risiko keseluruhan.
Ini Dia Cara Menghitung Risk dan Return Portofolio
Ketika menghitung risk dan return portofolio, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kamu harus memahami bagaimana portofolio terdiversifikasi jika muncul risiko dan return portofolio tergantung pada diversifikasi portofolio.
Kedua, kamu harus memperhatikan bobot setiap instrumen investasi dalam portofolio, karena risiko dan return portofolio dipengaruhi oleh bobot masing-masing instrumen investasi. Berikut adalah cara menghitung risk dan return portofolio:
1. Cara Menghitung Risk Portofolio
Cara menghitung risiko portofolio adalah dengan menggunakan deviasi standar atau beta. Deviasi standar mengukur seberapa jauh kinerja portofolio berbeda dari nilai rata-rata. Semakin besar deviasi standar, semakin besar risiko portofolio.
Beta mengukur seberapa sensitif portofolio terhadap fluktuasi harga pasar. Beta 1,0 berarti portofolio bergerak sejalan dengan pasar, sedangkan beta lebih besar dari 1,0 berarti portofolio lebih sensitif terhadap fluktuasi pasar. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
Risk Portofolio = ∑ (Xi – X)²(n-1)
Di mana Xi adalah return tahunan instrumen investasi, X adalah return tahunan rata-rata portofolio, dan n adalah jumlah instrumen investasi dalam portofolio.
2. Cara Menghitung Return portofolio
Untuk menghitung return portofolio, ada dua cara yang bisa digunakan yaitu menggunakan rata-rata tertimbang dan geometris.
Rata-rata tertimbang menghitung return portofolio berdasarkan bobot masing-masing instrumen investasi, sedangkan geometris menghitung return portofolio sebagai pengembalian investasi dalam kurun waktu tertentu. Rumus untuk menghitung rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut:
Return portofolio = (Bobot instrumen investasi 1 x Return instrumen investasi 1) + (Bobot instrumen investasi 2 x Return instrumen investasi 2) + … + (Bobot instrumen investasi n x Return instrumen investasi n)
Sedangkan rumus untuk menghitung geometris adalah sebagai berikut:
Return portofolio = ((1 + Return instrumen investasi 1) x (1 + Return instrumen investasi 2) x … x (1 + Return instrumen investasi n)) – 1
Dalam hal ini, return instrumen investasi menjadi pengembalian investasi masing-masing instrumen dalam kurun waktu tertentu.
3. Contoh Perhitungan
Agar lebih mudah, kamu mungkin perlu melihat dari sebuah contoh perhitungan. Misalkan terdapat sebuah portofolio investasi yang terdiri dari tiga instrumen investasi yaitu saham A, saham B, dan obligasi.
Persentase bobot masing-masing instrumen investasi adalah 50% untuk saham A, 30% untuk saham B, dan 20% untuk obligasi. Data pengembalian investasi selama 1 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
- Saham A: 10%
- Saham B: 15%
- Obligasi: 5%
- Pasar: 12%
Melalui data di atas, berapa risk dan return portofolionya? Mari temukan melalui perhitungan di bawah ini:
a. Menghitung Risk Portofolio Menggunakan Deviasi Standar
Berikut beberapa tahapan untuk menghitung deviasi standar risk portofolio:
- Return portofolio = (50% x 10%) + (30% x 15%) + (20% x 5%)
= 10.5%
- Hitung deviasi standar pengembalian portofolio
Saham A: 10% – 10.5% = 0.5%
Saham B: 15% – 10.5% = 4.5%
Obligasi: 5% – 10.5% = – 5.5%
- Hitung kuadrat masing-masing selisih
(- 0.5%)² = 0.25%
(4.5%)² = 20.25%
(- 5.5%)² = 30.25%
- Hitung rata-rata dari kuadrat selisih
(0.25% + 20.25% + 30.25%)3 = 17.58%
- Hitung akar dari rata-rata kuadrat selisih
17.58% = 4.19%
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas, deviasi standar pengembalian portofolio adalah sebesar 4.19%.
b. Menghitung Return Portofolio
Di bandingkan dengan risk portofolio, menghitung return portofolio cenderung lebih mudah. Simak perhitungan selengkapnya di bawah ini:
Return portofolio = (50% x 10%) + (30% x 15%) + (20% x 5%)
= 10.5%
Jadi, melalui perhitungan di atas, ditemukan rata-rata pengembalian portofolio selama 1 tahun adalah sebesar 10.5%.
Melihat hasil perhitungan tersebut, baik risk maupun return portofolio, dapat dilihat bahwa portofolio tersebut memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar jika dibandingkan dengan deviasi standar pengembalian sebesar 6%.
Sebab deviasi standar dari aktivitas investasi tersebut memiliki pengembalian portofolio sebesar 4.19%. Namun, pengembalian portofolio juga memiliki nilai yang lebih rendah yaitu 10.5%, dibandingkan dengan pasar yang memiliki pengembalian sebesar 12%.
Dalam menghitung risk dan return portofolio, kamu harus memperhatikan tujuan investasi, profil risiko, dan preferensi investasi mereka. Melalui pemahaman tentang cara menghitung risk dan return portofolio, kamu dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan berpotensi menghasilkan keuntungan yang optimal.
Selain memperhatikan nilai risk dan return, kamu juga perlu memilih tempat investasi atau trading yang aman dan tepercaya. Pasalnya, meski tidak mengalami risiko penurunan harga pasar, kamu bisa saja mengalami kerugian akibat penipuan oleh broker bodong.
Jika berminat untuk trading saham, forex, atau instrumen lainnya, gunakan platform HSB. Kami menyediakan produk trading online terbaik dengan proses yang cepat dan mudah. Bahkan kamu bisa melakukan diversifikasi portofolio dengan instrumen trading lainnya secara lebih mudah.
Download HSB segera dan raih peluang mendapatkan keuntungan maksimal dari aktivitas trading kamu sekarang juga!***