BI Akhrinya Buka Suara Alasan yang Jadi Pemicu Rupiah Terus Melemah
Dilansir dari Kontan, Nilai tukar rupiah terus mengalami penurunan. Pada perdagangan Kamis (20/6), kurs rupiah tercatat turun 0,32% ke level Rp 16.420 per dolar AS dari posisi sehari sebelumnya di Rp 16.368 per dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan dari aspek domestik, rupiah cenderung berfluktuasi salah satunya dipicu adanya persepsi terhadap kelangsungan fiskal ke depan terkait dengan pemerintahan selanjutnya.
Selain itu, rupiah juga cenderung naik turun disebabkan oleh kenaikan permintaan valas oleh korporasi, termasuk untuk repatriasi dividen.
Dari segmen global, penurunan nilai tukar rupiah dipengaruhi dampak tingginya ketidakpastian pasar global, terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah penurunan Fed Funds Rate (FFR), penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan masih tingginya ketegangan geopolitik.
Faktor-faktor tersebut, lanjutnya yang membuat keadaan nilai tukar rupiah cenderung berfluktuasi, meski sempat menguat pada level Rp 15.900 per dolar AS, setelah BI menaikkan BI Rate ke level 6,25% pada April 2024.
Akan tetapi, BI meyakini keadaan nilai tukar rupiah pada akhir tahun ini akan cenderung membaik, meski tidak akan berlangsung dalam waktu dekat.“Apakah BI melayani rupiah ke depan mengalami perbaikan? Yes. Fundamentalnya akan berkembang, tapi dari perubahan bulan ke bulan faktor-faktor informasi sentimen akan membuat volatilitas naik turun, nah itu yang terus kita lakukan,” ungkapnya.