Asal Usul Indikator Bollinger Bands Diciptakan!
Jika kamu sudah lama berkecimpung di dunia trading, pasti tidak asing lagi dengan Bollinger Bands, salah satu indikator teknikal paling populer yang digunakan oleh trader di seluruh dunia. Namun, pernahkah kamu penasaran dari mana sebenarnya asal usul indikator ini dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan mengusut lebih dalam tentang sejarah dan dasar dari Bollinger Bands, siapa penciptanya, serta mengapa indikator ini begitu efektif dalam membantu trader menganalisis volatilitas pasar.
Mari kita telusuri bersama asal dasar dari Bollinger Bands dan pelajari bagaimana alat ini dapat menjadi kunci sukses dalam strategi tradingmu!
Siapa itu John Bollinger?
John Bollinger lahir pada tahun 1950 dan tumbuh di sebuah keluarga yang memiliki minat dalam dunia keuangan dan investasi. Sejak kecil, ia telah memiliki ketertarikan dalam hal ini dan mulai berinvestasi di pasar saham ketika ia masih berusia belasan tahun.
Setelah menyelesaikan pendidikan di bidang matematika dan statistika, John Bollinger melanjutkan karirnya di dunia trading dan analisis teknikal. Pada tahun 1980-an, John Bollinger menciptakan indikator teknikal yang terkenal dengan nama Bollinger Bands.
John Bollinger juga dikenal sebagai penulis beberapa buku tentang analisis teknikal dan menjadi pembicara di berbagai seminar dan konferensi trading di seluruh dunia.
Selain itu, ia juga mengelola sebuah dana investasi yang sukses dan memberikan wawasan dan pandangan yang berharga bagi para trader dan investor. Dengan karir yang sukses dan kontribusi besar dalam dunia trading, John Bollinger dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam industri keuangan.
Sejarah Indikator Bollinger Bands
Indikator Bollinger Bands pertama kali dikembangkan oleh seorang trader dan analis teknikal bernama John Bollinger pada awal tahun 1980-an. Ide awal pengembangan indikator ini adalah untuk membantu John Bollinger dalam trading saham dan mengidentifikasi kondisi pasar yang sedang mengalami overbought atau oversold.
Dalam pengembangan indikator ini, John Bollinger menggunakan konsep dasar dari moving average (MA) dan standar deviasi. Indikator Bollinger Bands terdiri dari 3 garis, yaitu upper band, middle band, dan lower band.
Pada awalnya, John Bollinger menggunakan periode 20 untuk menghitung nilai MA pada indikator ini. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa penggunaan variasi periode waktu pada indikator ini dapat memberikan hasil yang lebih baik. Sebagai hasilnya, ia mulai menggunakan variasi periode waktu pada indikator Bollinger Bands.
Setelah mengembangkan indikator ini, John Bollinger mulai memperkenalkannya pada trader lainnya dan menjadi sangat populer di kalangan komunitas trading. Penggunaan indikator Bollinger Bands pun semakin bervariasi, mulai dari trading saham hingga forex, komoditas, dan instrumen keuangan lainnya.
Dalam sejarah pengembangan indikator Bollinger Bands, indikator ini telah membuktikan dirinya sebagai salah satu indikator teknikal yang paling populer dan bermanfaat dalam dunia trading. Kepintaran John Bollinger dalam menggabungkan ilmu matematika dan statistika dengan pengalaman trading, serta kemampuannya dalam terus mengembangkan indikator ini seiring waktu telah memberikan kontribusi besar bagi dunia trading dan investasi.
Strategi Trading dengan Bollinger Band
Setelah mengetahui siapa John Bollinger dan sejarahnya dalam mengembangkan indikator bollinger bands, sekarang kamu harus memperhatikan hal ini sebelum menggunakan strategi ini, diantaranya adalah:
1. Identifikasi Trend
Cara baca Bollinger Band yang pertama adalah kamu perlu mengidentifikasi arah tren pasar terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan indikator lain seperti Moving Average atau MACD. Setelah tren teridentifikasi, trader dapat menggunakan Bollinger Bands untuk membantu memperkirakan kapan harga akan naik atau turun.
2. Menggunakan Kombinasi Indikator
Bollinger Bands dapat digunakan secara efektif dengan mengkombinasikannya dengan indikator lain, seperti RSI atau stochastic oscillator. Kombinasi ini dapat membantu trader untuk mengkonfirmasi sinyal trading dan mengidentifikasi peluang trading yang lebih akurat.
3. Mempertimbangkan Time frame
Kamu juga perlu mempertimbangkan time frame yang digunakan saat menggunakan Bollinger Bands. Jika kamu menggunakan time frame yang lebih pendek, maka Bollinger Bands akan memberikan sinyal trading yang lebih sering dan kurang akurat. Sebaliknya, jika kamu menggunakan time frame yang lebih panjang, maka Bollinger Bands akan memberikan sinyal trading yang lebih jarang namun lebih akurat.
4. Menggunakan Stop Loss & Take Profit
Seperti halnya dalam strategi trading lainnya, kamu perlu menggunakan Stop Loss dan Take Profit untuk membatasi risiko dan memaksimalkan keuntungan.
Dalam penggunaan Bollinger Bands, Stop Loss dapat ditempatkan di bawah lower band ketika melakukan buy, atau di atas upper band ketika melakukan sell. Sedangkan Take Profit dapat ditempatkan di dekat middle band atau di atas upper band untuk buy, dan di dekat middle band atau di bawah lower band untuk sell.
5. Menghindari Sideways
Bollinger Bands tidak efektif digunakan pada kondisi pasar sideways atau sideway market. Oleh karena itu, kamu perlu menghindari melakukan trading saat pasar berada pada kondisi ini dan menunggu sampai terjadi pergerakan harga yang lebih jelas.
Contoh Penggunaan Indikator Bollinger Bands
Sebagai contoh studi kasus penggunaan Bollinger Bands dalam trading forex, trader dapat menggunakan Bollinger Bands untuk mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold pada pair mata uang tertentu. Misalnya, kamu ingin melakukan trading pada pasangan mata uang NZD/USD pada time frame 1 jam.
Pertama, kamu perlu mengamati pergerakan harga NZD/USD pada chart 1 jam dan mengidentifikasi arah tren pasar yang sedang terjadi. Setelah tren teridentifikasi, kamu dapat menggunakan indikator Bollinger Bands dengan periode 20 dan deviasi standar 2 pada chart yang sama.
Jika harga melewati upper band Bollinger Bands, maka kondisi pasar dapat dikatakan overbought dan trader dapat mempertimbangkan untuk melakukan sell pada pair tersebut. Sebaliknya, jika harga melewati lower band Bollinger Bands, maka kondisi pasar dapat dikatakan oversold dan trader dapat mempertimbangkan untuk melakukan buy pada pair tersebut.
Selain itu, trader dapat menggunakan indikator RSI atau stochastic oscillator untuk mengkonfirmasi sinyal trading yang dihasilkan oleh Bollinger Bands. Jika kedua indikator itu menunjukkan kondisi overbought atau oversold yang sama dengan Bollinger Bands, maka sinyal trading menjadi lebih valid.
Trading dengan Bollinger Bands Tanpa Risiko!
Sobat Trader, setelah menjelaskan topik di atas, bollinger Bands adalah salah satu alat analisis teknikal yang paling terkenal dan digunakan secara luas dalam trading.
Pengembangan indikator ini oleh John Bollinger telah membantu trader dan investor dalam mengidentifikasi peluang trading, mengukur volatilitas, dan mengenali kondisi pasar yang overbought atau oversold.
Meskipun telah berusia beberapa dekade, Bollinger Bands tetap menjadi alat yang relevan dan berharga dalam analisis teknikal modern. Trader dapat menggunakannya bersama dengan alat analisis lainnya untuk membuat keputusan trading yang lebih baik.
Inilah mengapa akun demo trading HSB berperan penting. Dengan akun demo ini, kamu bisa belajar trading menggunakan indikator bollinger bands tanpa risiko kehilangan uang sungguhan, sehingga kamu dapat meningkatkan kemampuan trading kamu dengan percaya diri.
Di akun demo HSB, secara otomatis kamu akan diberikan dana virtual hingga $100,000 yang tentunya bisa digunakan untuk mencoba beragam metode trading, posisi, hingga melatih kemampuanmu dalam menganalisa pergerakan tren pasar. Kamu bisa memanfaatkan akun demo di aplikasi trading HSB yang meraih penghargaan “The Most Innovative Broker 2022” dari ICDX.
Aplikasi HSB Investasi tersedia di Android dan iOS yang mudah digunakan dengan adanya fitur CS online 24 jam, talent board dan menu deposit yang dapat membantu kamu dalam mengeksekusi trading jadi lebih mudah, cepat dan efisien.
Kamu bisa mencoba trading secara real-time dengan 45 instrumen berupa 17 pasangan mata uang forex, 20 saham AS terpopuler, 5 Indeks raksasa dunia, dan 3 jenis komoditi paling hits seperti logam mulia emas, perak, serta minyak mentah tanpa harus khawatir merugi di aplikasi trading HSB.
Jika sudah siap, kamu bisa mulai memasuki keseruan pasar trading dunia bersama HSB hanya dengan 4 langkah simple ini:
1. Registrasikan akun live HSB dengan menyertakan dokumen pendukung
2. Tunggu panggilan telepon tim KYC HSB untuk verifikasi data dirimu
3. Buat deposit trading melalui segregated account HSB yang telah teregulasi
4. Dan mulai pengalaman seru meraih peluang profit trading di pasar global dunia!
Komitmen dan dukungan penuh HSB untuk menjaga keamanan serta transparansi transaksi nasabahnya terwujud dalam regulasi resmi yang disahkan oleh BAPPEBTI di bawah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Regulasi menjadi manajemen risiko trading paling dasar yang perlu Sobat Trader utamakan.
Bukan hanya aman, transparan, dan terdepan, HSB juga terus berupaya mengedukasi seluruh tradernya melalui beragam sumber media belajar trading baik online maupun offline sebagai bentuk dedikasi HSB melahirkan trader-trader sukses di Indonesia. Jadi, tidak ada alasan bagimu untuk menunda peluang kesuksesan trading. Bergabunglah dengan HSB sekarang dan raih peluang profit tradingmu kemudian!***