Home Pengetahuan Keuangan Apa Itu RSI Divergence dalam Trading?

Apa Itu RSI Divergence dalam Trading?

by HSB
rsi divergence

Dalam dunia trading, ada istilah yang disebut dengan RSI Divergence. RSI berkaitan dengan momentum indikator yang memperlihatkan grafik kepada investor. Sedangkan divergence, dapat dikatakan sebagai sinyal trading yang berguna untuk melihat perbedaan dan pergerakan harga pada indikator.

RSI Divergence biasanya digunakan para trader sebagai acuan pengambilan keputusan trading. Hal ini karena cara kerja divergence sebagai pemberi sinyal, memungkinkan trader melihat apakah suatu tren akan terus melanjutkan pergerakannya atau justru mengalami pelemahan. Untuk mengetahui apa itu RSI dan divergence secara lebih jauh, simak penjelasannya di bawah ini.

Apa itu Relative Strength Index (RSI)?

RSI kepanjangan dari Relative Strength Index, yaitu salah satu momentum indikator yang digunakan untuk memperlihatkan level overbought dan oversold. Untuk mengetahui sebuah aset itu overbought atau oversold, caranya dengan menggunakan skala 0 hingga 100 di grafis RSI.

Berikut arti dari angka-angka tersebut:

  • Jika RSI mendekati angka 0, artinya aset berada pada fase jenuh jual atau oversold. Oversold sendiri adalah sebuah kondisi yang mana aset diperdagangkan di bawah harga.
  • Jika RSI mendekati angka 100, artinya aset berada pada fase jenuh beli atau overbought. Overbought merupakan kondisi yang mana aset diperdagangkan di level harga tertinggi.
  • Jika RSI berada pada sekitaran angka 50%, artinya pasar sedang tidak bisa menentukan pembelian atau penjualan.

rsi divergence

Apa Itu RSI Divergence?

RSI Divergence merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh seorang trader untuk melihat tren reversal atau pembalikan arah. Dalam konteks ini, kamu dapat melihat perbedaan tren antar harga dan RSI itu sendiri.

Konsep RSI dan divergence dapat digunakan di segala time frame, tetapi akan lebih efektif jika keduanya diaplikasikan pada time frame besar dan currency pair yang ingin diperdagangkan.

Cara Kerja RSI Divergence

Untuk cara kerjanya, divergence akan muncul di chart bar ketika aset dan indikator, serta aset atau index lainnya bergerak ke arah yang berbeda. Dalam analisis teknikal, trader akan membuat keputusan bertransaksi dengan cara mengidentifikasi situasi divergence. 

Situasi ini yang kemudian menunjukkan harga saham dan satu set indikator yang berkaitan, seperti Money Flow Index (MFI) bergerak di arah berlawanan.

Baca Juga:  Arti Bearish dan Bullish di Pasar Modal & Cara Mengidentifikasinya

RSI sebagai momentum indikator akan mengukur kecepatan dan pergerakan perubahan harga. Sebab itu, RSI cenderung mengikuti arah market. Tetapi, jika divergence terjadi, artinya terdapat signal yang potensial untuk pembalikan tren.

Indikator Bullish Divergence

Terdapat beberapa indikator teknis yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan divergence. Berikut analsis yang bisa digunakan pada posisi bullish divergence.

1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD merupakan indikator bedasar moving average, di mana sinyal dapat diambil pada crossover. Dengan cara ini, indikator memiliki karakter tertinggal.

Akan tetapi, karakter tertinggal dari MACD hanya menyangkut sinyal utamanya yaitu sinyal crossover. Indikator ini juga memiliki dua fungsi utama, yaitu:

  • Kemampuan dalam melihat kondisi pasar yang diperpanjang ketika garis mendekati tanda overbought atau oversold.
  • MACD terkait divergence trading. Ketika puncak/bawah MACD berada pada arah yang berlawanan dari puncak/bawah harga, maka mendapatkan divergensi.

2. Stochastic Oscallitor

Stochastic Oscillator merupakan indikator yang terdiri dari dua garis yang sering berinteraksi satu sama lain. Pada bagian atas dan bawah indikator terdapat area overbought dan oversold.

Stochastic Oscillator merupakan indikator yang tepat dalam mengenali pengaturan terkait divergence trading. Untuk menemukan perbedaan aksi harga dengan Stochastic, kamu harus mencari perbedaan antara arah harga dengan Stochastics tops atau bottoms. Cara tersebut hampir serupa dengan cara yang dimiliki oleh MACD. 

Akan tetapi, Stochastic Oscillator memberikan lebih banyak sinyal divergence jika dibandingkan dengan MACD. Hal ini dikarenakan adanya karakter dinamis yang dimiliki oleh Stochastic. Dengan itu Stochastic Oscillator memberi lebih banyak peluang dibandingkan MACD.

3. Relative Strength Index (RSI)

Relative Strength Index (RSI) merupakan indikator lain yang dapat digunakan pada divergence

Indikator RSI terdiri dari satu garis, yang bergerak di antara zona overbought dan oversold. Dengan cara ini, RSI mempunyai karakter terdepan. Oleh sebab itu, RSI merupakan indikator yang baik dalam melihat divergensi pada grafik aset kripto.

Ketika trader menemui ketidakcocokan antara bagian atas atau bawah price action dan bagian atas atau bawah RSI, pola tersebut dapat dianggap sebagai pola divergence. Jika seorang trader melihat pola tersebut, dapat diartikan jika aset kripto tersebut akan memberikan sinyal masuk awal untuk trading.

Bullish Divergence Pattern

the rsi indicator

Terdapat dua jenis divergence yang ditemui pada grafik harga aset kripto, yaitu regular divergence dan hidden divergence.

Regular Divergence

Regular divergence terbagi menjadi dua kategori divergence, yaitu regular bullish divergence dan regular bearish divergence. Keduannya mempunyai peran krusial dalam menunjukkan pembalikan harga. 

Baca Juga:  Kenali Leverage Buyout Agar Anda Tidak Salah Langkah

Regular bullish divergence terjadi apabila harga sebenarnya dari sebuah aset kripto menunjukkan posisi lowest low dibandingkan dengan posisi highest low yang ditunjukkan oleh indikator. 

Hidden Divergence 

Seperti halnya regular divergence, hidden divergence juga memiliki dua tipe. Yaitu hidden bullish divergence serta hidden bearish divergence. Hidden divergence berlawanan dengan regular divergence dan menunjukkan bahwa retracement turun telah berakhir dan tren kemungkinan akan berlanjut. 

Hidden bullish divergence terjadi ketika harga saham aktual menunjukkan posisi terendah yang lebih tinggi dibandingkan dengan lower low pada indikator. Bullish divergence menunjukkan pembalikan tren yang akan datang atau setidaknya menelusuri kembali tren turun.

Cara Mengetahui Pola Bullish Divergence

Grafik di atas adalah contoh pola bullish divergence antara price action dan indikator Relative Strength Index (garis ungu).

Dari grafik tersebut, harga menunjukkan tren turun yang jelas, sedangkan RSI naik. Artinya, meskipun harga mungkin turun, sentimen pasar mulai menguat.

Jika kamu masih bingung bagaimana cara mengetahui keberadaan bullish divergence pattern pada grafik aset kripto, terdapat beberapa faktor yang perlu dipahami sebelum memasuki pasar aset kripto. 

  1. Sebuah grafik yang bekerja pada dua variabel adalah faktor utama untuk melihat divergence. Terdapat banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengetahuinya, seperti indikator Relative Strength Index (RSI).
  2. Carilah situasi di mana RSI menunjukkan pembalikan tren seperti dari downtrend ke uptrend.
  3. Kemudian, temukan dan analisis area yang sesuai pada grafik dan temukan divergence seperti harga tertinggi pasar diikuti oleh harga tertinggi yang sedikit lebih tinggi.
  4. Trader harus tahu tentang tindakan harga yang berbeda yang dapat menyebabkan divergence

Menggunakan Settings untuk RSI Divergence

Untuk menggunakan RSI divergence, masing-masing trader pasti memiliki pengaturan atau settings yang digemari. Tetapi, seorang trader pemula dapat menggunakan pengaturan dasar untuk indikator RSI, yakni:

  • 14 period
  • 30/70 signal levels

2 Cara Mengaplikasikan Indikator RSI Divergence Saat Trading

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa indikator RSI berfungsi memberi tahu trader sedang berada pada titik jenuh, baik itu jenuh jual maupun beli. Untuk wilayah overbought dan oversold sendiri ditentukan berdasarkan konsensus. Tetapi, biasanya skala yang digunakan dalam RSI adalah 30 hingga 70.

Maksud dari skala ini untuk menunjukkan, jika kamu sedang overbought maka skalanya berada di ambang 70. Sebaliknya, jika kamu sedang berada pada wilayah oversold, maka skalanya berada diambang 30. Adapun berikut ini cara menggunakan RSI saat overbought dan oversold.

1. Cara Menggunakan RSI Divergence Saat Overbought

Saat menganalisis pergerakan pasar, kamu bisa mengatur batas kamu sendiri. Meskipun grafik RSI rata-rata menggunakan patokan 70 untuk overbought. Perlu kamu ingat, bahwa overbought adalah situasi yang dapat dikatakan rawan koreksi harga.

Baca Juga:  Mengenal Kondisi Bear Market Trading Saham dan Cara Menghadapinya

Jika aset sudah terlalu jenuh, tren harga biasanya akan cepat berbalik turun. Dalam kondisi ini, kamu harus bisa memanfaatkan momentum overbought supaya cepat mendapat keuntungan.

Sebelum mencapai angka 70, biasanya divergence akan memberi kamu sinyal bullish saat harga berada di atas ambang 50. Artinya, kamu bisa mulai bersiap mengambil momentum.

2. Cara Menggunakan RSI Divergence Saat Oversold

Ketika harga berada di bawah skala garis 50, artinya kamu harus sudah mulai waspada. Sebab, harga aset kamu bisa jadi terindikasi sedang bearish. Angka indeks RSI-nya pun bisa melandai menembus garis oversold. 

Secara literal, oversold akan terjadi saat harga berada di bawah nilai intrinsik. Artinya, situasi ini berpotensi disusul dengan sinyal rebound saat harga akan mulai pulih. Sebagai seorang trader, kamu dapat memanfaatkan momentum ini untuk menimbun aset dan menunggunya sampai harga aset berangsur membaik.

Manfaat Menggunakan RSI Divergence

3 Manfaat Menggunakan RSI Divergence Saat Trading

Kehadiran RSI Divergence dalam proses trading sangat membantu para trader, khususnya dalam melihat pergerakan harga yang berubah begitu cepat. Maka tidak heran, kalau banyak trader yang menggantungkan keputusannya pada kinerja divergence ini. Adapun manfaat lainnya menggunakan RSI dan divergence saat trading yang akan diuraikan di bawah ini.

1. Menunjukkan Kondisi Pasar

RSI memiliki manfaat yang hampir sama dengan indikator stochastic, yaitu menunjukkan kondisi pasar, khususnya kondisi overbought dan oversold. Kehadiran skala pada grafiknya sangat membantu trader dalam meninjau kondisi pasar secara berkala.

2. Menentukan Trend

Sebagai sebuah indikator yang populer, RSI biasanya digunakan untuk mengonfirmasi pembentukan sebuah trend. Saat trend telah terbentuk, segera cek dan pastikan apakah garisnya berada di atas angka 50 atau di bawah 50.

Untuk menghindari sinyal yang keliru, maka perlu menunggu garis menembus angka 50. Ini bertujuan untuk mengkonfirmasi lebih lanjut, tren apa yang akan terbentuk.

3. Memberi Rekomendasi Pengambilan Keputusan Trading

Banyak trader yang mengacu pada RSI dalam pengambilan keputusan trading. Hal ini karena memungkinkan trader untuk melihat pergerakan dan perubahan yang lebih detail.

Demikian penjelasan tentang RSI Divergence serta cara menggunakannya dalam trading forex. Melakukan analisis pasar dengan RSI juga dapat kamu aplikasikan saat melakukan trading emas online di HSB Investasi. Kamu bisa melakukannya dari mana dan kapan saja. Download aplikasinya sekarang juga dan mulai tradingmu bersama HSB.***

Mungkin kamu suka

HSB Investasi

HSB Investasi merupakan perusahaan pialang fintech dengan fokus dan mengutamakan Iam menyediakan layanan jasa Perdagangan Foreign Exchange (Forex), Komoditas dan Indeks Saham (stock index) dibawah PT. Handal Semesta Berjangka. Diawasi oleh otoritas keuangan, terdaftar dan diawasi oleh Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi.

Contact Us

Hotline:

+62 21-501-22288